Bab 623 Phoenix Mewah dan Kekasih Qilin (17)
"Kau ternyata si Bakpao? Tapi bagaimana... bagaimana bisa berubah seperti ini?"
Lei Tianlin terpana.
Sebelum studi di luar negeri, dia juga sempat bersekolah beberapa tahun di dalam negeri. Dalam ingatannya, memang ada seorang mahasiswi dengan nama panggilan Bakpao.
Tapi, apakah Bakpao terlihat seperti ini?
Lei Tianlin membandingkan tangannya dengan wajah Xiao Guoguo, "Kenapa kamu kurus sekali sekarang?"
Bakpao kecil dalam memorinya adalah bola bundar yang gemuk.
"Sebenarnya ada masalah apa? Nak, kalau ada yang menyakitkan, bilang ke tante. Tante akan membelamu dan memukulinya." Lan Xin yang mendengar ada kisah masa lalu langsung ingin mengambil sebungkus kuaci sambil mendengarkan gosip.
"Dulu, aku satu sekolah dengan Lei Tianlin. Aku agak sedikit gemuk..." Guoguo menjelaskan.
"Itu sedikit gemuk?!" Lei Tianlin mengganggunya.
"Waktu itu kan kamu sudah seperti bola? Tinggi kurang dari 1.4 meter, beratnya minimal 75 kg! Dari samping atau depan tetap bundar, seluruh tubuhmu bulat."
Siapa sangka setelah beberapa tahun, Bakpao menjadi lebih tinggi dan berat badannya menyusut.
Lihat sekarang, beratnya sekitar 50 kg. Meski wajahnya masih tembem, tapi sudah tidak gemuk.
"Kenapa kamu begitu kejam! Aku tidak sampai 75 kg! Cuma 72.5 kg! Itu juga karena waktu itu sakit, diobati dengan obat berhormon jadi gemuk!"
Xiao Guoguo yang waktu itu baru berusia belasan tahun menjadi gemuk karena pengobatan hormon meski penyakitnya sembuh, wajahnya bulat seperti bakpao besar.
Kemudian baru perlahan-lahan menjadi kurus.
"Heran sekali..." Lei Tianlin mengitari Guo Guo, berputar ke kiri dan kanan sambil mengusap dagunya, mengamati dengan seksama.
Akhirnya, tanpa ragu dia mengulurkan tangan dan mencubit pipi Guo Guo.
Di hadapan semua orang, mencubit!
Anggota keluarga Lei lainnya tertegun melihat aksi Lei Tianlin.
Apakah mereka dianggap angin lalu?
"Lei Tianlin, kamu menginjak-injakku lagi!" Guo Guo murka karena dicubit.
"Kamu hanya kehilangan lemak, tapi kulitmu tidak kendur?" Rasanya cukup nyaman saat dia meraba lemak di bawah jari-jarinya.
Kemudian, Lei Tianlin baru menyadari apa yang dilakukannya.
Dia menarik kembali tangannya dan membersihkan tenggorokan dengan canggung.
"Kamu yang kendur, seluruh keluargamu—tidak, itu kata kasar, tidak pantas kuucapkan."
Mengatakan wanita 'kendur'... Hmph!!!
Lan Xin dan Xiao Feng menyaksikan interaksi Guo Guo dan Lei Tianlin dengan penuh minat dari barisan depan.
Setelah berseteru sebentar dengan Lei Tianlin, Guo Guo tiba-tiba menyadari sorotan mata yang mengelilinginya...
"Xiao Feng, kenapa kamu ada di sini?" Guo Guo mencoba mengalihkan topik ke Xiao Feng.
Xiao Feng yang sedang asyik menyaksikan tiba-tiba ditanya, menampakkan ekspresi canggung.
"Aku, itu, ibuku bekerja sebagai kepala pelayan di keluarga Lei, aku, aku..."
Di bawah tatapan semua orang, Xiao Feng akhirnya menemukan alasan yang brilian.
"Aku tadi... kamar mandiku rusak, jadi pinjam milik Tuan muda!"
Semua orang: ...
"Bukankah kamar ibumu lebih dekat dari sini?" Lan Xin bertanya.
"Beberapa orang lainnya semuanya terlihat seperti sedang dihina kecerdasannya."
"Aku, itu, miliknya juga rusak—Mmm!" Xiao Feng baru saja berbicara setengah, langsung dicengkeram Lei Tianqi dan ditekan dalam pelukannya, menciumnya dalam-dalam.
Berbicara ribuan kata tak sebanding dengan satu tindakan nyata yang efektif. Lei Tianqi tidak suka menjelaskan sia-sia, langsung bertindak untuk mengklarifikasi.
"Kami sudah mendapatkan sertifikat pernikahan."
