Bab 609 Kecantikan Mewah Cinta Manis Qi (3)
Saat pintu elevator tertutup, di ruang sempit itu hanya tersisa pria tinggi besar dan wanita mungil.
Xiao Feng menundukkan kepala, perlahan mundur ke belakang.
Lei Tianqi menekan tombol pause setelah elevator turun satu lapisan.
Beberapa detik singkat membuat jantung Xiao Feng berdebar kencang. Saat menyadari pria itu menghentikan elevator, ia buru-buru mundur sambil menatapnya dengan tegang.
"Itu... kita... kita sudah janji, di perusahaan harus pura-pura tidak saling kenal!"
Merasa pria itu terus mendekat, aroma kologne yang familiar bercampur aura maskulin menyelimutinya. Xiao Feng mencoba menahan dengan tangan kecilnya, sambil gagap berusaha mengulur waktu.
"Kamu sudah janji! Di sini tidak boleh ada yang tahu hubungan kita-- Mmm!"
Tubuh tinggi besar akhirnya berhasil memeluknya. Ia menunduk, mencium tegas bibir kecil yang cerewet. Xiao Feng terpaksa mengangkat kepala, menahan ciuman dalam-dalam sambil merasakan tangan pria itu bergerak di tubuhnya.
Meski pagi tadi mereka sudah bercinta dengan garang, saat aura yang terlalu familiar ini kembali menyelimuti, Xiao Feng lagi-lagi larut dalam gairah yang dibangkitkannya.
Setelah puas mencium, pria itu melepaskannya. Wajah seriusnya kini berhiaskan kelembutan. Ia merapikan helai rambut Xiao Feng, lalu mencubit pinggang rampingnya sampai perempuan itu kembali memerah wajah sebelum akhirnya melepas pegangan.
“Kamu menyebalkan! Katanya tidak kenal!”
Dia ingin merasakan pengalaman bekerja, tidak mau dianggap sebagai pemegang hak istimewa, secara alami harus menjaga batas dengannya.
Tapi penjahat kelas kakap ini, berani mengejarnya sampai ke elevator di hari pertama kerjanya, bahkan menciumnya dengan kejam seperti ini!
Menghadapi rengekannya, Lei Tianqi hanya menoleh sedikit, membiarkan bibirnya menempel di telinganya, bertanya dengan suara rendah.
“Masih sakit?”
“Apa?” Dia tak mengerti, memandangnya dengan bingung.
Senyum bermakna mengembang di wajahnya, tangannya meluncur lembut ke posisi yang membuatnya tersipu, tapi nada suaranya tetap lembut.
“Tadi pagi... agak kasar. Sakit?”
Bledeg! Wajahnya memerah bagai mentari, bicaranya terbata-bata, “K-k-kamu keterlaluan! Kita sudah janji harus menjaga jarak di perusahaan!”
“Kalau tidak sakit, malam ini kita lanjutkan.” Matanya berbinar.
“Sakit, sakit sekali!” Dia langsung berubah sikap, tapi kepura-puraan lemahnya tak mendapat belas kasihan sang pria.
Tangannya menyentuh bibirnya dengan gerakan samar, “Tak apa kalau sakit, Kakak akan menyayangimu dengan baik...”
Menunduk, menciumnya lagi.
Berbeda dengan suaranya yang lembut, gerakannya penuh wibawa seolah ingin menelannya bulat-bulat. Dia tak meragukan betapa arogannya pria ini - sama sekali tak peduli ini tempat umum!
“Lei Tianqi, kamu penipu!” Dia menunduk panik merapikan pakaiannya, wajahnya terasa panas, bibir merahnya terlalu menggoda, jangan-jangan ketahuan rekan kerja?
“Apa yang kutipu darimu?” Lei Tianqi malas bersandar di dinding elevator, menikmati pemandangannya merapikan baju.
“Berani-beraninya kamu menindakku di perusahaan?” Di mana kredibilitasmu?
Antara sesama manusia, tidak bisakah ada sedikit kepercayaan?
“Bukan menindak, aku hanya mencicipi apakah lipstikmu manis, um, enak.” Akhirnya dia melepas, menekan tombol elevator.
Saat Xiao Feng limbung kembali ke kursinya, menatap kosong ke jendela, jantungnya masih berdebar kacau olehnya, detak jantungnya baru tenang ketika Xiao Feng menyadari masalah serius.
Apakah hari ini dia memakai lipstik?
Tidak sama sekali.
Jadi...dibohongi lagi oleh makhluk licik itu?
