Bab 639 Feng Hua Mei Juan Qi Ai Tian Tian (33)
Lei Tianqi tenggelam dalam kebahagiaan menjadi seorang ayah, sudah tidak sabar ingin mengumumkan ke seluruh dunia pernikahannya dengan Xiao Feng, lalu memberikannya pernikahan yang dipenuhi kelopak mawar, membuat semua orang di dunia bisa merasakan kebahagiaannya.
Tapi ketika dia memeriksa asal-usul Jiang Xiaohong sesuai permintaan adiknya, Lei Tianqi terdiam.
"Ada apa, suami?" tanya Xiao Feng yang diharuskan beristirahat untuk menenangkan kandungan, menatapnya penasaran dari ranjang.
Lei Tianqi memutar layar komputernya agar dia bisa melihat.
Meski pria keluarga Lei sangat dominan, mereka tidak terlalu bersikap maskulin tradisional. Mungkin contoh yang diberikan ayah Lei Tingyu kepada kedua putranya secara tak langsung memengaruhi, saudara Kylin sama sekali tidak menganggap pasangan mereka sebagai bunga benang.
Sejak saat memilih, mereka mulai melatih pasangan-pasangan itu. Keputusan penting pun tidak perlu disembunyikan. Makanya wanita yang bisa menikah ke keluarga Lei, masing-masing mampu mengatasi semuanya sendiri.
Xiao Feng menarik napas dalam-dalam melihat informasi di layar.
"Jiang Xiaohong adalah mata-mata industri pihak lawan? Kalau begitu pendekatannya dengan Guoguo dan upayanya merusak hubunganku dengan Guoguo pasti punya tujuan lain?"
Lei Tianqi mengangguk setuju, bagus, itu memang maksudnya.
"Lalu bagaimana kamu memutuskan untuk menangani hal ini?" tanya Xiao Feng padanya.
"Serahkan keputusanmu."
"Ah?!" Perkataan Lei Tianqi membuat Xiao Feng terkejut.
"Meski sebelumnya kamu bilang ingin membuktikan diri dengan piala kompetisi desain, tapi yang keluarga kami butuhkan bukan seorang desainer, melainkan istri muda yang luar biasa. Untuk acara kali ini, kuserahkan padamu untuk mengatur. Susunlah skenario dan selesaikan bersama Guo Guo dari keluarga Lao Er."
"Aku... bisa?" Xiao Feng sedikit tegang menerima tanggung jawab besar ini.
"Kau wanita milikku, tentu bisa. Setelah rencana kalian matang, beri tahu aku dan Lao Er. Kami akan membantu. Feng Bao, masa depan keluarga ini harus kita jaga bersama. Aku yakin kau mampu."
Dipercayai oleh pria yang dicintainya, raut wajah Xiao Feng sempat ragu. Kemudian ia menunduk, melihat perutnya, dan cahaya percaya diri tiba-tiba memancar.
"Baik, aku yang akan lakukan!"
Pria itu mengusap hidung mungilnya dengan penuh kasih. "Sekarang, tidak takut lagi?"
"Aku istrimu. Seharusnya memang aku yang mengurus hal-hal seperti ini. Akan kujaga kehormatan keluarga kami bersamamu!"
Bagaimana mungkin ia tega menyerahkan semua beban ini padanya? Selama bertahun-tahun, demi melindunginya, pria itu sudah melakukan terlalu banyak.
Jika sebagai pasangannya, ia bahkan tak bisa menangani urusan seperti ini, pantaskah menerima cintanya?
"Um, kita bersama." Tangannya menyelimuti tangan Xiao Feng. Keduanya saling tersenyum.
Waktu hangat mengalir. Tumbuh besar bersama sejak kecil tak mengurangi keisengan mereka, justru menciptakan harmoni alami dalam pertempuran dan kehormatan. Cintanya padanya setara dengan keinginannya untuk melindunginya.
Di luar ruang pasien, ibu Xiao Feng menyeka air mata sambil menyaksikan pemandangan ini. Perasaan tak tergambarkan mengisi hatinya.
“Sebenarnya, anak-anak tahu pasti apa yang mereka lakukan.”
Suara terdengar dari belakang Ibu Xiao Feng. Ia menoleh dan terkejut melihat Lei Tingyu dan Lan Xin yang entah sejak kapan telah berdiri di belakangnya.
“Tuan Besar, Nyonya, kalian... kalian bagaimana?” Ibu Xiao Feng buru-buru menyeka air mata.
“Kami langsung kembali setelah mendapat informasi. Sungguh bahagia, kami sekarang naik tingkat menjadi kakek nenek.” Wajah Lan Xin dipenuhi kegembiraan.
