Bab 621 Feng Hua Mei Juan Qi Ai Tian Tian (15)
Yang digigit jelas dirinya, yang dipenuhi amarah pun tetap dirinya.
Hasilnya perempuan pembuat masalah itu berani bilang dialah yang bersalah?
“Perempuan, kau harus menjelaskan semuanya!”
“Jangan berisik... aku ngantuk...” Kepala pusing, mabuk berat ah!
“Tapi dia keras kepala, akhirnya, Guo Guo murka, satu gigitan, dunia sunyi.”
“Dia puas tidur, sebelum tidur masih bergumam pelan.”
“Tidak enak...”
“Lei Tianlin meraba hidungnya yang tergigit, sambil menggeretakkan gigi ke perempuan yang tidur panjang.”
“Bagus, dendam bertambah lagi satu!”
“Pagi hari, di depan rumah utama keluarga Lei, berdiri 2 orang.”
“Perempuan mungil menggandeng tangan pria tinggi, wajah penuh semangat.”
“Suami, putra-putra kami melihat kita, pasti sangat senang ya?” Lan Xin bertanya.
“Lei Tingyu diam, dalam hati tidak bisa tidak, mulai kasihan pada putranya.”
“Di dunia ini, benar-benar ada ibu yang membosankan seperti ini.”
“Untuk 'menangkap basah' putranya, sengaja naik pesawat pribadi kembali, untuk membuat lokasi penangkapan, bahkan menjebak wanita putranya mengantar barang ke pintu.”
“Ibu seperti ini, jika Boss Lei diminta mencari kata sifat yang tepat, yaitu, iseng aja, jika saja dia punya telur.”
“Waktu tidak meninggalkan banyak jejak di wajah Lan Xin.”
“Masih cantik dan penuh energi, tidak ada kerutan di wajah, suami dan beberapa anak sangat memanjakannya, tidak ada hal merepotkan, produk perawatan termahal dioleskan sembarangan, perempuan seperti ini, jika bisa tua baru aneh.”
“Justru karena hidup terlalu beruntung, sehingga Lan Xin mencari cara untuk mencari hiburan, kali ini, jelas dia menjadikan putra-putranya sebagai target.”
“Terhadap tindakan istrinya, Boss Lei justru senang melihatnya.”
Karena jika putra tidak dikorbankan, suaminya ini akan sangat kasihan. Beberapa hari yang lalu dia dibohongi sampai ke padang pasir, menggandeng unta sambil mengatur berbagai model. Hal ini membuat boss jengkal hanya memikirkannya.
Jadi, biarkan putra berkorban sebentar. Lan Xin ingin melihat anaknya menikah, maka biarkan dia menikah. Dengan begitu energinya bisa teralihkan sebagian.
Boss merasa, jika tidak mencari masalah untuk Lan Xin, dia mungkin akan menyiksa dirinya lagi dengan cara yang tak terduga lain kali...
Pasangan suami-istri yang masing-masing menyimpan niat, menggandeng tangan naik ke lantai. Lan Xin sengaja membuat gerakan "Sst", memberi isyarat pada suami untuk memperlambat langkah. Kemudian, dengan ekspresi nakal kecil menggenang di wajah, berdiri di depan pintu putra sulung sambil berbisik bertanya pada boss.
"Suami, menurutmu nanti aku harus pura-pura terkejut, atau dengan wibawa meminta putra bertanggung jawab?"
Putra sulung Xiao Qi, seharusnya sudah tidur bersama calon menantu Xiao Feng yang dia sukai sekarang?
"Mainkan peran sesuai sifat aslimu saja," jawab boss dengan halus.
Sebenarnya dia ingin mengatakan, perempuannya ini, meski dalam keadaan biasa saja sudah cukup mematikan, telah dimanja sampai tak kenal aturan...
Lan Xin tertawa pendek, sedang bersiap menghentakkan pintu. Tiba-tiba, terdengar jeritan.
"Ah!"
Suara gadis!
Senyum Lan Xin mekar maksimal, kaki menghentak!
"Lei Tianqi, anak nakal! Apa yang telah kau lakukan—Hah?"
Di dalam ruangan, tidak ada adegan putra merebut perempuan paksa seperti yang dinantikan Lan Xin.
"Xiao Feng sedang membungkus handuk, berdiri di depan kepala ranjang, dengan senyuman lembut membantu Lei Tianqi mengikat dasi. Lei Tianqi sudah berpakaian rapi."
Situasi seperti ini, sekilas sudah jelas sesuatu telah terjadi. Meski tidak tertangkap basah, tapi sudah tahu bagaimana keadaan mereka sebenarnya.
Tapi masalahnya adalah——
"Baru saja siapa yang berteriak?"
Lan Xin dan boss saling bertatapan. Boss mengerutkan kening, pandangannya tanpa sadar melayang ke luar.
