Bab 578 Akhirnya Kebaikan dan Kejahatan Mendapat Balasannya
Selama setahun ini, Scorpio Merah sudah benar-benar terjepit.
Dikejar-kejar bos, sementara di tubuhnya masih ada komputer bos, membuatnya selalu bisa dilacak ke mana pun pergi.
Bos hampir menggunakan segala cara untuk menyiksanya. Scorpio Merah telah kehilangan segalanya: uang habis, pengikut pun tercerai-berai oleh pasukan pengejar yang terus berdatangan, membuatnya hampir gila.
Awalnya merencanakan setelah hari ini akan menutup jaring, menghempaskan perempuan sialan ini ke tanah kematian.
"Tapi tak disangka, dia berhasil menyusup ke pesta boss dan menyandera Lan Xin!"
"Lepaskan dia." boss berkata dingin.
"Lepas? Haha! Mimpi kali! lex, kau telah menghancurkanku, sekarang aku ingin mati bersama kalian!"
"Kau terus bilang suamiku merugikanmu, bahkan sampai mati pun harus kubuat jelas, bisakah kau ceritakan bagaimana dia merugikanmu?"
Lan Xin bertanya tenang, sengaja mengulur waktu.
Memberi kesempatan boss mencari solusi.
"Dia, dialah yang membuatku tertular HIV mengerikan, dia menghancurkan hidupku!" Scorpio Merah sudah mulai linglung, ucapannya kacau balau.
"Mana mungkin? Suamiku hanya punya aku, dia lebih bersih dari air murni, mana mungkin menularkan barang itu padamu?"
Ucapan Lan Xin memicu kemarahan Scorpio Merah, perempuan itu menamparnya.
"Diam kau!"
"Sentuh dia lagi, kubuat kau mati tanpa kuburan." boss memancarkan aura pembunuh mengerikan melihat Lan Xin ditampar.
"Sekarang... aku tak punya tempat pulang... lex, lupa? 5 tahun lalu kujanjikan ketemu di bawah jembatan, tapi kau mangkir... Tahukah kau, kutunggu setengah hari disana, malah kedatangan gelandangan mengerikan yang... padaku..."
Lan Xin paham, Scorpio Merah ini dulu mengajak suaminya ketemu, tapi boss tak datang, perempuan ini diperkosa hingga tertular HIV, sejak itu membenci boss sampai ke tulang sumsum!
“Dia pernah memikirkan banyak alasan mengapa Scorpio Merah ingin boss mati, tapi satu-satunya yang tidak pernah terpikir adalah alasan konyol seperti ini!”
“Hei, logika perampok macam apa ini? Kamu mengajak suamiku, lalu suamiku harus pergi? Menurut logikamu ini, orang yang ingin mengajak suamiku sangat banyak! Meski dia tidur dengan 3 orang sehari, dalam setahun tidak akan ada yang sama, pasti baru selesai ratusan tahun kemudian!”
Lan Xin benar-benar tidak berlebihan.
Boss adalah pangeran berkuda putih di hati banyak wanita. Wanita yang ingin melakukan hal tidak suci dengannya sangat banyak! Kalau ingin mengajak, tanya dulu apakah dia bersedia pergi!
“Aku tidak peduli! Dialah yang merusakku, dia harus bertanggung jawab padaku! Lex, mengapa kamu tidak datang? Aku sudah menunggumu sangat lama!”
Scorpio Merah menatap Lei Tingyu dengan hanyut. Pria ini telah ditunggunya seumur hidup, menggunakan seluruh jiwanya. Tapi mengapa dia tidak mau menengok sekali pun?
Terhadap tuduhannya, jawaban boss hanya dua kata:
“Si Gila.”
Scorpio Merah membelalakkan mata tak rela. Setelah berkorban begitu banyak, apakah yang didapatnya hanya dua kata dingin seperti ini?
“Ya! Aku memang gila! Aku menjadi gila karena kamu! Lex, aku tahu tidak bisa keluar lagi. Tapi meski harus pergi, aku akan membawa wanita paling kau cintai! Kubunuh dia! Kubunuh dia di hadapanmu! Dengan begitu kau akan selamanya mengingatku!”
Ingatlah, ada seorang gadis yang diam-diam menyukaimu bertahun-tahun, tapi tidak mendapat balasan pandanganmu. Bahkan namanya pun tidak kau ketahui.
Scorpio Merah selesai berbicara, lalu menarik pelatuk!
"Sambil tersenyum licik, Lei Tingyu, jika aku tidak bisa mendapatkanmu, setidaknya akan membuatmu tak pernah bisa melupakan aku!"
