Bab 604 Wen Masuk ke Hati Yun, Cinta Duo Duo (22)
"Wanita yang membuat Wenwen sangat iri, Lili, masuk sambil membawa nampan makanan."
"Kamu sudah sadar, ayo makan."
Wenwen mengira wanita ini adalah orang yang disukai Gong Yun, kalau tidak, dengan karakter Gong Yun yang seperti itu, mana mungkin mengizinkan orang lain masuk ke wilayah kekuasannya.
Memikirkan ini, tiba-tiba niat jahat muncul di benak Wenwen. Ia menarik selimut ke bawah sedikit, menampakkan jejak-jejak di tubuhnya.
Tepat seperti dugaannya, mata Lili langsung menancap pada Wenwen.
Wenwen dengan penuh kesombongan membusungkan tubuhnya.
"Lihat apa? Lihat terus pun, Gong Yun tetap milikku!"
Hasilnya, Lili berani—tertawa?
"Aduh, Paman kecil memang keterlaluan, kenapa tidak bisa mengontrol diri." Lili menutupi mulutnya sambil tertawa.
Beberapa sambaran petir mental menghujam kepala Wenwen.
"Pa...man kecil?!"
"Iya, ibuku adalah Gong Yu. Paman jauh lebih muda dari ibuku. Kutebak, kamu akan menjadi istri paman kecilku di masa depan, ya?"
Lili baru lulus dari sekolah pengantin wanita. Baik dalam memasak maupun bersih-bersih rumah, dia sangat ahli. Gong Yun tidak mengizinkan Wenwen dan ibunya diajar orang lain, hanya menyuruh Lili datang. Putri bangsawan ini pun harus mengambilkan teh, membersihkan rumah demi "kebahagiaan intim" paman kecilnya.
"Kamu..." Ya Tuhan, apa yang sudah dia lakukan dengan peralatan listrik itu!
"Wenwen memerah wajah, membungkus diri dalam selimut. Baru saja dia melakukan hal seperti itu dengan junior Gong Yun, rasanya sangat memalukan."
"Sebenarnya Paman kecil menyewa kepala pelayan dan pelayan. Cuma katanya kondisimu beberapa waktu lalu kurang stabil, lalu Xiao Duoduo masih kecil. Khawatir kalau mengajak orang tak dikenal, kalian akan gelisah."
Lili berpikir, nanti harus minta mas kawin besar dari Paman. Sudah lama jadi 'pelayan' begini.
Wenwen tak menyangka, cemburu selama ini ternyata salah paham. Sungguh memalukan! Dia bahkan meninggalkan pesan untuk Gong Yun agar hidup bahagia bersama Lili.
"Ya ampun, kalau Gong Yun lihat benda itu, kira-kira akan mati marah ya?"
Pantas semalam dia 'menghukum' dengan begitu ganasnya...
"Bibi kecil, aku tak tahu apa yang terjadi antara Bibi dan Pamanku. Tapi Paman benar-benar pria baik. Selama bertahun-tahun melajang, Ibu sampai khawatir jangan-jangan dia suka pria?"
"Dia... cukup normal." Wenwen memerah wajah membela Gong Yun.
Bukan cuma normal, malah terlalu normal! Semalam itu buktinya!
"Awalnya Ibu berharap dia cepat menikah. Dua tahun terakhir standarnya turun - mau nikah dengan siapa saja, bukan perempuan pun tak apa. Asal jangan terus lajang. Jadi kedatanganmu membuat keluarga kami senang."
Ucapan Lili membuat wajah Wenwen menjadi suram.
Keluarga Gong Yun bahkan bisa menerima pria, tapi apakah keluarga mereka bisa menerima dirinya yang menyebabkan kematian Nenek Gong Yun?
Lili tidak mengerti mengapa ekspresi istri paman berubah, padahal dia sudah sangat berusaha melakukan persuasi Yey.
Di saat itu, Gong Yun masuk dan langsung melototi Lili ketika melihat wajah Wenwen yang pucat.
"Apa yang kamu katakan padanya?" Lili yang selalu bertingkah bodoh ini, bicaranya tidak pakai otak, jangan-jangan kata-katanya menusuk Wenwen seperti jarum?
Tuduhan Gong Yun membuat Lili merasa terzalimi, "Aku tidak bilang apa-apa! Cuma bilang seluruh keluarga menyambut kedatangan calon istri paman!"
Gong Yun paham, pasti Wenwen masih memikirkan kecelakaan mobil itu.
"Kamu keluar." Perintah Gong Yun pada Lili yang langsung menuruti.
