Bab 595: Wen Masuk ke Hati Gong Yun, Kasih Duo Duo (13)
“Xiao Duo, bisakah kamu bekerja sama dengan Ibu memainkan suatu permainan?” tanya Wenwen pada putrinya.
“Permainan apa?”
“Kamu harus pura-pura tidak mengenali Ibu, dan Ibu juga akan berpura-pura tidak mengenalimu. Setuju?”
Xiao Duo mengerutkan kening, “Kenapa harus main yang begitu? Kedengarannya membosankan!”
“Hmm... Ini kebutuhan pekerjaan Ibu, ya?” Wenwen mencari-cari alasan untuk menutupi pertanyaan putrinya.
Xiao Duo berpikir sejenak, akhirnya mengangguk.
Melihat si kecil menurut, barulah Wenwen merasa lega. Ia menggandeng tangan putrinya dan menanyakan kabarnya selama ini.
Setelah beberapa saat berbincang di ruangan, Gong Yun datang mengetuk pintu.
“Kalian sudah siap? Kita akan ke taman bermain.”
“Sebentar lagi, Ayah! Tahu kan perempuan selalu butuh waktu untuk dandan dan ganti baju cantik!” jawab Xiao Duo.
Gong Yun tertawa kecil di luar pintu.
Meski masih kecil, si gadis kecil ini sudah suka berdandan. Ada perbedaan besar antara anak perempuan dan laki-laki. Kebanyakan anak dalam keluarga ini laki-laki, jadi merawat putri yang manja dan menggoda adalah pengalaman baru.
Tak lama kemudian, Wenwen dan Xiao Duo keluar sambil bergandengan. Ekspresi polos Wenwen kembali – seandainya Gong Yun tidak tahu ingatannya pasti pulih, mungkin ia benar-benar tertipu.
Lihat saja sampai kapan dia bisa berpura-pura!
Untuk menyambut kepulangan putrinya, Gong Yun memilih taman bermain sebagai lokasi reuni. Para anak bermain gembira sementara orang dewasa berjaga di sekeliling.
Wenwen ditarik Xiao Duo naik komidi putar. Gong Yun berdiri di samping, mengabadikan momen indah ini dengan kameranya.
Sepanjang karirnya, banyak karya foto hebat pernah ia buat, termasuk yang memenangkan penghargaan internasional.
Tapi hanya foto ini yang paling puas.
Putri yang tertawa bahagia, bersama perempuan yang dia sukai, muncul bersama di dalam gambar. Tak perlu teknik yang rumit, perasaan bahagia hampir memancar keluar dari foto tersebut.
"Pemimpin, biar aku memotret keluarga bertiga kalian ya?" Lan Xin mendekat, di tangannya juga memegang sebuah DSLR.
Sebagai sesama penggemar fotografi, meski kemampuannya tak sehebat Gong Yun, tapi masih jauh lebih baik dari orang biasa.
Gong Yun mengangguk, Lan Xin berpikir sejenak lalu menambahkan.
"Saat kalian mengadakan pernikahan susulan nanti, bolehkah aku jadi fotografer kalian? Meski kemampuanku tak setinggi dirimu, tapi kan kamu akan jadi pengantin pria, tak ada waktu membuat klon untuk memotret ya?" Setelah berkata demikian, dia menambahkan dengan licik, "Kamu, akan mengadakan pernikahan megah untuk Wenwen kami, kan?"
Boss Lei yang berada di dekat Lan Xin, mendengar istrinya mencoba mengorek informasi dari Gong Yun, mengangkat alisnya dengan geli.
Gong Yun menatap ibu dan anak perempuan di taman bermain, mengangkat sudut bibirnya lalu mengangguk pelan.
Mata Lan Xin berbinar, ini pertanda ada harapan!
"Ngomong-ngomong, jika pengantin wanita menangis terlalu histeris, efek fotonya akan jelek lho. Dan, jika ada luka-luka di tubuh, memakai gaun pengantin juga tak akan cantik."
Gong Yun mengangkat alis, apakah perempuan San Di ini mengira dia akan memukul Wenwen?
Lei Tingyu akhirnya tak tahan melihatnya, mendekat dan memeluk Lan Xin. Gong Yun pun bisa melepaskan diri untuk mencari Wenwen dan Xiao Duo.
"Kamu kenapa sih, sedikit lagi aku bisa mengorek informasi dari pemimpin!" Lan Xin menunjukkan ketidakpuasan pada boss yang muncul di saat ini.
"Dengan kepintaranmu ini, mau mengorek info pemimpin? Haha..." Boss mengejek Lan Xin dengan tegas, sambil menggigit telinga istrinya yang dianggap bodoh dan berbisik sesuatu.