Tak disangka Lan Xin masuk. Begitu melihatnya masuk, wajah Xiao Feng langsung pucat pasi karena gugup. Habis! Terlihat oleh orang tua dia!
Lei Tianqi justru terlihat tenang.
Sebenarnya dia sudah lama menduga mungkin adegan seperti ini akan terjadi.
Mengingat sifat ibunya yang doyan rusuh, memberi isyarat pada Xiao Feng untuk mengambil buku, bukankah ingin menjodohkan dia dengan Xiao Feng?
Jadi biarkan ibu melihat juga tidak apa, toh ini istri dia, cepat atau lambat harus diperkenalkan ke orang tua.
Xiao Feng merasa seperti dicekik ketegangan. Habis! Dia terlihat, itu pun masih membungkus handuk...
Jangan-jangan ibu mertua menganggapnya tidak sopan, membencinya, lalu keluar——Hah, keluar?
Hanya melihat Lan Xin sambil berjalan keluar dengan santai berkata.
"Kalian berdua tunggu saya sebentar ya! Nanti saya kembali untuk menangani urusan kalian!"
Sekarang Lan Xin harus mencari tahu, dari mana sebenarnya sumber jeritan tadi?
Boss sudah mengerti. Kamar kedua putra itu berdampingan erat. Jika bukan putra sulung, berarti si bungsu.
Putra bungsu...boss mengangkat sudut bibir dengan ekspresi penuh teka-teki.
Anak sialan ini, terlihat masa bodoh, tapi karena punya hobi khusus, sampai sekarang belum pernah...
Kasihan putra kedua keluarga kami, dia kira bisa menyembunyikan semua ini dengan sempurna, tapi bukan hanya kakak yang tahu, ayah juga tahu.
Saat Lan Xin dan Lei Tingyu berdiri di depan pintu kamar putra kedua, suara dari dalam kembali membuktikan kebingungan mereka tadi.
Suara itu memang berasal dari kamar Lao Er.
"Lei Tianlin, kamu bukan manusia!"
"Jangan fitnah! Wajah bulatmu seperti kue bulan ini, berbuat onar masih berani membantah?" Suara Lei Tianlin juga penuh bau mesiu.
Lan Xin menarik napas dalam-dalam, berkata pada Boss Lei dengan tak percaya, "Ini namanya beli satu dapat bonus satu, kejutan tak terduga?"
Awalnya hanya ingin menangani urusan si pemimpin, membuat si pemimpin menikah, tapi tanpa sengaja juga menyelidiki urusan putra bungsu?
Entahlah, tendang!
Lan Xin menghentakkan pintu, sebuah benda tak dikenal terbang menyambut!
Lei Tingyu dengan refleks cepat menangkapnya - sebuah bantal?
"Lei Tianlin, kau yang beraksi sembarangan begini, kenapa tidak kena penyakit aneh?"
"Aku ngapain? Dengan tubuh datarmu yang seperti papan cuci, depan belakang sama rata, mau kaujak aku?"
Lan Xin terkejut, Boss Lei mengangkat alis.
Ini benar-benar putra kedua keluarga mereka?
"Anak kedua keluarga Lei, meski tidak sesederhana sang pemimpin, tapi terhadap gadis masih bisa bersikap sopan. Pria yang bertelanjang dada dan saling mengumpat dengan gadis ini, benarkah dia putranya Lei Tianlin?"
"Kamu berani menyebutku batu kecil? Aku belum meremehkanmu sebagai jarum es! Dimasukkan pun tidak sakit!" Kepalanya sekarang pusing, tapi area vitalnya sama sekali tidak berasa.
Melihat penampilan mereka dan pakaian yang berserakan di lantai, pasti membuktikan ada hubungan antara mereka!
Tapi jika benar dia melakukan hubungan dengannya, mengapa tidak sakit?
Lei Tianlin hampir muntah darah, "Aku jarum es? Kamu yang kemarin malam menggenggamnya sendiri, sebesar apa tidak tahu?!"
Tidak sakit karena dia memang belum siap, paham?—Tunggu, itu peralatan listrik?
Dari sudut matanya, akhirnya melihat Lei Tingyu dan Lan Xin berdiri di pintu, "Ayah, Ibu?"
Kapan kedua makhluk ini kembali?
"Jangan pedulikan kami, anggap kami sebagai udara! Kalian terus saja bertengkar!"
Lan Xin menopang dagu, mendengarkan dengan penuh minat.
"Ibu?!" Guoguo menatap pasangan bangsawan di hadapannya. Pria itu dikenalnya, Sang CEO grup Lei!
Perempuan ini, masih begitu muda, bukankah dia istri CEO?
"Ya!" Lan Xin dengan gembira menyahut lalu menoleh ke bos, "Dia memanggilku Ibu, haruskah kuberi dia amplop merah pergantian panggilan?"
