Bab 580 Membawa Seluruh Keluarga ke Tempat Mimpi Bermula (II)
"Pantas saja dia begitu baik hati, mengusulkan untuk membawa dia dan bayi-bayi kembali ke kampung halaman sebelum rumah tua mereka dihancurkan total, agar bisa melihat wajah lama kampung halaman sekali lagi. Rupanya, suaminya sudah lama merencanakan barang ini!"
"Itu... di luar agak tidak aman, ya?" Lan Xin berkata dengan penuh kewaspadaan.
"30 bodyguard." Boss sudah menembus semua kebohongan ini.
"Apa?" Lan Xin mengedipkan mata.
"Aku sudah menempatkan 30 bodyguard di sini, tidak akan ada masalah."
Boss berani membawa seluruh keluarga keluar bermain, pasti sudah menyiapkan pengamanan tingkat tertinggi.
Meskipun Scorpio Merah sudah tewas bertahun-tahun lalu, tapi Boss tidak pernah mengendurkan penjagaan terhadap keluarga. Bahkan saat rekreasi pun harus membawa kawanan bodyguard. Tentu saja, bodyguard keluarga kami semuanya tersembunyi di tempat gelap, tidak mudah terdeteksi.
Lan Xin menelan ludah. Habis, hari ini dirinya pasti tidak bisa kabur.
Tapi selera Boss ini, harus segitunya kah? Bodyguard yang berjaga diam-diam, bukankah semua orang akan tahu Boss mau melakukan begini-begitu padanya malam ini?
"Lianlian sayang, tidur di luar kan tidak nyaman, pulang bersama Ibu yuk?" Lan Xin mencoba membujuk putrinya.
Boss paling menyayangi Lianlian. Asal sang putri berkata sepatah kata, pasti dia akan mendengarkan.
Tapi putri kecil yang selalu satu pihak dengan ibunya ini, hari ini tanpa ragu menjadi ahli pengkhianat profesional.
"Ibu, Lianlian mau tidur berkemah, lihat bintang, tangkap kunang-kunang!"
Berkemah... maksudnya tenda?
Lan Xin tak tahu harus berkata apa.
“Ayah, bagus kan?” Putri kecil dengan pantat kecil yang montok, duduk di lengan Ayah, dua tangan mungilnya meraba wajah Ayah, dengan sorot mata yang polos terus menyemburkan listrik ke arah Ayah.
“Baik, biar Kakak yang nemenin kamu tangkap serangga.” Boss pada putrinya, hampir selalu menuruti semua permintaan.
“Horeee~ Kunang-kunang bisa buat ngucapin permohonan, Lianlian mau tangkap satu botol, buat hadiahin Ayah Ibu——Ayah, kenapa bukan Ayah yang nemenin?” Putri kecil akhirnya sadar, sepertinya ada yang tidak beres.
“Karena, Ayah harus mengabulkan permohonan Ibu.” Boss yang penuh makna melirik Lan Xin.
Sorotan mata itu bagai serigala kelaparan, memancarkan cahaya hijau samar. Lan Xin menelan ludah, lututnya mulai lemas.
Dua hari ini boss dinas luar, pria yang menahan diri berhari-hari ini sepertinya sudah hampir tak bisa mengendalikan diri!
“Permohonan Ibu apa ya?” Putri kecil belum menyadari betapa liciknya ayahmu.
Lan Xin memandang boss dengan penyesalan berat.
Lei Tingyu, dasar kau tidak tahu malu, bagaimana bisa menghadapi sorot mata polos putrimu?
Tapi boss, bisa lebih tidak tahu malu lagi.
Begini jawabannya pada putrinya.
“Permohonan Ibu adalah kebahagiaan intim yang abadi.”
Lan Xin tak tahu harus berkata apa, bukankah itu permohonanmu?
Lianlian gembira menepuk tangan, “Permohonan Lianlian juga, seluruh keluarga bersama-sama, senangnya!”
Dia adalah putri kecil paling bahagia!
“Bukan hanya memiliki Ayah yang tak terkalahkan di alam semesta dan paling tampan, tapi juga Ibu yang bisa membuat makanan terenak di dunia dengan kelembutannya, meski sesekali bisa menjadi ganas. Ditambah dua Kakak yang menyayanginya, Lian Lian merasa dirinya adalah anak paling beruntung.”
Lan Xin menangis terisak.
“Nak, kebahagiaan intim ayahmu yang tidak tahu malu dan licik itu berbeda dengan kebahagiaan yang kau bayangkan.”
Dengan mata menyala memandang Lei Tingyu, boss dengan tenang menatap ke kejauhan. “Pria baik seharusnya memiliki wibawa seperti ini – berani berkata, juga berani... bertindak!”
Dua "pekerja anak" keluarga Lei yang berjalan di depan sambil membawa perlengkapan memancing, sudah lama terbiasa melihat ayah dan ibu mereka yang tiap tahunnya tetap konsisten memamerkan kemesraan layaknya menyiksa anjing. Hanya dua bocah imut ini yang serempak mencibirkan bibir dengan sikap meremehkan.
