"Bab 599: Wen Menyentuh Hati Yun, Bunga Cinta Bermekaran (17)"
"Gong Yun menggenggam catatan yang hampir melubangi hatinya, di kepalanya sudah muncul ratusan bahkan ribuan cara untuk menghukum perempuan yang kabur lagi ini."
"Telepon Lei Tingyu tepat berdering, Gong Yun mengangkatnya dengan penuh amarah."
"Peristiwa di masa lalu sudah kuselidiki tuntas. Begini kejadian sebenarnya..." suara boss terdengar melalui mikrofon.
"Setelah Lei Tingyu menjelaskan seluruh rangkaian peristiwa dengan singkat, Gong Yun tenggelam dalam keheningan yang dalam."
"Dia pernah membayangkan banyak kemungkinan, tapi tidak pernah menyangka akan seperti ini."
"Aku bertanggung jawab atas perkembangan masalah ini sampai sekarang," kata Lei Tingyu. Sebagai kakak laki-laki, dia merasa gagal tidak menemukan detail-detail ini sebelumnya.
“Jika kamu tidak bisa menerima dia, tolong jangan sakiti Wenwen. Hutang keluarga kami padamu akan kuganti dari cara lain.”
Ucapan serius Lei Tingyu membuat Gong Yun menutup mata dengan sinis, sudut bibirnya tersenyum getir tanpa pilihan.
“Sekarang, bukan masalah apakah aku akan menyakitinya atau tidak.”
“Maksudmu apa?” Lei Tingyu merasakan ada yang tidak beres.
“Masalahnya, apakah dia mau menemuiku atau tidak.”
“Jangan-jangan...” Situasinya tidak seperti yang dipikirkan Boss Lei?
“Benar. Dia kabur lagi, kali ini lebih nekat - meninggalkan anak untukku.”
Perempuan ini meninggalkan Masalah Sulit raksasa. Gong Yun pernah membayangkan sepuluh ribu kemungkinan Wenwen pergi, tapi tak pernah menyangka alasannya justru ini.
Perempuan, harus bagaimana menghadapimu?
...
Sejak detik pertama meninggalkan rumah, hati Wenwen dipenuhi kesedihan dan kegelisahan.
Beberapa tahun lalu, dia pergi dari sisi Gong Yun sambil membawa Xiao Duo yang masih dalam kandungan.
Kini saat pergi lagi, justru meninggalkan Xiao Duo yang sudah dewasa untuk Gong Yun. Baik membawa maupun meninggalkan, luka di hatinya tak mungkin terobati.
Tapi selain pergi, dia tak tahu harus bagaimana menghadapi Gong Yun. Masalah yang terjadi antara mereka beberapa tahun lalu hingga sekarang belum terselesaikan. Dia tak bisa menerima jika suatu hari kelembutannya hilang, apalagi mendengar pengakuannya jatuh cinta pada perempuan lain.
Yang paling tak ingin dilihatnya adalah sorot mata penuh dendam darinya. Itu terlalu menakutkan, dia tak akan sanggup menghadapi kehidupan.
"Wenwen tahu, kali ini dia tidak boleh memberitahu kakaknya Lei Tingyu tentang kepergiannya, apalagi menggunakan akunnya karena itu akan segera membuat jejaknya ditemukan oleh kakak dan Gong Yun."
"Mengenai masalah tidak ada uang, dia sudah memikirkan solusi yang sempurna - mencari kakak iparnya, Jin Lanxin."
"Jadi ketika Lanxin menerima telepon Wenwen dan keluar untuk menemuinya, dia terkejut melihat Wenwen dalam kondisi lesu yang hampir membuatnya ketakutan."
"Bagaimana mungkin kau keluar sendirian? Gong Yun berani tidak mengikutimu?"
"Kakak, ingatanku sudah pulih." Wenwen langsung ke inti.
"Apa?!" Lanxin terkejut luar biasa.
"Wenwen tidak menyembunyikan apapun lagi dari Lanxin. Dia menceritakan semua kejadian selama ini. Melihat ingatannya pulih, Lanxin sangat bersukacita."
"Ini kabar baik! Gong Yun sudah menjagamu berhari-hari, pasti sangat senang. Aku akan beritahu kakakmu sekarang, dia pasti juga senang!" Bagi Lanxin, pemulihan memori adalah hal terbaik yang layak dirayakan besar-besaran.
"Wenwen mencengkeram tangan Lanxin, 'Kakak, jangan beri tahu kakakku, apalagi Gong Yun!'"
