"Bab 607 Feng Hua Mei Juan Qi Ai Tian Tian (1)"
"Toilet wanita selalu menjadi pusat gosip, bahkan di grup perusahaan peringkat pertama seperti Lei Group sekalipun."
"Lei Group telah melalui puluhan tahun, di bawah pimpinan CEO Lei Tingyu tetap berdiri kokoh di bidang digital. Meski saat ini nama CEO masih Lei Tingyu, mereka yang familiar dengan Lei Group pasti tahu bahwa sang CEO sedang berkeliling dunia bersama istri tercinta. Semua bisnis grup telah diserahkan ke dua putranya, Lei Tianqi dan Lei Tianlin."
"Ada pepatah 'kekayaan tidak bertahan tiga generasi', tapi ini tidak berlaku untuk Lei Group. Dua putra Lei Tingyu, Lei Tianqi dan Lei Tianlin, masing-masing menjabat sebagai Manajer Umum dan Manajer R&D Lei Group. Satu mengurus eksternal, satu mengurus internal. Kedua saudara ini bekerja sama dengan harmonis alami, terus memperluas skala grup, mewarisi semangat ayah mereka di masa lalu."
Saat ini, di toilet wanita lantai departemen desain Lei Group, beberapa perempuan sedang bercermin sambil memperbaiki makeup dan bergosip.
"Xiao Feng Lei itu benar-benar menyebalkan! Dengan tampilan genitnya, semua pria di departemen langsung terpana. Dia sudah merebut semua kejayaan kita!" Seorang perempuan menggosok sambil mengaplikasikan lipstik.
"Apa maksudmu perempuan asing yang ditempatkan tiba-tiba di departemen desain itu?" Tanya perempuan lain yang ikut bergosip.
Meski Lei Group adalah konglomerat multinasional dengan banyak karyawan asing, di departemen desain hanya ada satu orang asing.
Di dalam bilik toilet, sepasang tangan kecil putih bersiap membuka pintu. Mendengar suara dari luar, tangannya berhenti. Dia mencondongkan telinga - sepertinya ada yang membahas dirinya?
"Ya dia! Bule berambut pirang bermata biru itu! Yang fasih berbahasa Mandarin dan selalu tertawa palsu ke semua orang!"
"Tertawa palsu? Perempuan di toilet meraba wajahnya sendiri, apakah senyumannya terlihat sangat tidak tulus?"
"Dia itu, Lei Xiao Feng! Semua pria di departemen kami terbuai olehnya, sampai menyebut senyumannya seperti malaikat, Goblog! Lihatlah, ambisinya akan pujian begitu besar. Hari ini membawa tas Dior, masih mengenakan model terbaru Chanel. Imitasi kelas tinggi sekarang ini dibuat sangat mirip."
Perempuan di toilet menunduk melihat set perlengkapan yang dikenakannya. Apakah benar-benar terlihat seperti imitasi?
Saat bangun pagi, dia pernah bertanya pada pria yang masih malas-malasan di ranjang: "Di hari pertama kerja, pakaian seperti apa yang cukup rendah hati?" Pria itu dengan malas menunjuk set yang sedang dikenakannya.
Setelah berganti, dia bertanya apakah terlihat bagus. Hasilnya? Terlalu menarik sampai nyaris tertunda di ranjang, hampir membuatnya terlambat!
Mengingat pria yang hampir membuatnya terlambat di hari pertama kerja itu, wajah perempuan itu memerah berulang kali.
Gosip di luar masih berlanjut.
"Hei, kursimu bersebelahan dengannya. Apakah bule biasanya punya aroma kuat? Apakah dia mengolesi parfum sampai berlebihan?" Perempuan yang sedang memulas lipstik itu terus bertanya.
Aroma? Perempuan di toilet mengangkat lengannya, mengendus, tapi tidak menemukan bau apa pun.
"Sepertinya tidak beraroma... Dia juga tidak memakai parfum. Tapi kudeteksi ada aroma kologne tipis di tubuhnya, seperti yang biasa digunakan pria. Menurutmu, apakah dia bisa ditempatkan di Departemen Desain Lei Group yang penuh talenta ini karena memanfaatkan strategi licik melalui aturan tak tertulis?"
...Wanita itu wajahnya memerah lagi, semua salah makhluk yang membuatnya terlambat tadi. Saat mengantarnya kerja dengan mobil, dia menekannya di dalam mobil, dicium berkali-kali, sampai aroma parfum kuno-nya menempel di tubuhnya!
Aturan tak tertulis... sepertinya juga ada!
