Bab 591 Wen Masuk ke Awan Hati, Bunga Cinta Bermekaran (9)
Karena cinta, maka memulai.
Karena cinta, maka tidak mempermasalahkan bagaimana sebenarnya dia merayunya. Dia tidak mau berpikir mengapa dia melakukan ini padanya.
Lama setelahnya...
"Kakak... Aku rasa 'olahraga' kita setelah makan... sudah cukup!"
Dasar sialan! Sebenarnya kamu ingin mempermalukan diri seperti apa?!
"Belum cukup." Matanya memancarkan cahaya haus darah.
Kamu kabur bertahun-tahun, sampai kapan baru bisa membayar?
Di kamar tidur, "olahraga" dahsyat masih berlanjut.
Di lantai bawah, boss memeluk putri bungsu yang penurut, Lan Xin menggandeng seorang putra, bersama keluarga Mo Lao Er dan keluarga Xin Ran, menekan bel pintu berkali-kali namun tak ada jawaban.
"Apa-apaan ini!" Mo Lao Er tak sabar.
"Iya, pemimpin ini benar-benar sembrono. Bukankah pagi tadi dia telepon mengundang kita main ke rumahnya?" Xin Ran bahkan membatalkan rapat penting demi janji ini.
Hanya boss yang mengerutkan kening, lalu seketika seolah mengerti sesuatu.
"Kembali, ke rumahku." boss berkata.
Lan Xin menatapnya dengan keraguan, "Suami, bukankah kau punya kunci rumah pemimpin? Mari kita buka saja pintunya. Mungkin dia cuma mengajak Wenwen belanja ke dekat sini, sebentar lagi pasti kembali!"
boss hampir ingin mencekik istri sembrono-nya sendiri.
Tambahan pedang ini benar-benar keterlaluan, apa kau bisa lebih bodoh dan polos lagi?
Kecerdasan Lan Xin bagai Pedang Suci Enam Meridian, kadang muncul kadang hilang. Saat tinggi, IQ-nya sangat mengerikan, tapi saat rendah seperti sekarang, boss ingin mencekiknya.
"Kau yakin mau masuk?" boss bertanya sekadar formalitas.
Seandainya Lan Xin sedikit lebih pintar, dia akan sadar suaminya telah menembus semua kebohongan.
Tapi kecerdasannya hanya online saat menghadapi masalah besar.
"Masuk saja! Sudah sampai sini, ngapain pulang?"
boss mendesah pasrah. Memiliki istri seperti ini, sungguh takdir yang pahit.
"Melihat dia tidak mau membuka pintu, Lan Xin masih terus menambahkan, "Dulu, pemimpin memberi kita kunci cadangan agar kami bisa mengunjungi Wenwen kapan saja, bukankah sudah memberimu satu? Buka pintu dong, lalu kita masuk, diam-diam bersembunyi di rumah mereka, tunggu pemimpin kembali, beri dia kejutan!""
"...Hehe." boss menyeringai dingin, "Kamu yakin nanti masuk bukan malah membuat ketakutan?"
"Suamiku, aku pintar kan~" Lan Xin mengangkat kepala dengan kebanggaan luar biasa, memohon pujian.
"...Hah!" "Kecerdasanmu benar-benar menyentuh hati!"
"San Di, punya kunci ya langsung masuk! Apa yang kamu ragukan?" Mo Lao Er mendesak.
"Lao Er, dulu kamu bertaruh berapa uang kalau pemimpin gagal makan?" boss bertanya.
"Hmm, awalnya 500 ribu, lalu bukankah kamu juga ikut taruhan 5 juta? Aku ikutmu 5 juta." Mo Lao Er masih belum menangkap maksud tersembunyi boss.
"Benar! Aku juga ikut 100 ribu, itu semua uang pribadiku lho!" kata Lan Xin.
Uang yang dia bawa adalah hasil keringat. Bar yang dikelolanya bersama Fei Fei baru saja mulai untung. Tidak bisa dibandingkan dengan para sultan ini. Bagi teman-teman ini, 5 juta hanya mainan, cuma sekali makan. Dia baru saja lepas dari kemiskinan.
Boss meliriknya dengan dingin.
Sekumpulan barang yang mengubur diri sendiri, dia malas mengurus.
Buka pintu, masuk!
Di dalam rumah, suasana hening.
Rumah Gong Yun juga apartemen dupleks, lantai satu area publik, lantai dua kamar tidur.
