Bab 527: Sultan Lei Mengaktifkan Mode Cemburu Memanjakan Istri
Awalnya Lan Xin berencana membelikan bos juga agar trio ayah-anak bisa memakai topi keluarga. Tapi bos sudah membaca semua rencana ini.
Saat dia mengangkat barang konyol itu, bos dengan gerakan senyap telah mengambil benda berbentuk tongkat di sampingnya.
Lan Xin segera berpikir jahat, eh...
Lei Tingyu sedang memperingatkannya, jika mengganggu proses, apakah dia akan menggunakan barang ini untuk menghukumnya?
Wajahnya memerah sampai tak karuan, Lan Xin mendengar pramuniaga di sampingnya memperkenalkan.
"Ini sisir gulung tulang yak, digunakan oleh suku bangsa pastoral untuk menyisir rambut."
"Hah, ternyata cuma buat menyisir rambut? Bukan--" Lan Xin tanpa sengaja berpikiran kotor.
Tadinya mengira, ini digunakan saat berguling di ranjang...
"Nyonya, maksud Anda--?" Pramuniaga kebingungan.
Lan Xin melihat ekspresi setengah tertawa sang boss, langsung tahu si brengsek ini pasti sudah tahu dia akan salah paham, sengaja menyesatkannya!
"Tidak apa, kalau memang barang polos seperti ini, dua barang ini akan kubeli sekalian." Lan Xin mengambil topi harimau yang merusak citra tadi ditunjukkan ke boss, serta sisir gulung yang bentuknya sangat kotor menurutnya.
"Suamiku, kamu tidak akan menghentikan istrimu yang penuh rasa ingin tahu ini membeli lebih banyak barang tradisional untuk menghias rumah kita, kan? Barang ini harus bisa dipakai untuk banyak keperluan!"
Lan Xin berkata licik, dalam hati berpikir, hehe, kamu juga bagian dari rumahku!
Asal barang sudah dibeli, takkan ada kesempatan untuk mengelabuinya!
Hasilnya, boss malah mengangguk setuju.
"Kata-katamu masuk akal."
Mulut Lan Xin semakin melebar, seolah sudah melihat boss memakai topi kepala harimau yang bisa diposekan sesuka hatinya.
Boss menatap panjang benda berbentuk sangat jahat di tangan Lan Xin dengan pandangan penuh makna.
"Satu barang banyak fungsi, memang benar." Lihat barang di tangan Lan Xin, lalu melihat Lan Xin, kemudian mengangguk.
Punggung Lan Xin merinding, tiba-tiba punya firasat tidak baik.
Orang ini pasti sedang mengancamnya! Jika topi menggelikan ini ditaruh di kepalanya, dia akan menggunakan barang jahat itu padanya...!!!
"Hehe, kurasa aku tidak perlu." Lan Xin mengembalikan barang itu, boss berbicara tentang kualitas dalam.
"Sebenarnya, aku tidak keberatan satu barang banyak fungsi."
"A-ku-ke-beratan!" Lan Xin protes.
Integritas suaminya masih utuh, integritas boss sudah patah tulang bubuk.
Bermain sepuasnya, sangat puas, membeli banyak barang remeh berantakan, tidak mahal, semuanya barang ratusan ribu rupiah, tapi Lan Xin sangat bahagia. Hiburan santai seperti ini yang biasa dimiliki keluarga biasa, sangat langka muncul di keluarga mereka.
Boss juga berusaha memenuhi janji pada Lan Xin, memberikan kehidupan orang biasa sebisanya. Awalnya bisa memesan seluruh lantai, tapi antri sendiri sambil membawa istri dan anak bermain secara anonim, tetap menyenangkan.
Saat keluar, boss menggendong putra dengan tangan kiri, tangan kanan membawa banyak barang. Lan Xin menggendong putra bungsu berkata, "Suami sering fitnes, ada manfaatnya juga ya."
Sudah sampai di pintu, tiba-tiba seorang pria menyerbu. Boss tanpa pikir panjang menghalangi di depan Lan Xin. Menyangkut putra sulung yang baru saja mengalami penyanderaan, keluarga yang sedang di luar harus selalu lebih waspada.
Hanya melihat pria ini tiba-tiba memasukkan tangannya ke dalam pakaian, boss sudah meningkatkan kewaspadaan, mungkinkah dia akan mengeluarkan senjata?
