Bab 566 Akting yang Tidak Layak Dibayar Lima Ratus Rupiah
Dua bayi kecil dihukum Ayah, menghafal dengan suara lirih seperti anak kecil, Xiao Feng berlari mendekat, diam-diam menarik pakaian Xiao Qi.
“Duo-duo, lelah!”
Xiao Qi menggelengkan kepala, “Kakak tidak lelah.”
Dengan tingkat kecerdasan dua bayi kecil ini, mana mungkin tidak mengerti bahwa membantu Ibu akan dihukum Ayah untuk menghafal puisi pria tua Bai?
Tapi dua bayi kecil ini lebih paham: Jika tidak bekerja sama saat Ibu mengamuk, setelahnya bukan hanya Ibu yang akan marah besar, Ayah juga akan menghukum mereka dengan alasan tidak tahu melindungi Ibu, tidak bisa membantu Ibu meredakan amarah!
Karena itu, dua bayi kecil ini sudah terlatih: Ketika menghadapi Ibu dan Ayah sedang bertengkar, harus tanpa syarat berpihak pada Ibu, kalau tidak akan mendapat hukuman ganda...
Menjadi putra pria tua tanpa prinsip yang memanjakan istri tanpa batas, inilah pemahaman yang begitu menyakitkan!
Boss mengurus dua kaki tangan kecil, kembali menunjuk dengan garang ke arah Lan Xin.
“Jangan teriak lagi! Nasi di mangkok harus habis. Kalau makan sedikit saja, tidak boleh mendengar!”
Lan Xin mengangguk, segera berperilaku manis dan menggemaskan, sambil memegang mangkok makan dengan serius, sekalian memberikan pujian berirama.
"Aku paling nurut sama suami. Apa pun yang suami katakan pasti kudengar. Aku ini istri baik yang selalu mengerti hati suami."
...Ibu Lei terpaku.
Alur cerita ini berbalik terlalu cepat!
Meski putranya terlihat penuh wibawa sebagai kepala keluarga, tapi kenapa Ibu Lei merasa justru anaknyalah yang dirugikan?
Yang lain sudah terbiasa dengan akting Lan Xin yang bahkan tidak layak dibayar lima ratus rupiah, hanya bisa menipu Lei Tingyu saja.
Boss nyaris mempertahankan harga dirinya, melihat Lan Xin patuh makan, barulah mengungkapkan kebenaran.
"Selama Red Scorpion membawa komputerku, ke mana pun dia pergi bisa kulacak."
Semua orang tersadar, pantas saja Boss tetap tenang meski mendengar Red Scorpion kabur lagi.
"Lalu kenapa tidak langsung tangkap?" Lan Xin sekarang sangat ingin menemukan dan memberi pelajaran tegas pada perempuan jahat itu.
"Kalau langsung ditangkap sekarang, nanti mau main apa lagi?" kata Boss dingin. Perempuan itu sudah mengacaukan rumah tangganya, terlalu mudah kalau langsung ditangkap.
Biarlah dia terus hidup dalam ketakutan, terus bersembunyi. Begitu dia tenang dua hari, segera kirim Interpol untuk kejar-kejaran terus. Buat dia selalu waspada dan stres.
"Sampai saat-saat terakhir, baru tangkap dia, habisi dia, prinsipnya sama seperti kucing kejar tikus."
Daging Lan Xin belum habis dimakan, boss sudah membocorkan rencananya ke Lan Xin.
Lan Xin menelan ludah berkali-kali, tepat seperti dugaanku, inilah cara membuka yang benar untuk boss!
"Lihatlah, menyinggung bos besar kami yang perkasa dan tak terkalahkan, tidak akan berakhir baik!" Lan Xin menjilat seperti anjing.
Seluruh orang di meja memberikan tatapan dingin padanya.
Hmph, di seluruh dunia, selainmu Jin Lanxin yang selalu nekat menantang Lei Tingyu, siapa lagi yang berani?
"Tapi, Ting Yu, laptopmu ada di tangannya. Meski tak bisa dibuka, banyak datamu yang tak bisa diambil kan?" Jin Tian mengajukan pertanyaan yang dipikirkan semua orang.
Isi laptop Lei Tingyu jika berhasil di-hack, konsekuensinya akan sangat mengerikan.
Lagipula banyak hal yang boss biasa gunakan. Dia memperlakukan Red Scorpion seperti mainan, tapi laptopnya justru ada di tangan Red Scorpion.
Boss menghadapi sorot mata penuh harap hadirin, memanggil pelayan untuk mengambil laptop barunya.
Membukanya, lalu jari-jari panjangnya bergerak acak beberapa kali.
Semua menyaksikan layar laptop boss mulai bergerak sendiri dengan suara 'klik-klik'.