Tapi, ketika pelatuk pistolnya menekan kepala Lan Xin, dia tidak melihat percikan darah yang diharapkan.
Dengan panik, dia mengangkat pistolnya seolah ingin memeriksa di mana letak kesalahannya.
Memanfaatkan momen ini, Lan Xin melepaskan diri dari belenggunya, berlari cepat ke sisi kedua putranya, mendorong bayi dan Wenwen menjauh dari Scorpio Merah.
"Mengapa? Mengapa tidak meledak?" Scorpio Merah bergumam pada diri sendiri. Tiba-tiba, dia terhenti, lalu menunduk.
Di dadanya, mekar sekuntum bunga darah.
Sniper yang bersembunyi di tempat tersembunyi telah menembak.
"Scorpio Merah, jangan-jangan kau pikir aku Lei Tingyu cukup bodoh sampai tidak bisa melindungi keluargaku sendiri? Pistolmu sudah lama diganti."
Boss berkata dengan dingin.
Scorpio Merah tidak percaya. Segala perhitungannya, semua pengorbanan menjelang ajal hanya untuk membuat Lei Tingyu mengingatnya selamanya...
Tapi akhirnya, tetap kalah oleh kewaspadaan Lei Tingyu yang bisa melihat detail sekecil debu.
Boss sudah sejak awal mengetahui posisi Scorpio Merah, melihat rencananya menyusup ke keluarga kami dan mencari kesempatan membuat masalah.
Bahkan pistol yang dipegangnya sudah dimodifikasi sebelumnya.
Hanya saja saat pemeriksaan personel mencurigakan, ada sedikit kebocoran yang memungkinkannya mencapai Lan Xin dan anak-anak di sini.
“Scorpio Merah perlahan terjatuh ke belakang, dalam detik-detik terakhir hidupnya, dirinya dipenuhi ketidakrelaan.”
Scorpio Merah, hanyalah nama panggilannya, dia juga memiliki nama asli.
Dulu dia pernah sangat tekun menyukai seorang pria.
Tapi perasaannya, seluruhnya diberikan kepada perempuan lain.
Dia tidak pernah sekalipun menengok padanya, bahkan tidak memberikan sedikitpun perhatian.
Sebelum mati, dia hanya ingin mendengar dia memanggil namanya, bahkan hal ini pun menjadi kemewahan?
Tidak, tidak rela.
Apa yang tidak bisa dia dapatkan, harus membuat seluruh dunia dikorbankan untuknya! Mati kau, Jin Lanxin!
Tubuh Scorpio Merah terjatuh, sesaat sebelum menyentuh tanah, dari pelukannya menyambar sekeping Pisau Terbang yang dilemparkan ke arah Lanxin!
“Hati-hati!” Wenwen tiba-tiba menerjang ke arah Lanxin.
Ini berasal dari insting alami tubuh Wenwen.
Dia menerjang Lanxin, membantu Lanxin menghindari pedang ini.
Tapi karena dorongan kuat, saat Wenwen mendorong Lanxin, mereka terjatuh bersama, posisi jatuhnya tepat di kursi batu taman!
Ekor menyentuh kursi, darah langsung mengalir deras.
“Wenwen!”
Gong Yun melihat hal ini, tanpa ragu langsung menyerbu mendekat, memeluk Wenwen dalam dekapannya.
Kepalanya terus mengucurkan darah, pandangan di hadapannya mulai mengabur.
Interpol yang bersembunyi di halaman muncul, Scorpio Merah sudah tewas.
Orang-orang berisik, ada yang memotret untuk pengumpulan bukti, membawa mayat Scorpio Merah pergi, sedangkan Lei Tingyu memeluk erat Lan Xin.
"Xin Xin!"
"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit kaget tapi masih lumayan, tidak terluka, anak-anak juga baik-baik saja—Bagaimana dengan Wenwen!"
Lan Xin dan boss bersama-sama memeriksa Wenwen yang berada dalam pelukan Gong Yun.
Seorang dokter datang berlari, cepat-cepat memeriksa Wenwen.
"Lukanya tidak dalam, seharusnya hanya luka kulit dan daging. Untuk memastikan ada tidaknya cedera internal, harus dilakukan pemindaian otak."
Suara orang-orang riuh rendah membentuk keriuhan.
Wenwen membuka mata, melihat ekspresi khawatir Gong Yun yang sangat dekat di hadapannya, alisnya berkerut.
"Gong Yun?"
Tak ada yang menyadari panggilannya telah berubah.
