Bab 568 Ada yang panik, ada yang menikmati kekonyolannya
"...Ini perlu kerja sama bayi, meski sekarang bisa melakukan operasi caesar, tapi kami sarankan menunggu sampai ada mulas baru masuk ruang bersalin, ini lebih baik untuk bayi. Mohon tenang, semuanya dalam kondisi baik."
Dokter pertama kali mendengar ada orang yang mau menunda melahirkan.
"Dengar dokter, jangan mempermalukan diri." Feng Ting melototi putrinya, mana bisa menunda melahirkan.
Lan Xin menghela napas penuh penyesalan.
"Kira-kira sampai dia kembali, bayi sudah keluar."
"Berharap bayi bisa lebih kooperatif, jangan terlalu cepat keluar, tunggulah Ayah yang paling menyayanginya."
"Jika sampai melewatkan kelahiran putrinya, bagi boss ini mungkin akan menjadi penyesalan terbesar? Putri kecil yang dinanti-nantikan begitu lama, tiba-tiba datang tanpa persiapan sama sekali!"
"Air ketuban pecah, tapi tak ada rasa mulas, Lan Xin hanya bisa terbaring di tempat tidur rumah sakit, membiarkan perawat mengangkat kakinya untuk mengurangi kebocoran air ketuban."
"Menunggu adalah siksaan yang paling panjang."
"Anak kecil dalam kandungannya, sunyi seperti bulan-bulan yang dihabiskan Lan Xin bersamanya."
"Putri ini bisa makan dan tidur dengan baik, tapi sepertinya malas, gerakan janin pun jarang. Untuk ini boss bahkan khusus memanggil ahli untuk memeriksa Lan Xin."
"Kesimpulannya, anak ini sangat sehat, hanya saja... malas."
"Sekarang, bayi pemalas ini sudah siap bertemu Ayah Ibu, tapi si kecil nakal memilih waktu tepat ini, membuat sang Ibu cemas."
"Lan Xin yang gelisah menunggu, hanya bisa mengobrol santai dengan Feng Ting untuk mengalihkan kecemasannya."
"Bu, menurut Ibu bisakah bayi ini menunggu sampai Ting Yu kembali baru lahir?"
"Serahkan pada takdir. Meski Ting Yu tak bisa menyaksikan kelahiran bayinya, dia tetap akan menyayangi anak ini." Feng Ting membelai perut bundar Lan Xin.
"Kehamilan Lan Xin ini bagai ribuan kasih sayang terkumpul, berhasil bertahan dengan mulus."
“Tapi aku tetap berharap, Ting Yu bisa segera kembali.”
“Kalau begitu, suruh orang menghubunginya dong. Katanya, pesawat mewah yang dinaiki Ting Yu bisa terhubung internet?”
Lan Xin menggelengkan kepala, “Memberi tahu pun dia tidak mungkin bisa kembali, pasrah saja.”
Jika tidak bisa kembali, ini akan menjadi hal paling menyakitkan dalam kehidupan gemilang Boss Lei.
Siapa sangka, putri ini begitu nakal, memilih-milih waktu saat boss tidak di rumah untuk menunjukkan eksistensinya dengan murka.
Feng Ting menghela napas.
Jika tidak bisa kembali, mungkin menantunya akan naik darah.
“Sekarang dipikirkan pun tidak berguna, lebih baik lakukan sesuatu untuk mengalihkan perhatian. Ibu, berikan ponselku, aku mau buka lingkaran pertemanan sekalian umumkan ke semua orang, bayinya akan datang!” Lan Xin akan melahirkan, khawatir boss akan panik jika tahu, sehingga tidak menyuruh orang memberitahunya.
Memegang ponsel, mengambil close-up perut besar dengan keterangan: Putri kecil mau keluar nih!
Tak lama, ponsel Lan Xin langsung dihujani panggilan.
Beberapa sahabat boss beserta keluarga, kolektif high.
Meski mereka juga tidak ingin menjadi menjengkelkan, boss yang melewatkan kelahiran putrinya terdengar sangat menyedihkan, tapi semua orang sulit menyembunyikan perasaan menikmati kekonyolannya di hati.
Siapa yang selama setengah tahun terakhir terus-terusan sok gaya karena akan punya putri?
Siapa yang setiap kali Lan Xin selesai pemeriksaan kehamilan, langsung share di lingkaran pertemanan dengan gaya tinggi memamerkan putrinya?
“Siapa, yang sering saat pesta minum bersama teman-trainee, dengan nada bicara santai berkata ke semua orang: Tahu tidak, perut istriku mengandung putri oh!”
“Dia, dia, dialah!”
