Bab 658. Sang Raja dan Kekasih 7 Hari (6)
Lian Lian menatapnya dengan keraguan, seolah berusaha memverifikasi kebenaran ucapannya.
Sementara yang lain, mendengar Li Qianhen menyebut "Ratu", sudah tertegun tak tahu harus berbuat apa.
Sudah 2 tahun sejak Raja naik takhta melalui kudeta militer. Jangankan menunjuk ratu, pacar pun tak pernah ada. Lebih tepatnya, di sekitar Raja jarang terlihat perempuan muda di istana!
Dulu masih ada pelayan muda di istana. Setelah kejadian perempuan tak tahu diri yang mencoba merangkak ke ranjang - si korban malang yang tulang rusuknya patah itu - semua yang muda ditarik, diganti dengan yang lebih tua atau pria.
Jadi ketika seluruh negeri menduga-duga apakah Raja menyukai pria, tiba-tiba muncul "Ratu" yang benar-benar mengejutkan.
Lian Lian terus mengamatinya. Fitur tampannya memancarkan aura kebangsawanan yang menggetarkan.
"Kamu bilang, siapa kamu? Tempat apa ini?"
Meski ingatannya masih kabur, pria ini memang memberinya kesan familiar.
"Aku adalah suamimu Li Qianhen. Ini istanaku. Panggil saja Qianhen."
Astaga! Menyebut langsung nama pribadi Raja! Kehormatan yang luar biasa! Tabib istana yang sudah terpana sampai linglung merasa mereka mungkin sedang berhalusinasi bersama.
"Tidak benar, aku tidak memanggilmu begitu——Qian Qian?" Lian Lian mengandalkan instingnya, mencari ingatan terkait dirinya dalam memori.
Waduh! Memberi nama panggilan Paduka Yang Mulia, menurut hukum yang berlaku di Yanxia, ini seharusnya dikurung beberapa hari kan? Para tabib istana merasa mereka harus pura-pura tuli, um, mulai saat ini mereka tak melihat atau mendengar apapun, ini semua halusinasi, halusinasi!
"Lian Lian, apa kamu sudah ingat?" Li Qianhen bergembira menggenggam tangan Lian Lian.
Nama ini, hanya dia yang memanggil begitu, seketika menarik memori ke 8 tahun lalu, hari-hari yang ditemani siang dan malam itu.
"Tidak juga... Jadi, Qian Qian, kamu benar suamiku?"
"Ya!"
"Ah, yang bohong ayah ibunya mati! Jangan menginjak-injakku karena aku tak ingat, asal menipuku!"
"Um, tidak menipumu." Toh ayah dan ibu Li Qianhen sudah mati, jadi berbohong pun tak ada tekanan.
"Kapan kita menikah?"
"...8 tahun lalu."
"Mengapa aku merasa sayang?" Penglihatan Lian Lian terpaku pada kristal yang menyusun langit-langit, di sana terpantul wajahnya yang sedang menyipitkan mata, pandangannya menyapu sekeliling.
Meski sekarang banyak hal yang tak bisa diingatnya, selain pria di hadapannya yang memberi sedikit rasa familiar, semua hiasan terasa asing.
Li Qianhen baru sadar, di ruangan ini selain dia dan Lian Lian, masih ada beberapa bohlam yang bernapas.
"Datanglah periksa Ratu!"
"Siap!"
Setelah pemeriksaan detail, garis hitam di kening tabib istana.
Memandang wajah Paduka Yang Mulia yang menggelap, ingin bicara tapi ragu.
"Kenapa dia merasa tidak enak?" Li Qianhen sekarang panik.
"Eh, itu, ini, eh..."
Harus mulai dari mana ya?
"Bicara!"
"Ini, pertama kali melayani, Paduka yang penuh semangat, wajar jika sampai melukai tubuh..."
Sialan kau sendiri yang rakus seks, sampai membuat gadis itu terluka sobekan, mengambil keperawanannya dengan tamak, masih berani menunjukkan muka hitam menakut-nakuti orang? Patung kecil di hati tabib mengaum, tapi tak berani bersuara.