Sekelompok orang masuk bergantian.
Tiba-tiba, teriakan jelas masuk ke telinga semua orang.
"Ah!"
Mendengar teriakan Wenwen, wajah semua orang berubah pucat – kecuali Boss Lei yang sudah melihat segalanya, yang lain merasa situasi mulai genting.
"Bahaya, apa Wenwen mengalami sesuatu!" Semua tahu bahwa tingkat kecerdasan Wenwen saat ini setara anak 10 tahun.
Mungkinkah, karena Gong Yun pergi dan meninggalkannya sendirian di rumah, dia menghadapi bahaya tertentu?
Pikiran ini membuat semua orang merinding, lalu seketika berlari menuju lantai atas.
Boss Lei menahan kedua anaknya sendiri, bersama Lao Er dan Si Keempat.
"Kalian, tidak boleh naik." Kemudian menunjuk beberapa anggota keluarga perempuan.
"Kalian yang naik untuk melihat."
Tanpa sempat berpikir panjang, beberapa perempuan segera naik ke lantai atas.
Boss Lei duduk di sofa dengan wajah gelap.
Lao Er dan Si Keempat memandang Boss Lei dengan sorotan mata penuh kekaguman.
"San Di memang hati-hati, kalau Wenwen tidak sengaja terpeleset di kamar mandi, kita yang masuk pasti akan dibunuh Kakak."
Boss Lei tersenyum dingin, "Tidak mungkin insulasi suara rumah Kakak sampai buruk seperti ini."
Ini jelas-jelas sengaja membuka pintu kamar tidur, tidak tahu malu memperdengarkan suara!
Hanya dengan memikirkan menggunakan lutut pun Boss Lei sudah tahu.
Pasti Gong Yun, untuk membalas dendam karena ditertawakan jadi biksu, sengaja membuat adegan ini agar semua orang tahu.
Tidak ada kakak kandung – bukan "kakak" tak tahu malu seperti Gong Yun – yang rela melihat adiknya dimakan habis-habisan, lalu dipamerkan dengan sialan!
Maka wajah Lei Tingyu saat ini gelap bagai kegelapan malam.
Seolah-olah amarah bos belum cukup, suara-suara kembali bergema dari lantai atas. Bos yang sudah tak tahan lagi menutup telinga putrinya sambil menghentakkan sofa rumah Gong Yun.
"Gong Yun, kau keterlaluan!"
Saat ini Lan Xin yang memimpin beberapa perempuan sudah sampai di depan pintu kamar tidur. Begitu pintu didorong, semua orang terpaku.
Dari suara tak terkendali tadi, beberapa pria di lantai bawah sepertinya sudah mengerti.
"Aku... sialan!" Gerutu Mo Lao Er.
Xin Ran membeku seperti patung kayu.
Wajah bos menghitam.
Lao Er dan Si Keempat saling memandang, "Ini benar-benar... tidak tahu malu!"
"Benar! Berani-beraninya mengincar gadis di bawah umur?"
"Wenwen sudah 20 tahun, bukan di bawah umur."
"Usia mentalnya baru 10 tahun! Gimana sih cara pemimpin mengurus ini?"
"Siapa tahu caranya, posisi cowok di atas cewek atau sebaliknya, kan terserah mereka... Aduh, San Di, buat apa kau menghentakku?!"
Bos melototi mereka dengan dingin. "Berani-beraninya membahas kehidupan suami-istri adik kandung orang di depan kakaknya, kalian cari masalah ya?!"
Lan Xin turun tangga dengan dua perempuan lain, wajah merah padam dengan ekspresi yang sangat canggung.
"Sudah lihat?" Bos menyeringai sinis sambil melototi istrinya yang suka ikut campur.
"Dasar perempuan bawel! Hanya kau yang tahu caranya nonton drama! Dasar istri boros, maksa ikut masuk, sekarang puas kan?!!!"
Lan Xin wajahnya memerah, menggelengkan kepala, lalu mengangguk.
"Sebenarnya, tidak juga melihat..."
Gong Yun yang licik, sejak lama sudah merencanakan agar mereka melihat langsung, tapi mana mungkin memperlihatkan Wenwen terekspos? Jadi saat masuk, hanya bisa melihat dua orang terbungkus selimut. Tapi model kedua orang itu, sekali lihat langsung tahu sedang main peralatan listrik.
Ai Ma, mengganggu mata ah!