Wenwen yang terbungkus selimut akhirnya tidak tahan digerogoti hati nurani, sekarang juga dia harus jujur pada Gong Yun!
"Gong Yun, aku... ada hal yang harus kuakui. Tentang Nenek sebenarnya——"
"Aku lapar."
Gong Yun memotongnya.
"Apa?" Wenwen menengadah dengan terkejut.
"Mau makan kue sus."
"Aku buatkan..." Dia ingin jujur tentang kejadian di masa lalu, tapi kenapa tiba-tiba dia minta ini?
"Masakanmu bisa dimakan?" Gong Yun benar-benar tidak merendahkan Wenwen.
"...Hm." Memang keterampilan memasaknya payah.
“Beli, aku mau yang dijual toko ketiga di sudut jalan, beli, sekarang.”
Wenwen mengangkat tubuhnya yang pegal-pegal, mengenakan pakaian. Gong Yun mengelus pipinya dengan tangan, berkata dengan sorot mata yang dalam.
“Jangan berpikir untuk kabur. Putrimu ada di tanganku. Kalau tidak takut kulempar dia, silakan lari.”
Garis hitam muncul di dahi Wenwen, “Bukankah putriku juga putrimu?”
“Kau baru memberiku satu putri. Tapi kau pernah janji masih berhutang 4 anak. Menurutmu aku tidak bisa berhitung?”
Maksudnya: Jika berani kabur tanpa melunasi "hutang" melahirkan, Xiao Duo yang akan jadi sasaran!
Dari mana makhluk ini belajar sampai bisa mengancam orang?
Lagipula nada bicaranya sekarang persis seperti si jahat.
Wenwen menerima kunci mobil yang disodorkannya. Gong Yun tiba-tiba berkata dengan penuh makna.
“Ingat, aku yang menyuruhmu pergi.”
Wenwen mengemudi mengikuti rute yang ditentukan Gong Yun. Sepanjang jalan ia masih memikirkan apakah akan kabur atau tidak.
Dari perkataan Gong Yun tadi, jelas jika ia kabur putrinya pasti akan celaka.
Tapi jika tidak kabur, bisakah ia menerima kenyataan? Sebagai dalang yang menyebabkan kematian Nenek Gong Yun, apakah pantas tetap berada di sisinya menikmati momen manis bersama?
Meski Gong Yun mengaku membencinya, tapi jika dipikir-pikir ia sama sekali belum pernah menyakiti dirinya.
Meski telah melakukan banyak kesalahan, dia masih menghindari masalah serius. Bahkan hukuman yang diajukan terasa manis yang menyayat hati.
Bukankah dia ingin punya lebih banyak bayi dengannya? Xiao Duo selalu mengeluh kesepian. Dengan lebih banyak anak, pasti ada yang menemani selama proses tumbuh kembang.
Tapi...
Sampai di lokasi, Wenwen memarkir mobilnya lalu menghitung toko dengan cermat. Gong Yun bilang harus ke toko ketiga di jalan ini——
Hah, jangan-jangan salah alamat?
Jalan ini sama sekali bukan tempat menjual makanan!
Ini adalah jalan digital. Toko-toko berjejer menjual produk elektronik. Setiap toko memiliki papan iklan elektronik. Di tengah jalan, tergantung papan iklan elektronik raksasa.
Menariknya, separuh produk di jalan ini milik perusahaan Gong Yun, separuhnya lagi milik kakaknya Lei Tingyu. Wenwen menghitung toko ketiga—tepat seperti dugaannya, toko fotografi digital.
Itu pun butik merek Gong Yun.
Tempat seperti ini mana mungkin menjual kue puff?
Wenwen mengeluarkan ponsel hendak menelepon Gong Yun untuk menanyakan kemungkinan salah alamat.
Tiba-tiba, dia melihat pemandangan di depan yang membuatnya terkesiap menutup mulut!
"Xiao Duo!"
Kenapa putrinya disandera pria berbaju hitam?!
Tak jauh di depan, seorang pria bermuka tertutup sedang menodongkan pistol ke kepala Xiao Duo!
Orang-orang sekitar berteriak histeris.
Wenwen berlari cepat-cepat mendekat.
"Lepaskan putriku!"
"Kalau begitu kamu yang jadi sandera." Suara pria berbaju hitam itu terdengar sedikit familiar, tapi Wenwen tidak sempat memikirkan lebih jauh. Bahkan dia tidak merenung mengapa putrinya bisa diculik secara mencurigakan. Yang bisa dipikirkannya sekarang hanyalah melindungi putrinya!