Lei Tingyu yang terus-terusan memamerkan kabar mengandung putrinya, membuat para pemilik putra mulai menyimpan dendam dalam-dalam.
Perempuan yang sering pamer anak di lingkaran pertemanan, atau tas branded, sudah cukup menjengkelkan.
Tapi pria, apalagi yang punya skill operasi komputer level tinggi, kalau pamer anak, hitungan menit bisa bikin orang geram setengah mati.
Sehingga Boss Lei yang telah memicu kemarahan publik ini, akhirnya mendapat "karma" di mata semua orang.
Mo Lao Er memeluk istrinya, datang tergesa ke depan rumah sakit dan melihat Xin Ran yang juga memeluk istri sambil menggandeng anak, tersenyum bak bunga.
“Lihat?”
“Haha!”
Dua kali tertawa sinis ini saja sudah menunjukkan betapa bahagianya hati teman kejam sang boss saat ini.
“Pemimpin ke mana?” tanya Fei Fei.
“Katanya bawa Wenwen berbulan madu – toh juga bulan madu cuma bisa lihat tapi tidak bisa sentuh, haha!”
Dua kali tertawa mengejek lagi.
Gong Yun bulan lalu baru secara resmi mendapatkan sertifikat pernikahan dengan Wenwen. Kecerdasan Wenwen belum pulih, menurut saran dokter sebaiknya tidak melakukan tindakan yang terlalu memprovokasi seperti... hubungan intim?
Jadilah Gong Yun jadi pria sial yang sudah menikahi istri tapi harus jadi biksu.
Tapi tidak ada yang kasian padanya, seperti saat ini, tidak mengasihani Lao Er dan si Keempat dari bos.
Mo dan Xin Ran bahkan berani melakukan tos tangan!
“Bertaruh 500 ribu, San Di tidak akan kembali!” Mo mengangkat alis, Xin Ran menampakkan senyum licik.
“Daripada bertaruh ini, lebih baik bertaruh reaksi apa yang akan ditunjukkan San Di setelah melihat putri kecil yang sudah lahir!”
Dua teman kejam ini sekarang sangat berharap bos tidak bisa kembali.
Sungguh memuaskan hati!
Biarlah San Di sok gaya!
Mo menggelengkan kepala dengan serius, “Begitu membayangkan ekspresi San Di setelah melihat bayi yang sudah lahir, hatiku rasanya——”
Xin Ran memeluk bahunya, keduanya secara mengejutkan berseru bersama.
“Mantap ah!”
Fei Fei dan Tian Xin memandangi kedua pria kejam ini dengan tak tahu harus berkata apa.
“Apa kalian tidak punya sedikit pun rasa belas kasihan?”
Bayi lahir tapi ayahnya tidak bisa yang pertama menggendong, betapa menyedihkannya! Apalagi, seberapa besar antisipasi Lei Tingyu pada putri kecil ini – bukankah sudah jelas terlihat selama sepuluh bulan?
“Haha, menghadapi pria sok gaya seperti San Di, kita tidak boleh sedikit pun kasihan!” Mo Lao Er berbinar-binar, seolah yang melahirkan adalah dirinya.
“Benar! Dulu saat dia memprovokasi kami teman-teman, mana ada dia kasihan?” Xin Ran juga tidak mengasihani barang itu.
“Aku bertaruh San Di akan menghentakkan pintu dalam kemarahan setelah melihat bayinya lahir!”
“Setelah itu, dia akan menghantam kaca dengan tinjunya!”
Keduanya saling menyambung kalimat dengan semangat berapi-api.
Seolah sudah melihat Lei Tingyu akan melewatkan momen terpenting dalam hidupnya.
Dua perempuan ini benar-benar malas menghiraukan mereka. Mungkin inilah yang disebut kesalahan dalam memilih teman.
Fei Fei dan Tian Xin masuk terlebih dahulu ke ruang pasien. Mereka melihat Lan Xin yang sedang berbaring di ranjang, terlihat baik-baik saja sambil memegang ponsel dan mengetik dengan fokus.
"Lan Xin, sedang apa?" tanya Fei Fei.
Bayi hampir lahir, masa masih sempat main ponsel?
"Aku sedang mengirim pesan ke seorang koneksi yang sangat baik, memberitahunya bahwa aku akan melahirkan."
Lan Xin baru saja teringat tentang seorang kenalan online bernama Lex. Beberapa hari lalu saat mengobrol, dia sepertinya pernah menyebutkan bahwa masa persalinan istrinya hampir bersamaan dengannya, jadi dia mengirimkan ucapan salam.
Konon, kenalan online ini benar-benar memiliki "jodoh" dengan Lan Xin. Hampir semua masalah sulit yang dihadapi Lan, pasti diajak berdiskusi dengannya.
