Bab 541 Lei Tingyu, kamu akan memiliki seorang putri
boss menampilkan wibawa sebagai ayah, lalu melanjutkan makan dengan puas. Dari cahaya sudut matanya, ia melihat istrinya makan dengan cara makan kucing kecil, sesuap demi sesuap, terlihat sangat tidak berselera.
"Makan lebih banyak." boss menukar nampan makannya dengan sang istri, lalu dengan natural mulai menyantap sisa makanannya.
Lan Xin cemberut.
"Aku tidak mau makan." Saat ini, ia sangat ingin makan asam plum buatan ibunya.
boss meliriknya. Selama ini ia berusaha keras membuatnya gemuk, tapi gadis ini selalu tidak mau makan dengan baik. Padahal sudah punya bayi, tubuhnya masih tetap kurus.
"Tidak boleh, harus dihabiskan. Sekarang kamu sudah jadi ibu, tidak boleh memberi contoh buruk pada anak."
Lan Xin mencibirkan bibir, "Justru karena jadi ibu, makanya tidak mau makan."
Ini... tantangan terbuka terhadap otoritasnya? boss mengerutkan alis tebalnya, hendak berkata sesuatu.
Tiba-tiba ia melihat Lan Xin membelai perutnya, bergumam sendiri.
"Bukankah wanita hamil seharusnya pilih-pilih makanan dan lebih manja?"
boss yang sedang minum kopi, mengerutkan kening.
"Logika apa itu? Apa karena hamil boleh tidak makan dengan baik—Tunggu, wanita hamil?!"
Pandangannya langsung menancap ke perut Lan Xin.
Permukaannya masih rata, tapi dia bilang... hamil?!
"Iya, aku hamil lagi. Meskipun aku sendiri tidak tahu sebenarnya bagaimana bisa hamil."
"Bayi ini datangnya terlalu mendadak, seperti hadiah kejutan dari Tuhan!"
Lan Xin akhirnya bisa memberitahukan kabar baik ini padanya.
Krak! Gelas kopi boss jatuh ke lantai, seluruh tubuhnya membeku seperti batu.
"I-ini... Ini terlalu tiba-tiba!"
Dua bocah kecil tak bergerak sedikitpun, menatap Ayah dan Ibu mereka.
Lan Xin memperhatikan boss yang terpaku seperti difoto, dalam hati tertawa geli.
Pelayan buru-buru membersihkan lantai, sementara boss masih terpaku tak bergerak.
Lan Xin dengan santai mengangkat gelas susunya, menatap boss sambil berkata bergurau:
"Sayang, saat makan harus patuh aturan!" Lan Xin mengembalikan perkataan tentang anak yang barusan diucapkannya.
"Sudah berapa bulan..." Otak boss masih kosong, setiap pertanyaan dijawabnya dengan insting.
"Lebih dari sebulan. Meski aku tahu suami tak ingin aku menjalani operasi lagi, tapi..."
"Siapa suruh benihmu terlalu berambisi? Tiba-tiba saja sudah bertunas!"
Perasaan boss saat ini campur aduk. Meski sebelumnya bahkan ingin sterilisasi agar Lan Xin tak menderita lagi, tapi saat mendengar kabar kehamilannya, ada kegembiraan tak terucap yang menggelora.
Melihat boss termangu, dua bocah saling pandang lalu melompat dari kursi makan, memeluk kaki Ayah dari kiri dan kanan.
"Ayah! Jangan buang Adik!"
"Kami mau pelihara Adik!"
Keduanya mengira Ayah mereka sedang marah.
“Adik?” boss mengulangi perkataan kedua anak itu dengan ekspresi terkejut.
Lan Xin mengangguk malu-malu, "Sudah melakukan tes darah DNA janin, ada probabilitas 98% ini putri kecil yang kau nantikan."
Mulut boss sedikit melengkung, lalu kembali menjadi serius.
"Kondisi tubuhmu--"
Meski putri sangat diharapkan, kondisi fisik istri tetap menjadi fokus utama perhatian boss.
Boss tidak pernah melupakan segala penderitaan yang dialaminya saat mengandung kembar dulu.
Lan Xin mengangguk dengan bangga, "Selama kau tidak di rumah, aku melakukan deteksi menyeluruh! Super sehat! Dokter bilang aku bisa regenerasi tim basket!"
Kali ini, putri harus dibawa ke dunia ini dengan selamat!