Membayangkan aksinya yang terang-terangan memuaskan nafsu, semburat merah di wajah Xiao Feng semakin pekat.
Pekerjaan lebih berat dari bayangan. Sebagai anggota baru yang ditempatkan di tim elite dengan paras cantik di departemen desain yang mayoritas perempuan, Xiao Feng cepat mendapat permusuhan bulat dari rekan-rekan wanita yang sengaja membebani pekerjaan padanya.
Mereka juga selalu membicarakannya diam-diam.
Cara berpakaian, penampilan, hingga aura dirinya di mata para wanita ini layak jadi bahan gunjingan.
Xiao Feng sibuk mengerjakan tugas yang dilemparkan pada mereka, tak sempat berpikir banyak. Untung rekan kerja pria di departemen cukup merawatnya.
Hampir waktu makan siang, ponsel Xiao Feng bergetar. Diambilnya, ternyata pesan.
Atasan hanya menulis dua karakter: Naik ke atas.
Wajahnya memanas, takut ketahuan melirik ke sekeliling. Baru lega setelah memastikan tak ada yang melihat.
Diam-diam membalas: Tidak, aku mau makan di restoran karyawan.
Bodoh sekali! Dengan banyak mata mengawasi, jika dia lari ke lantai 45, bukankah semua akan melihat anggota baru ini berani masuk-keluar kantor manajer umum?
Belum melakukan apa-apa pun sudah dijuluki "tidak seperti perempuan baik", "berdada besar tapi tak berotak", "naik jabatan pakai aturan tak tertulis".
Jika rekan lain melihatnya bersama objek fantasi seksual nomor satu perempuan Lei Group, bagaimana nasibnya?
Tenggelam dalam air liur perempuan yang dipenuhi iri dan dengki...
Jadi, rendah hati, rendah hati!
Di kantor manajer umum lantai 45, pria itu mengerutkan alis ketat membaca pesan perempuan.
Adik kembar yang duduk di meja kerjanya menggoyang-goyangkan kaki, menggeleng kepala dramatis.
"Perempuan jangan dimanja. Lebih baik dikurung di rumah. Kalau dilepas, cepat atau lambat kau akan menyesal. Lihat, sekarang makan siang pun enggan bersama!"
Dua kali tertawanya terdengar sangat layak dipukul.
Lei Tianqi melototi adiknya, "Singkirkan pantat kotormu dari meja kerjaku."
"Ck, marah karena aku membongkar beban pikiranmu? Kakakmu ini tidak boleh memanjakan perempuan. Lihatlah ibu kita, sampai seperti apa karena dimanjakan ayah? Kemarin aku lihat ibu update lingkaran pertemanan, bilang sedang naik unta di padang pasir. Bahkan ayah didandani seperti orang Arab yang menggandeng unta. Serius, lewat cadar tipis pun aku bisa melihat wajah ayah yang gelap gulita, haha!"
Di mata Lei Tianlin yang masa bodoh, aib pertama keluarga kami adalah ayah Lei Tingyu yang terlalu memanjakan istri.
Aib kedua adalah kakak Lei Tianqi yang sedang berusaha keras menuju jalur kebapakan ala budak istri ayah.
"Kamu yang ingin mencari perempuan untuk dimanjakan, harus bisa menemukannya dulu baru bicara," balas Lei Tianqi dengan dingin.
Lei Tianlin mencibirkan bibir, "Tahan saja perasaanmu. Bahkan adik Feng sudah tidak mau makan siang bersamamu. Kesal kan?"
Prak!
Lei Tianqi menekan tangan di meja, berdiri dengan wajah dingin.
"Sebelum pulang, rencana perbaikan skenario produk baru harus sudah kuserima."
"Hai, kamu manusia apa bukan? Kan sudah sepakat minggu ini baru diserahkan?" Posisi Lei Tianlin sebagai manajer departemen produk ini pun sebenarnya dipaksakan ayah. Ia sama sekali tidak menaruh seluruh perhatian di sini.
Dibanding kakaknya yang kaku, ia lebih suka balapan mobil dan mendekati perempuan.
“Kami para pria yang biasa memanjakan perempuan, saat kemarahan memuncak, mudah melakukan hal-hal yang menyakitkanmu. Jika belum selesai, akan kukabari ibu bahwa kamu ganti pacar lagi.”
Lei Tianqi menyelesaikan ucapan itu dan bergegas keluar. Dia penasaran, apakah makanan kantin karyawan benar-benar lebih enak dari sini?
