Bab 555 Sangat Bagus!!!
"Adik ipar, mengapa kau bilang San Di dikontrol orang, bukan...kecelakaan pesawat?" tanya Mo Huairen.
"Laptop Ting Yu tidak pernah terpisah darinya. Komputer itu sudah melalui pengaman khusus, tahan air dan anti guncangan. Bahkan jika terjatuh dari ketinggian, tidak mungkin sampai hancur tak bersisa?"
Analisis Lan Xin cukup logis. Mo dan Xin Ran merasakan percik harapan di hati. Mungkinkah San Di masih hidup?
"Tapi, jika San Di tidak ada di pesawat ini, kemana dia pergi?"
"Dia pasti dalam kondisi terkendali. Dia tahu aku hamil dan tidak boleh stres. Jika dia tidak naik pesawat ini, pasti sudah menghubungiku untuk memberi kabar baik. Tapi tidak ada..."
Ini berarti seseorang telah mengendalikan bos beserta komputernya.
"Jika San Di sama sekali tidak di pesawat, bagaimana dengan serpihan dasi dan kopernya?"
Xin Ran bergumam sendiri.
Mo Lao Er juga tenggelam dalam perenungan mendalam.
"Jangan-jangan ada yang sengaja memalsukan kematian San Di?" Ucapan Xin Ran ini menarik perhatian Lan Xin dan Mo Lao Er.
Mereka mulai menyadari, kebenaran semakin dekat.
"Siapa yang begitu membenci San Di sampai membuat ilusi kepergiannya?" Mo benar-benar tidak mengerti.
Untuk apa lawan bersusah payah seperti ini? Apa tujuan sebenarnya?
Lan Xin menutup mata, merasakan berbagai informasi saling bertaut. Kebenaran semakin dekat.
Suami, jika kau masih ada, bagaimana caramu menganalisis masalah ini?
"Lan Xin terus-menerus meniru kebiasaannya mengetuk dahinya sendiri dengan jari-jari. Cepat berpikir! Di momen kritis, jangan seharian bersikap kikuk. Asalkan bisa memikirkan, dia pasti bisa pulang, berkumpul denganku dan bayi-bayi—"
Tiba-tiba, kilatan dingin muncul di mata Lan Xin, seluruh tubuhnya menjadi waspda.
Pandangannya menyapu lingkungan sekitar pantai, lalu tiba-tiba terpaku pada sebuah bukit kecil di kejauhan.
"Lao Er, bawa pasukanmu untuk menyisir bukit itu secara rahasia! Pasti Tingyu ada di sana!"
Mo Lao Er dan Xin Ran sama-sama menarik napas dalam-dalam.
Ya ampun, bukankah adik ipar ini biasanya semrawut? Kok di saat genting bisa setenang ini?
"Musuh sengaja membuat kesan palsu kematian Tingyu, tujuannya membuatku menderita, sekaligus membuat Tingyu merasakan perasaan dilupakan."
Dia jelas masih hidup, tapi dipaksa menghilang dari dunia ini. Musuh ingin Lei Tingyu merasakan keputusasaan dengan mata kepala sendiri. Begitu melihat bukit itu, Lan Xin langsung tersadar.
"Tapi bagaimana kamu bisa memikirkan semua ini?" Xin Ran merasa ini terlalu ajaib.
Dua pria hebat ini tak kepikiran, tapi Lan Xin malah bisa!
"Karena sebelumnya, ada yang pernah menggunakan metode serupa untuk menghajar kami. Practice makes perfect, hehe. Tapi 'keahlian' seperti ini tidak kuinginkan."
Kemampuan Lan Xin memikirkan ini semua juga berasal dari kejadian-kejadian di masa lalu.
"Suatu kali, boss diberi obat oleh seseorang, pihak lawan mengirimkan seorang perempuan pengidap AIDS. Untungnya kekuasaan Lei Tingyu luar biasa, sehingga tidak terjadi hal-hal yang akan menyakitkan bagi dirinya dan perempuan itu."
"Pada kesempatan lain, pihak lawan menculik Xiao Qi tapi tidak membunuhnya, melainkan memilih memberikan Xiao Qi kepada pengemis, ingin menggunakan metode berputar-putar untuk membuat Lan Xin dan Lei Tingyu menderita seumur hidup."
"Karena dua peristiwa inilah, setelah kejadian kecelakaan pesawat kali ini, Lan Xin akhirnya memikirkan kemungkinan ini berdasarkan jejak-jejak dan berpikir terbalik."
"Tapi, jika benar San Di tidak mati hanya diculik, siapa yang bisa begitu kejam melakukan hal seperti ini?" Mo tidak mengerti.
"Ini harus dendam yang sangat dalam, tidak langsung membunuh orangnya tapi membuat Lei Tingyu dan Lan Xin sama-sama menanggung penderitaan ini."