"Ini..." Lan Xin tak mengerti.
Boss mengetuk dahinya, "Sudah lama kuajari, apa kau tidak serius belajar? Ini saja tak paham?"
"Ibu, Ayah sedang transfer data... Aku saja paham!" Mata biru kecil mendekat, berkomentar.
boss tidak sengaja mengajari dua anak tentang hal-hal program, tapi saat dia bekerja, sesekali dua bayi itu mendekat untuk melihat. Kadang mereka penasaran bertanya pada Ayah, dan Ayah pun sekadar menjawab.
Jadi, Lan Xin yang sengaja dilatih boss tetap tak mengerti apa-apa, tapi bayi imut yang tak sengaja diajari boss malah tumbuh dalam diam. Inilah yang disebut "ingin memetik bunga malah tak jadi, tak sengaja menanam willow malah rimbun". Pada akhirnya, gen boss memang terlalu kuat.
Lan Xin yang dicemooh putranya, menunduk malu sambil mengusap perut, bicara sendiri.
"Hancur, apa aku akan melahirkan putri bodoh? Apakah aku yang menurunkan rata-rata IQ keluarga kita?"
Boss melirik putra bungsunya yang sedang puas diri, "Pergi, hafalkan Lagu Dendam Panjang."
"!!!" Baru saja menghafal Lagu Pipa, kok disuruh hafal Lagu Dendam Panjang lagi? Mata biru kecil mendapat serangan kritis.
"Bukannya kamu sangat pintar? Anak pintar harus menghafal puisi tersulit." Boss menginjak-injak anaknya dengan mudah.
Dasar anak nakal, berani merendahkan IQ istri orang! Inilah hukumannya!
"Haha!" Kakak Xiao Qi tertawa tak berperasaan.
Melihat adiknya lesu, sangat senang~
"Kau, ikut menghafal!" Boss memberi perintah, Xiao Qi langsung tak bisa tertawa lagi.
"Kenapa?!" Aku kan tidak menertawakan Ibu!
"Sebagai kakak, tak bisa mengendalikan adik, dianggap sebagai kaki tangan!"
Kali ini giliran mata biru kecil yang tertawa, Hehe, kakak juga kena hukuman...
Dua bayi imut dengan suara lirih seperti anak kecil sedang menghafal menjadi latar belakang, semua orang hanya melihat komputer boss terus menerus mengirimkan barang-barang secara otomatis, semuanya mengagumi sampai sujud menyentuh tanah.
Tidak heran dia tidak panik, rupanya suaminya masih memiliki senjata rahasia ini!
"Datamu semua sudah sampai, yang diambil Kalajengking Merah itu...?" Lan Xin bertanya.
Boss membalas dengan dingin, "Kosong - atau mungkin, kamu ingin mengirimkan beberapa karyamu untuk 'memperhalus' integritas Kalajengking Merah?"
Lan Xin tertawa pendek, ini, boleh saja!
"Aku agak kasian sama Kalajengking Merah." Jin Tian menggelengkan kepala.
Artinya, Kalajengking Merah yang mengambil komputer boss tidak hanya sama sekali tidak berguna, justru menjadi pemancar yang terus melaporkan posisinya sendiri ke boss, dan yang lebih menyedihkan, data di dalam komputer sudah lama ditransfer keluar oleh Lei Tingyu!
"Menurut kecerdasannya, mungkin seumur hidup tidak akan bisa membuka password-ku, tapi tidak masalah, saat dia benar-benar jatuh miskin dan terjepit, aku akan membuatnya membukanya."
"Lalu..." Lan Xin menatap boss dalam diam, boss mengetuk keningnya.
"Lalu, dia akan melihat bahwa di komputer semuanya adalah karyamu."
"Byur!"
Semua orang tertawa terbahak-bahak.
Lei Fuhei, haruskah kamu se-tegas ini!
Membuat orang hampir mati ketakutan, lalu memaksanya sampai terjepit, akhirnya menaruh harapan terakhir pada komputermu, baru memberi serangan kritis terakhir yang benar-benar membuat orang merasakan: Kesedihan terbesar adalah hati yang mati, putus asa yang menghancurkan.
“Berani menyinggung Lei Tingyu, dan masih bisa utuh selamat, selain Lan Xin, tidak akan ada orang kedua lagi!”
Sepertinya untuk memverifikasi ucapannya sendiri, boss mengetik beberapa kali di komputer, titik merah di komputer berkedip beberapa kali, akhirnya menetapkan posisi spesifik.
“Sekarang perlu mengirim orang untuk menangkapnya?” tanya Lan Xin.
Boss menatap Lan Xin dengan ekspresi setengah tertawa, Lan Xin langsung paham.
Orang ini... mau menjerumuskan orang lagi ya?
