Bab 627 Feng Hua Mei Juan Qi Ai Tian Tian (21)
Lei Tianlin berhasil menanamkan program di komputer Guo Guo, baru kemudian puas kembali ke posisinya.
Saat dia mulai membuat desain, Guo Guo hanya perlu sekali pandang langsung takluk total.
"Astaga!"
Kecepatannya, kreativitasnya!
Bagian yang kurang bagus dari karyanya, hanya dengan beberapa sentuhan pena langsung berubah jadi baru. Efisiensi kerjanya benar-benar luar biasa!
"Apa aku tidak hebat?" kata Lei Tianlin dengan bangga.
"Luar biasa!" Guo Guo memandang penuh kekaguman.
Hmph, Mooncake, baru sekarang kamu tahu kehebatan Tuan? Ingin kutunjukkan, di dunia ini selain Lei Tianqi, ada juga pria serba bisa! Lei Tianlin berpikir dengan penuh kebanggaan.
Xiao Feng sudah tak tahu harus berkata apa.
Kalau Guo Guo polos masih bisa dimaklumi, tapi bagaimana bisa Paman yang selalu cerdik ini kepalanya kemasukan air?
Kau menggunakan status kakakmu, tapi kekaguman gadis itu tetap untuk kakakmu!
Menghadapi mereka, Xiao Feng hanya bisa mengelus dada, diam-diam mengerjakan program.
Dengan bergabungnya Lei Tianlin, efisiensi kerja langsung melonjak. Guo Guo benar-benar terpukau oleh kecepatan tangan yang menggelegar darinya.
“Kamu benar-benar hebat, tampaknya kabar dari luar itu benar! Dua putra CEO, semuanya jenius!”
Sama-sama manusia, kok dia bisa melakukan hal-hal dengan begitu baik?
“Genetik keturunan itu sangat kuat. Jika salah satu orang tua punya gen unggul, probabilitas generasi penerus jadi hebat juga lebih besar. Contohnya ayahku jenius, ibuku... hehe, tapi aku dan kakakku sama-sama kuat. Jadi Yuebing, nanti cari pria harus yang IQ-nya tinggi.”
“Kenapa?” Kenapa manajer umum juga memanggilnya Yuebing? Dan nada bicaranya aneh sekali.
Dia sudah bilang itu kakaknya! Xiao Guoguo, kenapa kamu tidak mendengar ← ini teriakan hati Xiao Feng. IQ Guoguo ini, kenapa tidak online?
“Karena lihat kamu saja sudah cukup bodoh. Kalau cari mantan pacar sampah seperti itu lagi, bayi yang lahir juga makin bodoh. Bahayanya bagi masyarakat terlalu besar.”
Sudah naik ke level membahayakan masyarakat, Lei Tianlin benar-benar menggunakan segala cara.
“Manajer umum, dari mana Anda tahu tentang mantan pacarku?” Guoguo akhirnya mulai paham.
“Grafik ini harus cepat diselesaikan.” Lei Tianlin mengalihkan topik.
“Oh.”
Ruangan sunyi hanya diisi gemeretak keyboard.
Saat Lei Tianqi masuk, dia melihat profil wajah Xiao Feng.
Pantulan cahaya komputer di profilnya membuatnya terlihat sangat serius.
Xiao Feng seperti merasakan kehadirannya, menengadah bertatapan dengannya, mendapati ekspresinya sangat kaku.
“Sebentar lagi... aku hampir selesai.”
Lei Tianlin juga melihat kakaknya masuk, dengan cepat menghalangi di depan Guo Guo untuk mencegahnya melihat jelas.
Bersuara keras, "Lei Tianlin, kamu datang untuk apa?"
Lei Tianqi mengangkat alis, adiknya lagi cari masalah apa? Xiao Lin menoleh dan melototi dia, kakak pun mengerti.
Ini menggunakan statusnya untuk pacaran?
Harmoni alami antara kedua bersaudara masih cukup bagus, adik sudah membuka mulut, kakak juga secara natural mengeluarkan kacamata hitam dan mengenakannya.
"Sini serahkan padaku, kamu antar dia pulang." Kakak berkata pada adik.
"Bagus!" Adik dalam hati memuji kesopanan kakak, lalu berkata pada Guo Guo.
"Aku akan mengantarmu pulang."
"Kerja belum selesai..." Guo Guo agak membeku, "Manajer umum, keluarga kalian aneh sekali? Di dalam rumah juga pakai kacamata hitam?"
"Ini tradisi keluarga kami..." Lei Tianlin berbohong di depan mata.
Kakak mengeluarkan senyuman sinis.
Dia memutuskan, besok akan bolos kerja sehari dan membebankannya pada Lei Tianlin, berani menyebut keluarga Lei sebodoh ini, mana mungkin ada tradisi cacat otak seperti itu.
