Bab 636 Phoenix Splendor: Kekasih Qilin yang Manis (30)
“Mencari Sultan？Apa sih julukan jeleknya.” Si Sultan kesal, menusukkan sepotong nanas yang sudah dipotong ke mulutnya, asamnya membuat wajah GuoGuo mengerut, baru dia tertawa puas.
“Keluarga kami Lei adalah keluarga terhormat berakar dalam, bangsawan sejati, mana bisa disebut Sultan?”
“Sekarang di dalam negeri mana masih ada bangsawan.” GuoGuo merasa gaya ayahnya menyuapinya semakin lihai, dan terasa sangat alami.
“Aku sudah kenyang, nggak mau makan lagi.”
“Nggak boleh, kurus begini nanti stamina buat ikut aku dari mana?——Ngomong-ngomong soal bangsawan, beberapa hari lalu aku dan Kakak berantem soal warisan gelar.”
“Byur! Gelar bangsawan?” Buah di mulut GuoGuo hampir muncrat.
“Ayahku kan Marquis dari Negara E, beberapa tahun lalu malah dipaksa Negara F dikasih gelar Adipati, dua barang ini harus ada yang mewarisi dong, aku dan Kakak nggak mau, akhirnya berantem, cuk, dia jago banget menjebak, terpaksa harus nelen salah satu, padahal aku sama sekali nggak mau!”
Barang itu harus bayar pajak gila-gilaan, tiap tahun masih harus ikut kegiatan bangsawan membosankan, Lei Tianlin yang bebas itu nggak sudi terjebak, tapi kakaknya yang licik berhasil menghitungnya, memaksanya menerima satu.
“Jadi... kamu bukan cuma orang kaya, tapi juga bangsawan?” Sorot mata GuoGuo padanya seolah ada dua tanduk tumbuh di kepalanya.
Sebenarnya sudah tahu latar belakang Kelompok Lei tidak biasa, tapi baru dengar detailnya tetap bikin kaget.
"Bangsawan ah! Cuma bisa dilihat di televisi, ternyata bersembunyi di dekatnya!"
"Kenapa, kamu mendiskriminasi orang kaya? Bangsawan kenapa, bangsawan tidak boleh pacaran? Betul, Yuebing, kamu mendiskriminasi aku, pura-pura mau putus cinta karena meremehkan aku sebagai orang kaya sekaligus bangsawan, lalu mempermalukan diri di hadapan Ayahku, kamu duduk di tanah sambil menepuk paha menangis histeris, bilang kalau dia tidak memberikan semua hak waris ke Kakak, kamu akan putus denganku."
Lei Tianlin merasa ini ide yang sangat bagus.
Guoguo tak tahu harus berkata apa.
"Kamu yakin CEO tidak akan menghentakkan kakiku keluar?" Berlari ke hadapan bos gunung es lalu duduk di tanah menepuk paha?
Lei Tianlin benar-benar jenius!
"Dia pasti ingin mengusir, tapi Ibu sangat menyukaimu, pasti melarangnya. Mungkin Ibu takut kamu kabur, lalu memberikan gelar bangsawan dan lain-lain ke Kakakku, haha, gerakan ini terlalu cantik!"
Mata Lei Tianlin bersinar, dia memang benar-benar jenius.
"...Jadi, kabar di dunia luar tentang kamu dan CEO yang berseteru hebat demi berebut kekayaan itu omong kosong?"
Tidak mengamati tidak tahu, setelah melihat ternyata luar biasa. Rupanya hubungan persaudaraan keluarga kaya ini begitu menarik, orang lain berkelahi demi uang, mereka malah sering berantem karena terlalu banyak uang saling mengelak.
"Hal yang tersebar di luar juga kamu sudah tahu?" Lei Tianlin teringat pembicaraan Kakak yang mencarinya dua hari lalu.
“Um, akhir-akhir ini di online selalu membicarakan urusanmu dengan manajer umum, di kantor juga sering didiskusikan, terutama di toilet perempuan. Setiap kali aku jongkok di toilet, pasti mendengar.”
“Mereka bilang apa?”
“Bilang kamu mengincar kekuasaan kakakmu, terus berselingkuh dengan Kakak Feng... Juga bilang kamu ingin menggunakan kekuatan Kakak Feng untuk mengosongkan departemen desain, lalu merebut kekuasaan, berebut posisi manajer umum——Hai, kamu tidak apa-apa?”
Perkataan Guoguo belum selesai, sudah melihat Lei Tianlin berbaring di meja, bahunya bergerak-gerak.
Jangan-jangan dia sedih? Langsung menangis?
