Bab 598 Wen Masuk ke Hati Awan, Cinta Duo Duo (16)
Di bawah desakan berulang Xiao Duo, Wenwen akhirnya bicara.
“Ibu pergi dulu karena Ibu menyakiti orang yang sangat penting bagi Ayah... Ibu adalah orang yang bersalah.”
Jika bisa memilih, siapa yang rela berpisah dengan orang tercinta.
Setelah Wenwen membuat pilihan sulit, dia pergi dengan menahan kesedihan besar di hati, putus asa total, bahkan sempat hampir tidak bisa bertahan hidup.
Tapi tepat saat itu, dia menyadari dirinya hamil, mengandung anak Gong Yun.
Kedatangan Xiao Duo membuat Wenwen menemukan kembali arti bertahan hidup. Dia mulai bangkit, memilih ikut Interpol, dan bertekad tidak menikah seumur hidup, hanya untuk menebus dosa masa lalu.
Awalnya dia pikir bisa membesarkan anaknya dengan selamat, tapi tak disangka, karena kesalahan takdir, Xiao Duo dan Gong Yun akhirnya bertemu.
"Ibu, sebenarnya Ibu melakukan apa? Ibu beri tahu Ayah, Ayah baik sekali, pasti tidak akan marah!" Xiao Duo tidak mengerti, hanya melihat wajah Ibu yang terlihat sangat sedih.
"Xiao Duo, kamu harus ingat. Kamu adalah bukti cinta Ayah dan Ibu, kristalisasi cinta kami. Meski di masa depan Ayah dan Ibu mungkin tidak bersama, kamu selamanya akan memiliki Ayah Ibu yang menyayangimu."
Wenwen mengelus kepala Xiao Duo. Xiao Duo masih kebingungan ekstrim, tapi melihat ekspresi sedih Ibu, dia enggan terus bertanya.
Tugas dari Ayah memang sangat penting, tapi dia tidak tega membuat Ibu bersedih.
"Ibu, Xiao Duo paling mencintai Ibu. Ibu jangan sedih ya." Xiao Duo memeluk Wenwen yang dengan getir mencium ubun-ubunnya.
Xiao Duo menekan ponsel di saku sambil memeluk Ibu, diam-diam berpikir: "Ayah, aku hanya bisa membantumu sampai sini. Tidak boleh bertanya lebih banyak lagi."
Sementara di ujung telepon, Gong Yun sedang merenungkan sesuatu.
Karena dia menyakiti orang terpentingnya? Mana mungkin, Wenwen baik hati, bahkan semut pun tidak tega diinjak.
Mengapa dulu dia pergi? Gong Yun terus mencari jawabannya.
Dulu, hubungan mereka sangat harmonis, bahkan sudah sampai tahap pertunangan.
Tapi tepat di acara pertunangan, ketidakhadirannya membuatnya menjadi lelucon besar.
Dia hanya meninggalkan satu kalimat untuknya, mengatakan telah jatuh cinta pada orang lain, memintanya jangan mencari dirinya lagi, lalu menghilang tanpa jejak selama lebih setahun. Ketika akhirnya berhasil menemukannya melalui berbagai cara, ternyata di sisinya sudah ada pria lain.
"Gong Yun, aku tidak mencintaimu lagi."
"Jangan terus mengganggu aku."
"Ya, aku memang pernah mengatakan mencintaimu, lalu apa? Siapa yang tidak pernah muda..."
Saat itu, kata-kata kejam yang diucapkannya seakan masih bergema di telinga.
Bertahun-tahun berlalu, setiap kali mengingat kekejamannya dulu, dirinya hampir tak kuasa menahan keinginan untuk menyiksa perempuan itu dengan seribu siksaan.
Sebenarnya dia bisa menemukannya kapan saja, membalas dendam pun mudah, tapi Gong Yun tidak melakukannya.
Orang lain mengira alasan dia tidak membalas Wenwen adalah karena kakak kandung Wenwen adalah Lei Tingyu, sementara Gong Yun dan Boss Lei memiliki persahabatan lebih dari sepuluh tahun - sehingga dia mengendalikan kekuatannya.
Selama ini dia selalu mengira Wenwen meninggalkannya karena jatuh cinta pada orang lain.
Tapi berbagai tanda sekarang menunjukkan bahwa sama sekali bukan seperti itu.
Sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu?
Gong Yun mengangkat telepon dan menghubungi ponsel Lei Tingyu.
"Bencinya, lepaskan aku--"
Dari seberang garis telepon terdengar suara-suara tidak pantas untuk anak-anak. Beberapa detik kemudian, suara santai Lei Tingyu terdengar.
"Hai?"
"...Berbuat mesum di siang bolong, San Di, kau semakin tak tahu malu." Gong Yun jelas tahu apa yang sedang terjadi di sana.