Meski baru berusia 40 tahun sudah menjadi nenek memang agak mendadak, tapi tetap sangat bahagia. Membayangkan rumah akan segera riuh oleh tawa bayi, benar-benar membahagiakan.
“Nyonya, saya bersalah. Saya tak menyangka mereka——” Ibu Xiao Feng bingung memulai penjelasan.
“Mengapa disebut bersalah? Justru kami yang harus berterima kasih. Xiao Feng adalah gadis yang kami lihat tumbuh besar. Kami sangat puas. Xiao Qi sudah menyukainya sejak kecil. Dua anak ini saling mencinta, bisa bersama juga termasuk kabar gembira.”
“Tapi status keluarga kami——”
“Kau sudah puluhan tahun di keluarga kami. Saya selalu menganggapmu seperti saudari. Kini kita menjadi orang tua ipar, semakin mempererat ikatan. Kekhawatiranmu saya pahami. Selain keluarga kami sudah cukup kuat tanpa perlu aliansi pernikahan, tentang masa depan—kekayaan dan status yang kami wariskan terbatas. Perlindungan keluarga Lei nantinya tetap harus bergantung pada usaha bersama anak-anak ini.”
Lan Xin sangat percaya diri dengan dua calon menantu pilihannya.
“Melihat Xiao Feng dan Guo Guo, seolah melihat diri sendiri di masa lalu,” menoleh, bertukar pandangan penuh cinta dengan pria di sebelahnya, waktu akan menunjukkan segalanya, keluarga kami adalah keluarga besar yang penuh kasih.
Setiap anak yang tumbuh di sini akan meneruskan semangat cinta dan usaha keras.
Karena Lan Xin sejak kecil mendidik anak-anaknya: yang membuat orang merasa beruntung bukanlah uang, uang hanyalah alat, bukan tujuan.
Ibu Xiao Feng menatap anak-anak yang berpegangan tangan di ruang pasien, menyeka air mata, hatinya tersentuh dalam-dalam oleh kata-kata Lan Xin.
Sedangkan dua pemuda di ruang pasien tak tahu orang tua di luar sudah mencapai kesepakatan, masih berpelukan penuh kasih.
Anak yang tumbuh dalam keluarga penuh cinta, bahkan jenius dengan IQ luar biasa seperti saudara Kylin pun tak akan lupa keinginan sejatinya karena faktor eksternal, ini juga alasan Lei Tingyu dulu bersikukuh memilih Lan Xin.
Lei Tingyu yakin, anak didikan Lan Xin yang bersinar cerah bagai mentari akan menjadi anak beruntung dengan IQ-EQ seimbang, pilihan putra-putranya membuktikan betapa bijaksananya keputusan bos dulu.
“Sekarang kedua putra sudah mendapat pasangan yang baik, sungguh berharap putri juga bisa segera menemukan kebahagiaan.” Lan Xin berkata dengan haru.
Baru selesai bicara, tiba-tiba merasakan hawa dingin menyengat menyebar diam-diam...
Melirik, melihat Boss Lei dengan wajah penuh kekuatan membunuh.
“Lian Lian baru berapa usia, sudah mau menyuruhnya pacaran? Pacaran dini benar-benar tidak boleh!” boss berkata dengan tegas.
Lan Xin menggaruk-garuk kepala penuh frustasi...
“Sebenarnya dia sudah mencapai usia legal menikah. Kalau ada yang sepadan dari keluarga besar, kita bisa biarkan putri kita berkenalan dulu.”
Status keluarga kami terlalu khusus. Yang benar-benar sepadan dengan putri, memang tidak banyak.
Mencari menantu berbeda dengan mengawinkan putri. Dengan kondisi keluarga kami, harus mencari pasangan yang setara agar putri tidak menderita setelah menikah nanti.
Tapi perkataan Lan Xin justru memicu ketidakpuasan ekstrim dari boss.
“Kalau dia berani punya pacar, akan kupatahkan kaki pria itu lalu kulempar ke laut untuk pakan hiu!” Putri Lei Tingyu mana boleh pacaran di usia muda begini?
Lan Xin memutar matanya, “Apa Bapak mau putri kita jadi perawan tua? Kalau benar tidak laku, Bapak yang akan menangis!”
Boss mendengus keras, melototi istrinya lalu meninggalkan bayangan punggung yang angkuh.
Tidak mau dengar! Tidak mau dengar! Mutiara hati boss mana mungkin boleh dibawa lari oleh pria tak dikenal? Benar-benar tidak boleh!
