Bab 577 Mengapa Kau Masih Hidup
"Bu, Ayah memanggil Ibu untuk membahas sesuatu. Ayo cepat!" Xiao Qilin yang mengenakan setelan little gentleman berlari menyelamatkan ibu dari kobaran api.
Lan Xin menarik napas lega.
"Para hadirin, saya permisi sebentar."
"Nyonya Lei, harap pertimbangkan putraku!"
"Putraku jelas lebih baik!"
Lan Xin nyaris berlari kabur dari tempat mengerikan yang dipenuhi para ibu cerewet ini.
"Mengikuti dua putra datang ke taman sendiri, di sini lebih sunyi. Lei Wenwen juga ada, ditambah dengan Xiao Qilin dan Lan Xin, totalnya tepat 4 orang."
"Adik mana?"
"Ayahmu sedang menggendongnya." Lan Xin sampai di luar, menarik napas dalam-dalam udara segar. Dia hampir gila karena terus-menerus dibelit orang-orang.
"Bukannya katanya Ayah mencari Ibu? Ayah mana?" Lan Xin melihat ke kiri-kanan, tidak melihat boss.
"Ayah tidak mencari Ibu, kami melihat Ibu seperti kesakitan, jadi memanggil Ibu ke sini." Xiao Qi membuka mulut.
Lan Xin tersenyum sambil mengelus kepala putranya.
"Penurut sekali."
Pantas jadi putra boss, masih kecil sudah bisa menyayangi Ibu.
Lan Xin duduk di samping Wenwen. Wenwen masih belum pulih kecerdasannya, tetap polos. Dia sedang makan kue dengan tenang.
Melihat Lan Xin datang, dia menyunggingkan senyum manis dan membagi kuenya untuk Lan Xin. Lan Xin menyeka sisa kue di mulutnya.
"Gong Yun mana?"
Gong Yun dan Wenwen hampir tak pernah terpisahkan.
"Kakak di depan, sedang menemani Kakak kedua." Wenwen menjawab polos.
Kakak kedua... Sebutan yang membuat boss ingin muntah darah ini.
Karena di hati Wenwen, tak ada yang bisa menggantikan status Gong Yun. Maka boss yang adalah kakak kandungnya, diturunkan menjadi Kakak kedua.
"Setiap kali dia memanggil boss seperti ini, boss ingin mengaum: Kamu no.2, kamu no.2, seluruh keluargamu no.2!"
Anak perempuan ini sudah menikah dengan Gong Yun, sekarang menjadi anggota keluarga Gong. Putri yang sudah menikah ibarat air yang ditumpahkan, jadi yang dimaksud "seluruh keluarganya" adalah Gong Yun.
"Ibu, mengapa tante-tante itu terus membelitimu?" tanya Xiao Qilin.
"Karena mereka ingin putra-putra mereka menikahi adik Lian Lian kita," Lan Xin menjelaskan dengan sabar pada anak-anak.
"Adik masih berapa tahun! Tidak tahu malu! Siapa yang berani merebut adik Lian Lian kita, Xiao Lin akan mengusir mereka!" mata biru kecil itu mencela.
Lan Xin tertawa getir.
Putra bungsu semakin brutal, karakternya lebih mirip dirinya sendiri.
"Bagaimana pendapat Xiao Qi?" tanya Lan Xin pada putra sulung.
Xiao Qi berkata dengan penuh wibawa, "Aku akan berusaha mencari uang, tidak akan membiarkan adik menikah untuk pernikahan politik!"
Xiao Qilin diam-diam menonton banyak drama istana di belakang boss akhir-akhir ini.
Dalam drama periode, putri yang menikah ke negara bangsa bertujuan menjaga stabilitas. Meski pemahaman anak-anak ini agak berlebihan, perasaan mereka terhadap adik patut dipuji.
Lan Xin mengelus kepala putra sulungnya. Xiao Qi sangat mirip boss, penuh kharisma.
"Kemudian, aku juga harus bekerja sama dengan adik, bersama-sama meretas komputer semua laki-laki mesum yang berniat pada adik Lianlian! Aku minta ayah mengajariku malam ini, cara meretas komputer orang!" kata Xiao Qi dengan nada serius.
Lan Xin:...
Kamu masih berapa tahun! Jangan ikut-ikutan ayahmu ya, main meretas komputer orang seenaknya, ini pantas kah!
Setelah mengobrol sebentar dengan anak-anak, Wenwen merasa agak kedinginan dan berkata pada Lan Xin.
"Aku ingin mencari kakak."
Di tempat dimana kakak laki-laki berada, dia tidak akan merasa dingin, karena Kakak Gong Yun akan menyelimutkannya dengan pakaian.
Lan Xin mengangguk, dalam hatinya merasa agak kasihan pada Gong Yun.