Suara Lei Tingyu masih tetap dingin, hanya teriakan manja Lan Xin di sampingnya yang mengungkapkan aktivitas boss saat ini.
"Sama-sama, ada keperluan apa?" boss tidak menghiraukan ucapan Gong Yun.
Kemarin, Gong Yun memeluk Wenwen berguling-guling di siang bolong, boss paham tapi tak mengungkit - kedua saudara ini setali tiga uang.
"Kuminta bantuanmu menyelidiki suatu hal, Wenwen baru saja bilang..."
Gong Yun menyampaikan kembali perkataan Wenwen kepada Lei Tingyu.
Soal kepintaran mendapatkan informasi, tak ada yang bisa menandingi Lei Tingyu. Selama ada rekaman di komputer, takkan luput dari hacker nomor satu ini.
"Mengerti." Lei Tingyu memutuskan telepon.
Lan Xin yang tertekan di bawah tubuhnya mendorongnya sambil malu-malu.
"Ini salahmu! Jangan neko-neko saat menelepon, sekarang pasti pemimpin tahu apa yang kita lakukan!" Lan Xin hampir mati malu!
"Tahu ya sudah, biarkan saja." Rasa malu boss sudah terlatih hingga level tertentu.
Cuma berhubungan intim, perlu lebay segitu?
Seolah-olah Gong Yun tidak bisa punya anak.
"Jahat kau, minggir!" Lan Xin mendorongnya, tak ingin si penjahat ini berhasil, tapi malah ditekan lebih kuat oleh boss yang sok idealis.
"Xin Xin, demi kebahagiaan Wenwen, jangan gelisah." Katanya penuh keseriusan.
"...Apa hubungannya kebahagiaan Wenwen dengan kelakuan mesummu di siang hari?"
"Karena jika kau tidak kooperatif, aku harus menghabiskan tenaga untuk menahanmu. Kalau tenagaku habis, tak ada yang selidiki kebenaran. Jadi lebih baik kau patuh, hematkan tenagaku. Ya, begitu, berbaring!"
Dasar...si tuan besar Lei Tingyu, integritas mana! Lan Xin menumpahkan kelucuan, bos barang sialan ini semakin tidak tahu malu...
Ketika Gong Yun kembali, di rumah sudah siap makan malam yang semuanya dibuat Lili, aroma harum memenuhi ruangan. Xiao Duo melihat Ayah pulang, langsung terjun dengan gembira.
Gong Yun menangkap putrinya, memeluknya erat, "Ibu kau mana?"
"Katanya pusing oh, mau tidur sendirian. Ayah, aku sudah bantu Tante Lili mengangkat hidangan, Xiao Duo penurut tidak?"
"Penurut. Kamu tunggu di sini sebentar, Ayah cari Ibu turun." Gong Yun mendengar Wenwen pusing, hatinya mulai gelisah.
Menaiki tangga dengan langkah cepat, dia khawatir jangan-jangan penyakit lamanya kambuh sehingga menyebabkan sakit kepala?
Saat Gong Yun mendorong pintu kamar tidur dan melihat kekosongan di dalam, otaknya langsung blank.
Ranjang kamar tidur tertata rapi, tidak ada jejak orang yang pernah berbaring.
Gong Yun cepat-cepat masuk, cek kamar mandi - kosong, ruang ganti - kosong, dengan ketidakrelaan dia lari ke ruang belajar, treadmill, kamar putrinya...
Sudut-sudut terjauh semuanya disisir, sama sekali tidak ada jejaknya!
Setelah Gong Yun menyelesaikan pencarian tanpa hasil dan kembali ke kamar tidur, barulah dia melihat secarik catatan di kepala ranjang.
Diambilnya, tulisan tangan wanita itu terbaca jelas.
Gong Yun, maafkan aku, sekali lagi aku menipumu.
"Ya, aku sudah memulihkan ingatan. Sekarang, aku tidak bisa lagi tetap di sisimu."
"Putri ini adalah milikmu. Kamu bisa membawanya untuk tes DNA. Dia sangat menyukaimu, aku titipkan dia padamu, harap kamu bisa merawatnya dengan baik."
"Selain itu, Lili memang perempuan baik, semoga kalian berbahagia."
"Aku pergi, kembali ke tempat yang seharusnya kutinggali. Jika suatu hari nanti kamu bisa memaafkanku, kuharap kamu tidak akan menghalangiku bertemu putri."
"Ditandatangani oleh, seorang wanita yang melakukan kesalahan, Lei Wenwen."
"Setelah membaca surat itu, Gong Yun merasa seperti ditampar keras."
"Catatan itu diremasnya di tangan, suara bergemuruh keluar dari sela giginya."
"Memaafkanmu... Bermimpi, tunggu kehidupan berikutnya!"