Setelah ciuman usai, Lei Tianqi dengan percaya diri memeluk Xiao Feng yang hampir pingsan, berkata tenang.
"Kamu berani!!!" Lan Xin tangannya gemetar menunjuk putra sulungnya yang selalu tenang.
Melihat reaksi Lan Xin, Xiao Feng buru-buru menjelaskan, "Nyonya, tentang hal ini aku—"
"Lei Tianqi!!" Lan Xin mengaum.
Telapak tangan Xiao Feng dingin karena gugup. Bahaya, apakah Nyonya sedang marah?
Lei Tianqi dengan natural memeluk Xiao Feng, "Ibu, jangan berteriak-teriak. Kalau istriku sampai ketakutan bagaimana?"
"Nyonya..." Mata Xiao Feng sudah memerah. Bagaimana ini, apakah dia sudah dibenci ibu mertua?
"Kamu menyebutku apa?! Sertifikat sudah keluar, masih panggil Nyonya? Sia-sia aku mengajarkanmu tata krama selama ini!" Lan Xin melotot.
"Kenapa harus sekeras itu? Untung istriku tidak meniru caramu, kalau tidak pasti aku pusing." Lei Tianqi membela istrinya.
Lan Xin menyibakkan anaknya ke samping, menggenggam erat tangan Xiao Feng.
"Panggil aku, cepat!"
"...Ibu!"
"Penurut, ayo sini, amplop merah diantarkan!" Lan Xin mengeluarkan cek dari pelukannya, "Biaya ganti panggilan 999 juta, setelah tanggal pernikahan kami konfirmasi, Ibu akan melengkapi rias pengantinmu, semua dari tabungan rahasiaku! Harapanku kalian berdua langgeng selamanya——Hai, Huajuan! Tante tidak menyangka kamu juga ada di sini saat kembali, jadi cuma menyiapkan satu amplop merah, ya!"
Lan Xin menunjuk Guo Guo sambil merasa telah mencapai kesempurnaan.
Benar-benar layak disebut kembar, bahkan mengumumkan "hubungan asmara" pun memilih hari yang sama.
"Istri CEO... Aku bukan Huajuan..." Guo Guo yang menyaksikan seluruh proses ini berkata lemah.
Akhirnya mengerti dari mana Lei Tianlin mewarisi kebiasaan memberi julukan sembarangan! Rupanya Nyonya memang memiliki karakter seperti ini!
Bakpao, Huajuan, Kue Bulan... Bisakah jangan terus-terusan berkutat pada makanan berbahan tepung?
"Anak baik, kamu baru saja memanggilku Ibu. Aku pasti tidak akan berat sebelah, akan memperlakukan dua menantu secara setara."
"Hubunganku dengan Lei Tianlin... Bukan seperti yang Ibu bayangkan." Sebenarnya Guo Guo sangat menyukai istri CEO ini, tapi "ketidaksadaran akibat alkohol" mereka dengan Lei Tianlin sama sekali tak bisa dibandingkan dengan hubungan Manajer Umum dan Xiao Feng.
"Bukan? Mungkinkah kalian tidak tidur bersama? Menurutku, lebih baik langsung adakan resepsi bersama saja. Rumah kami juga sudah lama tidak ramai. Karena mereka saudara kembar, jika resepsi pernikahannya digabung, akan semakin baik."
Lan Xin telah menanti hari ini sejak lama.
"Resepsi pernikahan tidak bisa diadakan."
"Lei Tianqi dan Lei Tianlin," serentak keduanya saling bertatapan, namun sama-sama mengerutkan kening.
Keharmonisan alami antara kedua bersaudara ini tetap begitu mengagumkan.
"Mengapa?" Lan Xin bertanya dengan keraguan.
...
"Wu wu wu! Hidup ini sudah tidak bisa dilanjutkan lagi!"
Sepuluh menit kemudian, Lan Xin duduk di ranjang kamar tidur, menerima tisu yang disodorkan bos, menyeka ingusnya dengan tegas.
Lei Tingyu berdiri di samping, memandanginya dengan tak punya pilihan.
"Sebenarnya apa yang kau tangisi?"
"Kupikir kita bisa menyelenggarakan dua pernikahan sekaligus, tapi hasilnya malah berakhir seperti ini."
"Xiao Qi sudah bilang, pernikahannya bisa dipersiapkan dua bulan lagi. Untuk sekarang kita hanya perlu merahasiakan dari ibu Xiao Feng sementara waktu," kata Lei Tingyu menghibur.
"Yang ini tidak masalah. Xiao Feng sudah kita besarkan sejak kecil, dia pasti tidak akan kabur. Cepat atau lambat dia akan menjadi keluarga kita. —— Yang buatku kesal adalah, Lei Tingyu, bagaimana bisa kau punya putra sembrono seperti Lei Tianlin?"