Mungkin ini suami paling menyedihkan di dunia?
Jelas-jelas sudah menikahi Wenwen, juga secara legal menjadi suami-istri.
Tapi kecerdasan Wenwen hanya setara anak beberapa tahun, meski dalam semua hal bergantung pada Gong Yun, menganggapnya sebagai orang paling berharga, dan mau menerima perhatian tanpa batas darinya.
Tapi, istri ini, Gong Yun hanya bisa memandangi, tidak boleh 'memakannya'.
Sudah menikah sekian lama, tapi belum pernah berhubungan intim sekali pun, masih harus menjadi kakak baik yang selalu memahami.
Baru saja Lan Xin juga mendengar Lao Er dan Lao Keempat berbisik-bisik, diam-diam mengarang cerita tentang Gong Yun, mengatakan jerawat di kening si pemimpin itu karena menahan hasrat terlalu lama.
Bahkan dua bajingan tak tahu malu itu juga bertaruh.
Bertaruh, kapan pemimpin Gong Yun bisa masuk kamar pengantin, kapan baru tidak perlu menahan hasrat sampai jerawat tumbuh di kening.
"Lan Xin baru saja ingin menegur mereka, tidak punya kasih saudara sebangsa, pemimpin sudah dalam kondisi seperti itu, bagaimana kalian tega menghancurkan sisa-sisa?"
Tapi, Lan Xin melihat suaminya yang sedang menghadiri jamuan bisnis, masih menyempatkan diri datang, berkata kepada dua saudara tak tahu malu itu.
"Ikut taruhan 5 juta, bertaruh pemimpin tidak akan jajan dalam dua tahun!"
Suaminya sendiri sudah ikut bicara, Lan Xin pun menelan kembali konsep kasih saudara sebangsa, sekalian menggunakan uang rahasianya menekan 100 ribu bahwa pemimpin tidak akan jajan dalam dua tahun.
Ehem, mengikuti bos pasti dapat keuntungan, prinsip ini sudah tertanam dalam-dalam di kepala Lan Xin.
Lan Xin sedang memikirkan urusan pemimpin dengan Wenwen, tiba-tiba ia melihat seseorang berpakaian pelayan mendekat ke arah sini.
"Nyonya, Tuan meminta Anda ke lobi depan."
Lan Xin mengangguk, "Baik, aku segera ke sana——Kamu pendatang baru?"
Kenapa perasaan, perempuan ini sepertinya belum pernah dilihat sebelumnya?
Saat Lan Xin mengucapkan ini, posisinya kebetulan sejajar dengan pelayan itu.
Posisi sekarang seperti ini.
Pelayan berdiri di sebelah kanan Lan Xin, dua anak mengikuti di belakang, Wenwen berdiri di sebelah kiri Lan Xin.
Tiba-tiba, pelayan itu dengan kecepatan kilat menyambar Lan Xin, gerakannya begitu cepat sampai tak ada yang bisa menghalangi!
"Ibu!" Dua anak menyadari sesuatu yang tidak beres, ingin berlari mendekat.
Lan Xin hanya merasakan kakinya bergoyang, saat sudah mantap kembali, dahinya sudah ditempelkan sesuatu.
"Jangan mendekat, kalian berdua, berhenti! Wenwen, bawa mereka pergi!"
Lan Xin berdecak kagum.
Dia sudah tahu, benda apa yang menempel di punggungnya.
Sebuah pistol.
"Haha, Jin Lanxin, tak kusangka kan! Kau pun akan mengalami hari seperti ini!" Pelayan perempuan itu mengeluarkan tawa melengking.
"Ini wilayah kekuasaan kami. Jika kau menyentuhku, kau juga tak bisa lari. Ada kesulitan apa, katakanlah, aku akan membantumu menyelesaikan." Lan Xin tetap tenang di tengah bahaya.
Mencoba berargumentasi rasional dengan perempuan yang mengarahkan pistol ke kepalanya ini.
"Kesulitanku adalah kau masih hidup. Mengapa kau masih hidup, ah?!" Suara pelayan itu sudah hampir mencapai tingkat kegilaan.
Meski kecerdasan Wenwen hanya setara anak 10 tahun, dia sepertinya juga mengerti betapa berbahayanya situasi saat ini. Dia menarik-narik Qilin kecil, mencegah mereka maju.
Tepat saat itu, bos yang mencari Lan Xin dan Gong Yun yang mencari Wenwen tiba bersama-sama. Melihat pemandangan ini, kedua "saudara" sama-sama terpana.
Bos dan Gong Yun segera mengenali bahwa orang yang mengarahkan pistol ke kepala Lan Xin bukan lain adalah Scorpio Merah yang sedang mereka buru dan sudah kehilangan semua pelarian!
