Bab 549 Hati boss hanya sebesar lubang jarum
Boss mendengus dingin, "Gong Yun itu bisa membujuk adikku memanggilnya kakak, kenapa aku tidak bisa membuat putrinya memanggilku Ayah!"
Lan Xin diam.
Ini jelas-jelas menunjukkan rasa iri hati!
Lei Tingyu, hatimu sebenarnya hanya sebesar lubang jarum ya?
"Sebenarnya dulu Xiao Duo memanggilku paman. Belakangan ini dia menjalani operasi, secara emosional lebih rapuh. Wenwen tidak bisa ke sana, jadi dia memanggilku Ayah."
Boss juga mengakui, ini termasuk ikatan keluarga yang jarang ditunjukkannya.
"Kenapa harus operasi?" tanya Lan Xin dengan cemas.
"Radang usus buntu akut, tidak terlalu parah. Aku menyuruh orang menjemput anak itu, sering menemani dia."
Secara hukum, Lei Tingyu saat ini adalah satu-satunya wali yang sah untuk bertemu anak itu.
"Lalu kenapa menyembunyikan ini dariku! Seolah-olah kau mau berselingkuh!" Lan Xin menghujam boss.
Boss menunjuk dasinya, memberi isyarat: Kalau tidak menurut, akan diikat lagi!
"Kamu terlalu impulsif dalam bertindak. Kalau diberitahu, bisa-bisa kamu bocorin di depan Wenwen dan pemimpin!" Boss mengetuk kening Lan Xin.
Si kecil yang lebih sering merusak daripada menyelesaikan masalah ini, selalu ikut-ikutan menghasut.
Lan Xin menjulurkan lidah, "Kenapa tidak percaya pada istrimu sendiri!"
Boss melirik koper di lantai dengan tatapan dingin.
“Lihat, semua hal kikuk yang kamu lakukan ini, layakkah aku percaya?”
Saat terjadi perselisihan, langsung kabur dari rumah sambil membawa putra-putra!
Sekarang setelah dipikir-pikir, wajah Lan Xin agak memerah.
Baru saja sepertinya dia memang sedikit impulsif.
"Harusnya kamu senang aku bisa sebersemangat ini." Omong kosongnya.
Boss diam, hanya menyipitkan mata mengamatinya, lihat sampai kapan kau bisa mengarang cerita!
"Reaksiku yang berlebihan ini membuktikan aku peduli padamu! Istrimu peduli, bukankah ini hal bagus? Kalau aku dengar ada anak haram di luar, lalu dengan lapang dada bilang 'bawa pulang, aku yang rawut', harmonis keluarga, harmonis masyarakat, bukankah itu justru akan membuatmu menangis?"
Boss memukul kepalanya, "Bicara sembarangan!"
Melihat bekas cakarannya masih ada di wajah suami, bebat di lengan juga mulai longgar, Lan Xin akhirnya bertanya dengan wajah merah.
"Suamiku, apa menyayangi?"
"Menyayangi!"
"Ah!" Lan Xin buru-buru mendekat, tapi Boss menekannya dengan tegas, menunduk, dan mencium tegas perempuan tak punya hati ini.
Bersama dia, harus punya jantung yang kuat, kalau tidak cepat atau lambat akan mati kesal.
Akhirnya dengan satu ciuman melampiaskan semua ketidakpuasan dalam hati, Boss melepaskan Lan Xin yang wajahnya lebih merah dari buah persik.
"Kalau berani lagi makan tak jelas, hati-hati pantat bodohmu!"
“Bilang aku bodoh tapi masih menyentuhku...” Wajah Lan Xin memerah.
“Lihat apakah bisa membuatmu sedikit lebih pintar.”
Hasilnya, faktanya adalah, setelah menikah selama ini, dia sepertinya semakin bodoh di bawah manjanya.
Di luar masih lumayan, tapi di rumah, terutama saat berhadapan dengannya, semakin tidak karuan.
Boss memutuskan, malam ini mengurangi porsinya untuk menunjukkan wibawa pemimpin keluarga!
Um, menghajar kucing jahat harus tegas, biar dia tidak seenaknya kabur dari rumah. Kalau tidak diatur, ini bisa terbang ke langit!
“Suami, bagaimana kalau kita menjemput Xiao Duo kembali?”
Lan Xin langsung merasa tidak tenang setelah mendengar putri Wenwen masih sendirian di luar.
Wenwen sekarang tidak punya ingatan, dia dan boss sebagai keluarga seharusnya merawat bayi itu.
“Tidak boleh, nanti Gong Yun akan tahu.”