Melihat ekspresi dingin boss, jika tidak terlalu memahami karakternya, Lan Xin bahkan mungkin mengira boss tidak terlalu menyukai anak-anak.
Dia hanya, terlalu khawatir pada dirinya sendiri~
"Dokter juga bilang, karena punya pengalaman melahirkan sebelumnya, kali ini relatif lebih ringan, tidak akan ada penderitaan seperti saat kelahiran pertama."
Pun jika ada, itu akan menjadi rasa sakit yang manis.
Kristalisasi cinta lainnya, adakah hal yang lebih indah dari ini?
Boss akhirnya lega, memandangi dua makhluk kecil yang bergantung di pahanya dan Lan Xin yang memohon dengan wajah penuh harap, antara ingin tertawa dan kesal.
"Berapa lama kalian berencana bergantung seperti ini?"
"Sampai Ayah tidak membuang Adik!"
Sang adik kecil, itulah harapan seluruh keluarga.
Juga harapan Lei Tingyu.
boss meraba kepala putra-putranya, kemudian menengadah, menatap Lan Xin dengan sedikit kesombongan.
“Tidak boleh tidak makan tepat waktu, tidak boleh kabur, apapun yang terjadi jangan lari. Selama kehamilan, semua hal harus menurutiku.”
Lan Xin mengangguk gugup.
Asalkan suaminya bersedia mempertahankan bayi ini, dia akan melakukan apapun.
boss berpikir sejenak, masih belum yakin, “Aku akan menyusun kontrak nanti, hitam di atas putih, supaya kamu tidak bisa mengelak!”
Lan Xin menjulurkan lidah, “Kamu sudah membuatku menandatangani begitu banyak kontrak, yang mana sih yang masih berlaku...”
Pelajaran sejarah mengajarkan Lan Xin sebuah fakta besi: amarah boss efektif untuk orang lain, tapi terhadapnya, selalu keras di awal lembut di akhir. Kalau benar-benar melukainya, yang pertama tidak tahan pasti dirinya sendiri.
La-la-la, mempermainkan kasih sayang kenapa? Suaminya punya modal untuk itu!
Setelah mendapat jaminan Lan Xin, boss mengangguk puas, lalu berdiri dan naik ke lantai atas.
Lan Xin merasa sedikit ragu.
Kok, dia tidak menunjukkan ekspresi kegembiraan yang meluap-luap ya?
Bukannya katanya sangat menantikan putri?
Maka Lan Xin mengikuti boss diam-diam ke lantai atas, dan hasilnya... dia melihat...
Lei Tingyu duduk di ruang belajar, sepertinya sedang memeriksa data, tapi pandangannya tidak tertuju ke komputer.
Dia sedang tersenyum.
Hati Lan Xin melembut, diam-diam berjinjit pergi, memberikan ruang ini untuk calon ayah yang sedang berbahagia.
Mana mungkin boss tidak menyukai anak, barusan dia benar-benar overthinking.
Mengingat saat melahirkan Xiao Qilin, boss jelas-jelas berpura-pura ingin seorang putri, tapi tetap sangat memperhatikan anak-anak.
Bukan memanjakan berlebihan, juga bukan disiplin berlebihan, tapi berusaha sebaik mungkin melatih putra-putranya menjadi kepribadian mandiri, memberikan pendidikan elit.
Lan Xin teringat bagaimana boss dulu melatih dirinya dari seorang gadis remaja yang polos menjadi nyonya rumah yang kini bisa menangani pekerjaan rumah secara mandiri. Dia tak bisa menahan harapannya, bahwa mereka akan bersama-sama melatih beberapa anak ini menjadi talenta paling hebat.
Mengusap perutnya, "Bayi, Ayahmu benar-benar sangat menantikan kedatanganmu."
Karena dia baru saja tertawa dengan sangat rileks.
Boss jarang tertawa selega itu, terakhir kali melihatnya seperti ini adalah saat dia melahirkan kedua putra dengan selamat, dia juga menunjukkan senyuman.
Sungguh, sangat menyukai gadis.
Lan Xin memutuskan untuk tidak masuk, membiarkan CEO otoriter yang menganggap dirinya sebagai Bing Shan~ biarkan dia pura-pura bersikap kejam~
Seberapa besar sebenarnya rasa suka Boss terhadap gadis, lihatlah apa yang akan dilakukannya berikut ini.