"Benarkah?" Mata Lan Xin berbinar.
Boss mengetuk kepalanya, "Berani meragukan aku? Pantas dipukul!"
Adegan ini terekam di mata Wenwen, tanpa sadar membawa nuansa iri dalam hatinya.
Jika bicara keharmonisan hubungan, tak ada yang bisa menandingi kakak ipar dan istrinya. Sebenarnya mereka pernah melalui banyak masalah, tapi sekarang tetap bahagia bersama.
Andai setiap hubungan bisa bertahan dari awal sampai akhir, setiap pasangan yang saling mencintai bisa bersatu, alangkah indahnya.
Tanpa sadar ia mengikuti gerakan Gong Yun yang membeli dua gulali kapas lalu kembali.
"Wah! Terima kasih Ayah~" Xiao Duo gembira, menerimanya dan mencium pipi Gong Yun keras-keras.
"Terima kasih... Kakak." Wenwen juga menerima gulalinya.
Mendengar panggilan itu, mulut Gong Yun berkedut halus. Bagus, teruslah berpura-pura, jangan dikendalikan!
Wenwen dan Xiao Duo memilih komidi putar kerajaan labu yang ruangnya cukup untuk dua orang dewasa duduk sejajar. Gong Yun menggendong putri dengan Xiao Duo di pangkuannya, membuat Wenwen harus berdekatan erat. Penampilan mereka terlihat seperti keluarga yang sangat mesra.
Lan Xin yang berdiri di luar bertanggung jawab memotret, mengambil beberapa foto spontan.
Saat mobil digerakkan, Xiao Duo bersorak gembira. Pengalaman pertama duduk di pelukan Ayah, apapun yang dimainkan terasa sangat menyenangkan. Pelukan Ayah memberikan rasa aman yang luar biasa.
Sedangkan Gong Yun, saat fasilitas permainan mulai diaktifkan, memanfaatkan saat putrinya lengah, menoleh dan mencium bibir Wenwen.
Wenwen membelalakkan mata. Anak masih dalam pelukan, bagaimana dia bisa melakukan ini?
"Di sini ada sisa kapas, aku bantu bersihkan." Gong Yun berkata lembut. Wenwen mengangguk, Gong Yun tersenyum mengangkat sudut mulutnya.
"Kalian semua adalah anak-anakku, aku harus merawat kalian dengan baik."
Anak! Dua kata ini telah menjadi luka tak terucap di hati Wenwen.
Semalam, semua gambar beraura panas yang berantakan itu muncul kembali di hatinya, wajahnya pun memerah seperti dilanda awan merah.
Gong Yun, dasar makhluk tak tahu malu...
"Ayah benar, aku masih anak-anak!" Xiao Duo yang tak melihat gelombang dahsyat antara Ayah Ibu, dengan riang mengikuti perkataan Ayah.
Kemudian, wajah Wenwen semakin memerah.
Adegan ini terlihat sangat penuh cinta di mata orang luar.
Ayah tampan, Ibu cantik, plus bayi menggemaskan. Gong Yun menoleh dan membisikkan sesuatu di telinga Wenwen, membuat wajahnya semakin merah.
Lan Xin dengan gesit mengambil dua foto lagi, sambil tak lupa mengkritik Boss Lei di sampingnya.
“Lihatlah, apa artinya 'seperti bambu - diam namun sekali tumbuh langsung mengguncang'? Biasanya melihat penampilan pemimpin yang senyap, tak disangka saat mendekati cewek bisa semahir ini. Lihat Wenwen kita, sudah senang sampai seperti apa? Wajahnya merah semua, zieeett, sungguh manusia lebih manis dari bunga persik!”
boss mendengus, “Kamu yakin, apa yang dikatakan pemimpin itu pujian?”
Sudah bertahun-tahun menjadi saudara, orang lain mungkin tidak mengerti Gong Yun, tapi boss mana mungkin tidak paham?
Lan Xin memandang boss dengan bingung, “Hei, itu kan pemimpin. Karakternya baik, pasti sedang menghibur Wenwen. Kamu pikir semua orang seperti kamu yang baru buka mulut langsung mengancam? Hanya aku yang jujur menemani pria sepertimu, pemimpin pasti tidak akan sama sepertimu!”
Boss menggigit gigi. Memang pemimpin tidak akan mengancam seperti dia, tapi kalau pemimpin sudah mulai tidak tahu malu, hanya perlu dua kata untuk mendeskripsikannya.
Hmm...
Boss tebak benar. Apa yang Gong Yun katakan ke Wenwen memang bukan pujian.