“Penampilan membutakan akal.” Begitu kata anak pertama keluarga Lei.
“Pikun dan tidak bermoral.” Begitu komentar anak kedua keluarga Lei.
“Karena begitu menyukai tradisi, pulanglah dan salin 5 kali Chang Hen Ge (Lagu Dendam Panjang).” Kini boss telah mengubah metode pendidikan untuk putranya dari menghafal diam-diam menjadi menulis diam-diam.
“Ayah, apa itu Chang Hen Ge?” tanya Lian Lian penasaran.
“Puisi keluhan karya pria tua yang sangat cerewet.” jawab boss dengan ramah.
Dua pekerja anak keluarga Lei terkena serangan kritis.
Cerewet!
Cerewet masih menyuruh orang menghafalnya! Dari usia 2 tahun sudah mulai menghafal, setelah 4 tahun harus menulis! Apakah kamu masih manusia? Manusia macam apa?!
“Ayah, Lian Lian juga sudah mencapai usia untuk menghafal puisi kuno. Bukankah seharusnya Ibu memberikan pendidikan elit kepada Adik?” kata Xiao Lin.
Untuk apa kerja keras dan penderitaan ini selalu menjadi tanggungan kedua saudara laki-laki mereka, sedangkan yang dipeluk Ayah dan dimanjakan setinggi langit justru si Adik?
Tentu saja, boss pernah memeluk kedua putranya seperti memeluk putri atas permintaan kuat Lan Xin.
Kemudian, ayah dan kedua anak itu saling tatap dalam diam, lalu serentak memalingkan wajah dengan ekspresi jijik - sesama jenis saling tolak!
Xiao Qilin hanya merasa tak seimbang di hati, ingin Ayah juga menghukum si gadis gemuk di rumah seperti dulu menghukum mereka berdua.
“Lian Lian bisa hafal puisi kuno!” Mendengar Kakak menyebut puisi, Lian Lian segera mengajukan diri, menggerakkan kepang kecilnya sambil mulai menghafal dengan serius.
“Li Bai naik perahu tak bayar uang, nahkoda tendang dia jatuh ke sungai. Kedalaman genangan bunga persik seribu kaki, entah Li Bai sudah mati atau belum!”
“Byur!” Lan Xin tertawa terbahak.
Xiao Qilin juga hampir sakit perut menahan tawa, persis seperti Ibu, jalan pikirnya benar-benar unik!
Ayah, cepat hukum dia! Suruh dia berdiri di sudut sambil menghafal, seperti dulu Ayah menyuruh kami!
Namun, Ayah Lei malah mengangguk serius setelah mendengar puisi ngawur putrinya.
“Bagus, Lian Lian menghafal dengan baik. Nanti Ayah memancing, ikan terbesar akan Ayah panggang untuk Lian Lian.”
"Dua saudara kecil itu kembali terkena serangan kritis, langsung membeku kaku."
Lan Xin juga tak tahu harus berkata apa.
"Ayah begitu ketat pada putra, tapi memanjakan putri, apakah ini baik?"
"Lian Lian paling sayang Ayah!" Putri kecil yang dipuji itu dengan gembira mencium pipi ayahnya dengan sebuah ciuman manis.
"Bagus apanya..." gumam Xiao Qilin berdua. Sorot mata dingin Ayah langsung membuat mereka cepat-cepat membuat ekspresi menjilat.
"Bagus! Sangat bagus! Luar biasa bagus!"
"Karya sastra yang brilian, penuh inovasi! Adikku benar-benar jenius!"
Di rumah ini ada dua orang yang tak boleh disakiti.
Yang pertama adalah Ibu, karena jika menyakiti Ibu, Ayah yang licik akan mengamuk!
Yang kedua adalah Adik, karena jika menyakiti Adik, Ayah yang licik tetap akan mengamuk!
Putri kecil yang dipuji itu semakin tersenyum bahagia.
"Kita sekeluarga harus bersama selamanya, alangkah beruntungnya~"
Kakak dan Ayah paling memanjakannya, belum lagi Ibu~
Di sore yang hangat berlumur cahaya matahari, bos menggelar tikar piknik. Beberapa anak duduk di atasnya sementara dia menyiapkan alat pancing bersama dua putranya. Lan Xin menggendong putri kecilnya bersandar di sampingnya.
"Sayang, apakah caramu ini tidak akan merusak sifat putri kita?"
"Dia perempuan."
Setiap kali ditanya begitu, bos selalu menjawab seperti itu. Lan Xin tak pernah mengerti, ada apa dengan perempuan?
Melihat tatapan bingung sang istri, akhirnya bos berbaik hati memberikan penjelasan.
"Putri, suatu hari akan menikah."
"Jadi?"
"Putriku Lei Tingyu, hanya boleh menginjak-injak orang lain, tidak boleh diinjak orang!" boss menjawab penuh wibawa.
Lan Xin:...
Jadi, kau memanjakan putrimu sampai terbang ke langit, lalu menyuruhnya menjadi bencana bagi keluarga mertua?
Hmm, sepertinya boss sedang menyusun strategi besar.