Bodyguard keluarga Lei serempak menyerbu, dengan gerakan cepat, menekan pria itu ke tanah. Bodyguard terlatih itu menekan tangan lawan dengan Krak, hasilnya yang jatuh dari tangan pria itu bukan senjata, melainkan...
Selembar kertas? Lebih tepatnya, sebuah kartu nama!
Pria itu penuh kekesalan.
"Kenapa sih! Cuma mau tanya, apakah keluarga empat orang ini berminat memotret foto? Perusahaan kami sedang mencari duta produk, aura kalian sangat cocok..."
Hah, berani-berainya pemandu bakat ini mengincar kami?
Kekhawatiran sia-sia, rupanya pemandu bakat tertarik pada keluarga boss. Suaminya tampan, istrinya cantik, dua anak imut dengan nilai kelucuan tak terkalahkan, tak kuasa menanyakan apakah mereka bersedia jadi duta susu formula.
Hal seperti ini tentu tidak mungkin disetujui boss. Langsung menyuruh pengawal yang ikut menanganinya, pergi meninggalkan tempat sambil membawa istri dan anak.
Dia sangat berharap bisa mengurung istrinya di rumah, hanya dia sendiri yang boleh melihat.
Baru keluar buka yayasan saja sudah menarik perhatian orang mengira dia perempuan lajang, apalagi dikirimi bunga, Goblog!
Kalau sampai ikut syuting iklan sembarangan, bukankah akan lebih banyak pria liar mengawasi istrinya?
Benar-benar tidak boleh!
Lan Xin agak menyesal, bukan karena tidak bisa syuting iklan, tapi—
"Suamiku, sepertinya kita belum pernah benar-benar memotret foto keluarga ya?"
"Saat bayi-bayi berusia seratus hari, memang sudah banyak difoto, tapi itu bukan foto profesional. Dia juga ingin memotret lebih banyak."
"Nanti, aku akan ajak kalian berlayar, terserah kamu mau foto sepuasnya." Boss memarkir mobil di depan restoran, berkata sekadar.
Lan Xin baru teringat, dia masih memiliki sebuah kapal pesiar. Kebetulan cuaca cerah, bisa mengajak seluruh keluarga berlayar. Langit biru berawan, pasti bisa memotret banyak foto bagus.
"Nanti ajak si pemimpin juga. Dia kan profesional, bisa membantu kami mengambil foto bagus... Jika Wenwen bisa ikut, pasti semakin bagus."
Entah apakah Wenwen dan si pemimpin masih mungkin bersatu, Lan Xin ingin memanfaatkan segala kesempatan untuk menjodohkan mereka.
Setelah makan bersama di luar dan jalan-jalan sebentar, sepulangnya Lan Xin memenuhi Janjinya menghangatkan tempat tidur suaminya, berguling-guling dengan riang. Dia mengira tong cuka Lei-nya mungkin sudah lupa soal ada yang mengirim bunga.
Soalnya mereka bermain sangat gembira, malam itu dia juga sangat bersemangat. Boss sama sekali tidak menyinggung, siapapun akan mengira dia sudah lupa.
Tapi keesokan harinya, setelah bangun dan merapikan diri, Lan Xin turun tangga hendak mengajak kedua putranya berjemur. Berdiri di tangga memandang lautan bunga di lantai satu, bulu kuduknya berdiri, mengira matanya salah lihat.
"Ini... peralatan listrik apa ini?"
Lantai satu dikepung hamparan bunga!
Mawar berbagai warna!
Menumpuk memenuhi seluruh ruangan!
"Sekilas jelas lebih dari 9999 tangkai, Lan Xin curiga kalau Sultan Lei membelinya berton-ton!
Bahkan diatur membentuk hati raksasa yang terlihat sangat megah.
"Ini perintah Tuan muda untuk Nyonya muda. Dari pagi sudah mulai diatur, sampai-sampai pelayan mau belanja ke pasar pun tak bisa keluar..." Teriak Bibi Chen dari kejauhan sambil berdiri di bangku, berusaha berkomunikasi dengan Lan Xin.
Tidak ada cara untuk lewat, rumah sudah penuh bunga sampai ke langit-langit.
Garis hitam muncul di dahi Lan Xin.
Masih kekanak-kanakan sekali si Sultan Lei ini! Hanya karena ada yang mengirimkan bunga untuknya, sampai segitukah sifat pelitnya? Berani-berannya memenuhi rumah sampai tak ada ruang gerak...