"Mengapa?"
"Karena..." Wenwen ragu sejenak, akhirnya menceritakan seluruh rangkaian peristiwa.
"Ekspresi Lanxin awalnya penuh keheranan, semakin mendengar semakin serius, hingga akhirnya menangis histeris."
"Wenwen pernah menceritakan masa lalunya dengan Gong Yun sebelumnya, tapi kali ini jelas versi lengkap yang diceritakan."
"Sungguh suatu kebetulan yang tragis, masa lalu yang menyedihkan!"
"Jadi, paman kandungmu pernah menabrak nenek Gong Yun sampai tewas?" tanya Lan Xin.
Wenwen mengangguk pasrah, "Meskipun aku sangat berharap ini tidak pernah terjadi, tapi inilah kenyataannya."
Wenwen adalah anak haram. Ibunya dulu menggoda ayah boss, melahirkan Wenwen. Tapi Ayah Lei masih mencintai istri pertamanya, tidak menikahi ibu Wenwen. Ibu Wenwen membawanya tinggal di luar negeri selama beberapa tahun, paman Wenwen juga ikut ke luar negeri.
Saat Wenwen berusia beberapa tahun, pamannya kabur setelah menabrak seorang nenek tua hingga tewas, lalu menghilang tanpa kabar.
Tahun itulah Wenwen mengenal Gong Yun yang seusia dengan kakaknya.
Kemudian dimulailah hubungan persahabatan akrab mereka sejak kecil, layaknya plum muda dan kuda bambu.
"Saat berusia delapan belas tahun, aku menerima pengakuan cinta Gong Yun, lalu bertunangan. Masa itu benar-benar bahagia, andai waktu bisa terhenti selamanya."
Wenwen kini mengenang masa lalu itu, manis namun getir.
Kenangan indah itu tak akan terulang lagi.
"Tapi, kok bisa kebetulan begini?" Lan Xin bertanya.
"Aku selalu tahu, Nenek yang paling dihormati Gong Yun tewas ditabrak orang di luar negeri, pelakunya kabur, kasus ini menjadi kasus tak terselesaikan. Saat dia sedih, aku bahkan menghiburnya, bilang orang mati tak bisa hidup lagi. Karena pendampinganku selama itu, hubungan kami berkembang pesat. Tapi sama sekali tak kusangka, ternyata ini ulah pamanku sendiri!"
Wenwen takkan pernah lupa perasaan putus asa yang menghancurkan saat mengetahui kebenaran sebenarnya.
Si dalang ini bahkan berani menghibur Gong Yun, sungguh tak tahu malu! Semua terjadi diam-diam tanpa sepengetahuannya.
"...Bagaimana kau tahu? Hal yang sudah disembunyikan bertahun-tahun ini, kenapa baru terungkap tepat sebelum pertunanganmu dengan Gong Yun?" Lan Xin merasa terlalu banyak kebetulan yang mencurigakan.
"Waktu itu, ada yang mengirimiku video berisi rekaman kecelakaan yang dilakukan pamanku lalu kabur."
"Pasti ada tangan gelap di balik layar... Lalu pamannya sekarang?" Lan Xin menanyakan figur kunci ini.
"Selama jadi penyelidik kriminal internasional, aku terus mencari. Tahun lalu ketemu... Tapi dia sudah jadi tanaman hidup."
Maka kasus ini kembali menjadi buntu.
Wenwen ingat betul dulu pamannya sangat menyayanginya. Sebagai anak keluarga single parent yang jarang mendapat kasih sayang ibu, sebagian besar perhatian justru datang dari paman.
Tapi ketika orang penting yang dicintainya menyakiti orang terpenting Gong Yun, Wenwen benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Gong Yun, apalagi dalam situasi di mana mereka begitu saling mencintai.
"Mengapa tidak memberitahu pemimpin? Kalian seharusnya menghadapi ini bersama."
"Memberitahunya? Bagaimana aku harus menjelaskan? Bilang bahwa pamanku adalah pelaku pembunuh nenekmu? Apalagi penyebab langsung kecelakaan ini bukan orang lain, melainkan aku sendiri!"
"Bukankah pamanmu yang menabrak orang? Kenapa ada urusanmu di sini?"
"Karena alasan paman menabrak orang itu semuanya karenaku, kakak ipar. Aku begitu mencintai Gong Yun, melihatnya begitu menyayangiku. Bagaimana mungkin aku memberitahunya bahwa aku secara tidak langsung menyebabkan kematian neneknya?"