“Sebenarnya kamu jangan pedulikan ini, orang luar selalu suka mengada-ada. Aku percaya padamu kok, Tianlin, jangan nangis dong.”
Bahu Lei Tianlin bergetar semakin hebat, tetap berbaring di meja tidak mau bangun.
“Aku merasa sangat sedih, kamu masih memanggilku Tianlin, terlalu formal. Orang luar saja memanggilku seperti itu, kamu juga memanggilku dengan panggilan resmi, sedih banget...”
Uh, bedanya apa panggilan orang luar dengan panggilan dia? Guoguo bertanya penuh keraguan.
“Lalu harus panggil apa?”
“Kakak ipar memanggil kakakku apa?”
“Bos ku——Ah!” Wajah Guoguo memerah.
Mana enak dipanggil begitu.
Mereka kan sudah menikah, kalau dipanggil begitu apa tidak terlalu mesra? Lagipula... Latar belakang keluarganya sangat bagus, apa dia benar-benar boleh memanggilnya begitu?
Mendengar penolakannya, bahu Lei Tianlin bergetar semakin kuat.
“Aku sudah tahu, aku tidak sebaik kakakku, karena wajahku lebih tampan darinya. Makanya dia selalu menginjak-injakku, memaksaku masuk perusahaan, bahkan mewariskan gelar bangsawan. Sekarang istrinya bisa memanggilnya seperti itu, tapi istriku tidak memanggilku. Benar-benar aku kalah darinya.”
Guoguo tertipu olehnya, buru-buru menjelaskan.
“Di hatiku, kau lebih baik dari manajer umum, sungguh.”
“Tapi sebelumnya kau bilang dia idola.” Pria yang hati-hati ini masih ingat.
“Waktu itu aku belum mengenalmu. Meski sekarang dia tetap idolaku, tapi kaulah yang kucintai—Ah!” Dia tersadar telah mengucapkan sesuatu, wajahnya langsung memerah.
Pria yang pura-pura menangis itu seketika menengadah, tak setetes air mata pun di wajahnya, justru dipenuhi kegembiraan luar biasa.
“Yuebing, apa yang kau katakan tadi? Ulangi sekali lagi!”
Ia menekan bahunya, ingin merasakan lagi puncak sukacita yang menyelimutinya.
Ini bahasa paling indah di dunia, tak ada tandingannya.
“Aku...” Dia ragu sejenak, tapi mengingat perlakuan pria ini padanya, merasa tak perlu sok suci. Maka dengan lantang dia berkata.
“Lei Tianlin, aku mencintaimu!”
Meski sangat malu, sangat tidak enak, tapi tetap bersedia berteriak mengatakannya.
Dia benar-benar sangat mencintainya.
Ribuan kembang api tiba-tiba bermunculan di hati Lei Tianlin, seolah setiap sel dalam tubuhnya menjerit kegembiraan.
Sepanjang hidupnya ia meraih banyak kehormatan, tapi tak satu pun momen yang bisa menandingi tiga kata yang baru saja diucapkannya.
Merangkulnya erat-erat dalam pelukan, dengan penuh hasrat mencari bibirnya, menyampaikan perasaan terharunya padanya.
"Yuebing, kau begitu cantik..."
Tanpa segan ia teruskan firasatnya padanya, gelombang mata yang berkilau darinya mampu membuatnya terbuai sampai mati.
Guoguo tak pernah merasa dirinya menarik, namun setelah terus-menerus dicuci otak oleh kata-kata manisnya, perlahan ia mulai menerima pujiannya.
Mengalungkan tangan di lehernya, dari kedalaman mata hitamnya, ia melihat bayangan dirinya sendiri.
Perempuan yang disirami cinta memang memancarkan keindahan dan kemenarikan, setiap wanita yang tenggelam dalam asmara adalah manifestasi kecantikan tertinggi.
Ia menariknya, terjatuh ke belakang, pinggang lentiknya melengkung membentuk sudut sempurna, sorot mata penuh greget yang sanggup mencairkan seluruh kewarasannya.
"Lei Tianlin, apa aku cantik?"
"Cantik, segar dan tak biasa, langsung terlihat beda dengan jalang-jarang norak di luar sana." Jari kasar menyusur pipinya, firasatnya mengatakan nak ini semakin menyenangkan mata, terlebih setelah dicintainya, setiap kerlingan mata sanggup menggoyahkan hatinya.
"Kalau begitu, cintai aku, sekarang."
"Siap, harta karun Yuebing-ku." Ia menunduk, mengecup bibirnya, senyum jahil mengembang.
Kecantikan memabukkan yang ia rawat sendiri, adalah utusan langsungnya semata. Yang berani menyentuh? HUKUMAN MATI!