Karena pria itu sama sekali tidak setuju dia bekerja, dia harus merengek-rengek bahkan menawarkan diri di ranjang, diguling-gulingkan pria itu sampai akhirnya berhasil mendapatkan kesempatan kerja.
Tapi dia juga bukan tanpa kemampuan loh, lulusan berprestasi jurusan desain Cambridge. Sayangnya sejak lulus sampai sekarang selalu diawasi ketat oleh pria itu, ijazahnya cuma hiasan. Pria itu bahkan tidak mengizinkan orang lain meliriknya, jadi ini pekerjaan pertamanya.
"Pokoknya, Lei Xiaofeng jelas-jelas bukan orang baik, dadanya gede banget. Bule kan bebas, bisa jadi udah sering berhubungan dengan pria sejak kecil!"
"Oh hoho~"
Suara gosip perlahan menjauh, wanita yang bersembunyi di bilik akhirnya bisa keluar. Berdiri di depan cermin, memandang dirinya dengan pasrah.
Rambut pirangnya diikat rapi di atas kepala, mata biru besar yang berkilauan, garis wajahnya lebih condong ke Asia. Mungkin karena tumbuh besar di China, selain rambut dan mata, tidak terlalu kebarat-baratan. Postur tubuhnya pun sesuai standar Asia, mungil dan menggemaskan.
"Aku mana mirip penjahat?" Lei Xiaofeng bicara sendiri ke cermin, bibir kecilnya yang mengernyit terlihat lincah. Bahasa Mandarinnya standar, tapi masih ada logat Beijing-nya.
“Apa yang dimaksud bule pasti terbuka? Aku juga mau terbuka, tapi harus... dia setuju dong!”
Mengingat makhluk otoriter itu, Lei Xiaofeng membuat ekspresi sinis ke cermin, jangan sampai memikirkannya. Kesempatan kerja yang susah payah diraih, sama sekali tidak akan dia lepaskan.
Tapi mengenai omongan dua perempuan itu, bahwa sejak kecil sudah pernah bersama pria...
Pipi Xiaofeng memerah. Dimakan pria di usia 18 tahun, ini tidak termasuk dini kan?
Mengenai yang mereka sebutkan 'besar'... Lei Xiaofeng menunduk, melihat bukit kecilnya sendiri, seolah masih ada ilusi tangan pria yang menempel di sana, wajahnya semakin merah.
Selama ini menurutnya, dada sebesar ini di tubuhnya yang tinggi, satu sisi karena nutrisi yang baik, sisi lain adalah ulah si penjahat kelas kakap yang sejak kecil terus meraba dan menggosok-gosoknya!
Sejak 12 tahun, dia sering menyelinap ke kamarnya. Bahkan Xiaofeng sendiri merasa mungkin akan cepat dimakan, tapi dia benar-benar bisa menahan hasrat sampai ulang tahun ke-18, lalu...
"Feng Bao, ini hadiah kedewasaan untukmu. Terima aku, mulai sekarang kau milikku..."
Ucapan pria itu seolah masih bergema di telinga, wajahnya semakin panas.
Pedagang memang licik dan penipu! Jelas-jelas dia yang memakan orang, tapi berani mengaku memberi hadiah!
"Lei Xiaofeng menepuk wajahnya yang merah, memberi kode semangat pada bayangannya di cermin. Kesempatan kerja yang susah payah diraih ini, meski rekan-rekan tak terlalu ramah, harus dipertahankan!"
Departemen Desain markas besar Lei Group dipenuhi staf elite. Area kerja Lei Xiaofeng di dekat jendela. Gadis itu fiks menatap komputer, berkonsentrasi penuh memodifikasi gambar.
"Lei Xiaofeng, data ini antar ke kantor Manajer Umum lantai 45." Rekan kerja meletakkan dokumen di meja Xiaofeng.
"Aku?" Xiaofeng menunjuk hidungnya sendiri, bertanya heran.
Bukankah tugas pesuruh seperti ini seharusnya dikerjakan asisten? Meski baru bergabung, dia tetap seorang desainer. Lagipula masih banyak pekerjaan menumpuk.
Jangan dikira gaji tinggi Lei Group mudah didapat. Beban kerjanya sangat besar. Uang kapitalis memang sulit diuntungkan!
"Bagaimana? Tidak mau? Jangan sok istimewa hanya karena kamu orang asing! Andai bukan karena asisten sedang sakit perut, mana mungkin giliranmu bertemu Manajer Umum!" sindir rekan itu dengan nada asam.
Ketemu Manajer Umum... Ada istimewanya? Setiap hari ketemu sampai bosan.
Xiaofeng menghela napas, menerima dokumen.
"Aku yang pergi."