Sebelum IQ Wenwen turun ke level 10 tahun, dia pernah menyatakan ke boss bahwa tidak ingin Gong Yun tahu keberadaan anaknya.
“Mengapa Gong Yun tidak boleh tahu?”
Bukankah hubungan Gong Yun dan Wenwen sekarang baik-baik saja?
Sungguh berharap waktu bisa terabadikan seperti ini, membuat sepasang kekasih bisa hidup bahagia bersama tanpa terpisah.
“Masalah antara dia dan Wenwen sebenarnya cukup kompleks. Intinya, selama Wenwen belum ingat, Gong Yun masih akan merawatnya. Tapi kalau sudah ingat, keduanya akan sangat canggung.”
Jadi soal anak, lebih baik tunggu sampai Wenwen memiliki kesadaran diri, biar Wenwen sendiri yang putuskan apakah akan memberitahu Gong Yun.
boss sebagai Kakak, yang bisa dilakukan adalah menghormati kesadaran Adik saat tersadar, merawat Xiao Duo dengan baik.
"Hmm, kalau begitu..." Lan Xin berpikir sejenak, "nanti sore, temani aku mengunjungi Xiao Duo."
"Kau harus berjanji, jangan sembarangan bicara dengan anak kecil." boss agak tidak yakin pada Lan Xin.
Lan Xin mengangkat dua jarinya, berpura-pura bersumpah.
"Aku berjanji!"
Xiao Duo adalah gadis kecil yang sangat menggemaskan.
Saat boss membawa Lan Xin mengunjunginya, dia sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit, memindai sekeliling dengan kamera DSLR. Melihat Lan Xin dan Lei Tingyu masuk, tanpa ragu dia menekan tombol rana.
Gerakannya sangat profesional, sudut pengambilan gambarnya akurat, bahkan membuat Lan Xin yang ahli fotografi pun terpana.
Menoleh ke boss sambil berkomentar.
"Naga melahirkan naga, phoenix melahirkan phoenix!" Pantaslah anak Sang Pemimpin, masih kecil sudah bisa memainkan DSLR!
Xiao Duo tidak memandang Lan Xin, juga tidak menyapa boss. Dia hanya membuka foto yang diambil, melihatnya sebentar, lalu mengangguk puas.
"Dari sudut genggaman tangan kalian dan jarak kedekatan, kutebak ini adalah bibi yang belum pernah kulihat tapi selalu hidup dalam legenda dunia persilatan!"
Lan Xin terkejut membuka mulut kecilnya, "Ya Tuhan, anak ini..."
Jenius!
boss dengan sombong mengangkat kepala, "Anak keluarga kami memang selalu hebat."
Lan Xin menelan ludah, menahan komentar yang hampir terucap.
Bagaimana kau tahu kalau kecerdasan Xiao Duo bukan warisan dari ayahnya Gong Yun?
"Gong Yun juga sudah memimpin Bisnis Keluarga sejak muda, mirip dengan bos, fotografi hanyalah hobi amatir-nya. Status sebenarnya juga CEO yang otoriter, tahu?"
"Kalian berdua, jangan berciuman mesra di depan wanita terdidik yang sedang sakit, sangat menyiksa anjing lajang ini!" Xiao Duo mengangkat wajah kecilnya.
Hampir membuat Lan Xin meleleh karena imutnya.
"Bayi, kenapa kamu begitu menggemaskan?"
"Kamu harus memanggilku wanita cantik!"
"Baiklah, wanita cantik, kamu benar-benar imut."
"Um, wanita cantik senior, kamu juga lucu. Mengingat selera estetikamu yang bagus, aku mengakui kamu sebagai istri pamanku."
Lan Xin hampir tak tahan dibuatnya. Gadis ini lembut-imut dan cerdas, sungguh menggemaskan. Tampaknya dia sedang tanggal gigi seri, satu sudah copot, bicaranya agak pelo karena lidah panjang, membuat Lan Xin terus-terusan menggodanya.
Dua wanita cantik besar-kecil ini, dengan hobi fotografi yang sama, mengobrol tak henti-hentinya.
Jika bos tidak melihat waktu sudah hampir habis, Lan Xin masih ingin melanjutkan obrolan.
"Kehidupan, jarang dapat seekor ayam!" Si kecil yang ompong itu, melihat istri pamannya akan diseret pergi, berkata dengan pelo pada Lan Xin.
"Ayam..." Lan Xin diam, lebih baik tidak memberitahu bayi imut itu bahwa kata ini bukan ungkapan yang baik.