"Orang yang mampu melakukan hal seperti ini hanya satu." Lan Xin menutup mata, lalu membukanya kembali, matanya sudah penuh dendam.
"Hong Xie, hubungi Interpol dan tanya apakah Hong Xie kabur dari penjara."
"Jika Hong Xie benar kabur, maka pelaku paling mungkin adalah dia. Teknik yang menjijikkan, ketekunan yang kejam, selain dia tak mungkin ada orang lain."
"Mo segera menghubungi anak buahnya untuk menyelidiki hal ini. Tak sampai 2 menit sudah datang kabar pasti."
"Hong Xie memang kabur dari penjara, tepat 3 hari yang lalu."
"Setelah konfirmasi, hati Lan Xin justru merasa hangat."
"Jika benar seperti dugaannya, maka Lei Tingyu sekarang pasti masih Hidup!"
"Si Kalajengking Merah itu, perempuan dengan jiwa yang terdistorsi, dia pasti tidak akan membiarkan Lei Tingyu mati dengan mudah."
"Aku akan segera mengirim orang untuk melakukan pencarian diam-diam. Tenang saja, adik ipar, selama San Di masih hidup, kami pasti akan membawanya kembali dengan selamat!"
Lan Xin menggelengkan kepala.
"Aku ingin ikut bersama kalian." Dia harus memastikan Lei Tingyu melihat dirinya begitu membuka mata.
"Tidak boleh! Kami tidak tahu apakah ada penyergapan di gunung. Kamu sedang hamil, terlalu berbahaya jika ikut."
"Tidak peduli! Jika dia ada, aku ada. Jika dia tiada, hidupku pun tak berarti." Lan Xin bersikukuh.
"Tapi... di kandunganmu masih ada anak San Di..."
Lan Xin mengusap perutnya, tekad membara di wajahnya.
"Anak ini telah menanggung terlalu banyak harapan ayahnya sejak dalam kandungan. Sekarang nasib ayahnya tidak jelas. Aku yakin anak ini, sama sepertiku, bersedia berbagi hidup-mati dengan ayahnya!" Jangan pernah meremehkan betapa mengerikannya tekad seorang perempuan.
Ketika Lan Xin bertekad ikut pasukan SAR mencari Lei Tingyu ke gunung, Mo Huairen dan Xin Ran sama sekali tidak bisa membujuknya.
Saat ini, dia hanya ingin menemukan Lei Tingyu.
Jika dia hidup, mereka akan bersama menikmati keindangan alam sepanjang musim.
Jika dia tiada, dia akan membawa putri yang sangat diidamkannya, menyusulnya di jalan menuju alam baka. Tak boleh ada jarak terlalu jauh. Takkan ada yang boleh lebih dulu meneguk Sup Mengpo.
“Kalau tidak, di kehidupan selanjutnya, bagaimana dia bisa menembus diri di kehidupan ini sekilas.”
Karena keteguhan Lan Xin, Mo Lao Er dan Xin Ran terpaksa menyetujui permintaan Lan Xin untuk ikut.
Jalan setapak di gunung ini cukup sulit dilalui. Gunung ini belum dikembangkan dan biasanya jarang ada pendaki. Semak-semak liar tumbuh subur, kaki Lan Xin terluka oleh rumput tajam, namun dia tetap menolak berhenti.
Dia memiliki firasat, jika berhenti sekarang, pasti akan menyesal.
Rumput liar dan cabang pohon terus meninggalkan goresan dalam di paha dan lengannya, tapi Lan Xin sama sekali tidak merasakan sakit.
Dengan tekad baja maju terus, bahkan Mo Lao Er dan Xin Ran pun tersentuh oleh keteguhan hatinya.
Tapi bagaimanapun dia seorang wanita hamil, kerja keras seperti ini membuat semua orang tidak tega.
“Adik ipar, turunlah kau. Biar kami yang menangani di sini.”
“Tidak boleh.”
Lan Xin merasakan tangannya terluka lagi, kakinya mulai gemetar karena terlalu lama mendaki, tapi dia tak boleh tumbang.
Pria yang paling dicintainya, sedang menunggu kedatangannya di sudut tertentu gunung ini, memanggilnya dalam diam.
Tim SAR hampir mengobrak-abrik seluruh gunung.
Saat semua hampir putus asa, tiba-tiba seseorang menemukan sosok terbaring di sebuah jurang!
Sosok itu bukan lain, adalah Lei Tingyu yang telah hilang selama 2 hari!
“Suami!” teriak Lan Xin tak kuasa menahan diri saat melihat Lei Tingyu.
Seluruh tim bergegas mendekat. Setelah memeriksa, dokter berkata dengan pasti.
“CEO Lei tidak dalam risiko nyawa, hanya pingsan karena belum makan selama 2 hari!”
Bagus! Dia masih hidup!