Kalau bukan untuk bekerja sama dengan adik bodoh ini, dia enggan melakukan hal-hal berlebihan ini.
"Tapi, pekerjaan belum selesai." Guo Guo tidak mau meninggalkan Xiao Feng sendirian.
"Tidak apa-apa, kakakku si mati tidak normal, dia bisa menyelesaikan ini sebentar lagi. Ayo, aku akan memasang perangkat lunak untukmu."
Xiao Feng dan Lei Tianqi saling tatap, jadi Lei Tianlin ini bukan cuma mau mengantar orang pulang, tapi juga ingin naik ke lantai atas untuk duduk-duduk?
Tidak tahu malu...
"Tapi——"
"Jangan banyak bicara, pergi!" Lei Tianlin menyeret Guo Guo pergi.
Di dalam ruangan hanya tersisa Xiao Feng dan Lei Tianqi. Pria itu menatapnya dengan tenang, di tengah Ruang yang kosong, hanya terdengar suara mesin yang beroperasi.
Pipinya memerah karena dipantau terus olehnya.
"Sebenarnya aku akan baik-baik saja sebentar lagi."
"Mereka menginjak-injakmu?" Lei Tianqi melirik tumpukan file di meja Xiao Feng, menggunakan kalimat pernyataan.
"Anggota baru di tempat kerja memang selalu seperti ini. Sebenarnya aku bisa, aku--Um!"
Penantian yang terlalu panjang mengikis kesabaran pria itu. Lei Tianqi menciumnya, langsung menekannya ke meja kerja yang dingin. Meja kayu dingin di belakangnya kontras dengan suhu tubuhnya yang hangat.
"Tidak boleh... Pekerjaanku..." Setelah bertahun-tahun bersamanya, mana mungkin tidak mengerti makna mendalam di balik sorot mata panasnya.
Dia ingin melakukannya di sini... sekarang!
Bagaimana bisa? Ini meja kerjanya! Jika benar-benar di atas ini... bagaimana bisa fokus bekerja nanti?
Tapi sang pria jelas tidak berniat melepaskannya.
"Anggota baru memang pantas diinjak-injak?" Tangannya mulai menyobek pakaiannya.
"Um...um!" Dia mengangguk keras-keras, matanya memohon agar dilepaskan.
"Kalau begitu, sebagai istri 'baru' yang sudah legal mendapatkan sertifikat pernikahan dariku, lebih baik kau juga mempersiapkan mental untuk selalu diinjak-injak olehku!" Dia tidak membuka bajunya sendiri, hanya menarik resleting.
Kemudian...
Di terowongan mata air hidup sepetak tanah, di antara bunga kupu-kupu mencinta musim semi. Jelas kau dan aku sulit dibedakan, Surga menganugerahkan jodoh terbaik.
"Xiao Feng menatap lampu di langit-langit yang berputar di hadapannya dengan kebingungan. Dalam pikiran yang kacau, hanya puisi inilah yang muncul. Siapa yang bilang Lei Tianqi adalah pria serius? Dia ingin marah pada orang yang mengatakan itu!"
Setelah Lei Tianqi akhirnya puas menyiksa, dia menahan Xiao Feng yang limbung dan mendudukkannya di kursi samping.
"Kerja..." Setelah bekerja seharian, lalu ditindih pria di meja kerja seperti ini, Xiao Feng benar-benar ingin tidur.
"Aku bantu." Ia menunduk, mencium keningnya, lalu menyesuaikan kursi agar dia bisa bersandar dan beristirahat sebentar.
Duduk di posisinya, menatap pekerjaan di komputer, amarah Lei Tianqi yang baru saja diredam oleh tubuh tenang Xiao Feng mulai bangkit lagi.
Apakah orang-orang ini menggunakan barang-barang ini untuk menyiksa wanitanya?
Kalau begitu... Lei Tianqi memicingkan mata, jari-jarinya mulai bergerak cepat.
Berbeda dengan kakak yang berusaha menahan amuk untuk membela istrinya, sang adik (Lei Tianlin) sudah duduk dengan alasan memasang software di ruang tamu kecil Guo Guo.
Dan tanpa basa-basi, mengamati sekeliling.
Menurut Lei Tianlin, tempat ini sangat kecil - tata letak satu kamar tidur dan ruang tamu hampir sama besar dengan kamar mandinya.
"Manajer Umum, silakan duduk di sini. Saya buatkan kopi untuk Anda."
"Tidak perlu. Saya pasang software." Lei Tianlin langsung menuju kamar tidurnya.
Guo Guo bingung. Komputernya ada di ruang tamu - apa "Manajer Umum" tidak melihat?
Mau ngapain di kamar tidur orang?!