"...Berikan obat untuknya." Retakan tipis muncul di wajak dingin Li Qianhen.
"Ya."
Para tabib cepat-cepat mundur. Di ruang besar yang sunyi, hanya tersisa Lian Lian dan Li Qianhen. Ia duduk di tepi ranjang Lian Lian, menyentuh lembut helai rambutnya.
Tiba-tiba gerakan Li Qianhen terhenti. Desahan tak berdaya.
"Lian Lian, jangan selalu nakal begini!"
Yang menempel di lehernya adalah sanggul runcing. Sedikit saja gerak, sanggul itu bisa menusuk arterinya!
"Aku benci ditipu. Siapa sebenarnya kau?" Lian Lian menekan sanggul ke lehernya, berbisik di telinganya. Dari luar, seolah ia sedang memeluknya dari belakang.
Dada lembutnya menempel erat di punggungnya, di tubuhnya masih membawa jejak yang ditinggalkannya, namun dengan sikap konfrontatif, mengancam dan memaksanya.
“Memegang seperti ini akan aman, bisa melukai dirimu sendiri, dengarkan, lepaskan ini.”
Suaranya yang tanpa amarah membuat pikiran Lian Lian menjadi kosong sesaat.
Manfaatkan sekarang!
Li Qianhen yang terlatih dengan cepat menekan tangannya, menggunakan sedikit tenaga tubuhnya untuk mendorongnya ke tempat tidur empuk, sementara tangannya masih menggenggam miliknya.
“Jika ingin nyawaku, kapan saja bisa kuberikan. Tapi bukan sekarang, paham?”
Napas panasnya menyapu wajahnya, sementara tangannya membalik genggamannya, jepit rambut tajam itu hanya berjarak beberapa sentimeter dari arterinya.
Lian Lian menatap matanya, berusaha menemukan secuil kebohongan, tapi hanya melihat ketenangan.
“Mengapa menipu? Kau sama sekali bukan suamiku, dokter bilang kita baru... itu, tapi kau malah bilang kita sudah menikah 8 tahun lalu.”
“Benar, tidak bohong. Kau sudah menikaiku 8 tahun lalu, hanya karena dulu kau masih muda, jadi kita baru menyempurnakan pernikahan tadi malam.”
“Benarkah?” Mengapa dia masih merasa ada yang janggal?
“Um, benar. Percayalah padaku. Jika aku berbohong, tusuk tenggorokanku dengan ini.” Dia melepaskan pegangan, membiarkan Lian Lian menempelkan jepit rambut ke lehernya.
Lian Lian menatap matanya, perasaan aneh tiba-tiba membanjiri hatinya. Tangannya tidak bisa turun.
"Kevin! Kudengar kau membawa perempuan pulang--Ah!" Wanita paruh baya yang menerobos masuk tanpa izin menjerit ketakutan melihat situasi di dalam ruangan.
Teriakan tiba-tiba itu membuat Lian Lian yang sudah bersiap meletakkan senjata terkejut hingga tangannya tergelincir. Jepit rambut tajam itu meluncur langsung menusuk tubuhnya!
Li Qianhen yang melalui pelatihan setan memiliki kecepatan reaksi tubuh melebihi manusia biasa. Saat Lian Lian kaget hingga gagal, ia segera memindahkan pusat gravitasi tubuhnya. Jepit rambut itu berhasil dihindari dari titik vital, namun tetap melukai bahunya.
Darah mengucur deras. Melihat warna merah itu, Lian Lian membeku. Rasanya ada sesuatu yang terus meledak-ledak di kepalanya, sambil menatap panik ke arah pria yang terluka.
"Tidak apa, Lian Lian. Tidak sakit." Li Qianhen mencoba menekan lukanya, tapi tiba-tiba menyadari darah yang keluar sudah berubah hitam.
Tubuhnya mulai mati rasa. Ia tersenyum getir, "Nak, kau semakin nakal."
Jepit rambut beracun.
"Aku tidak tahu..." Lian Lian menggigit bibir. Hatinya terasa tertusuk lubang besar.
"Segera panggil penjaga! Ada assassin! Pembunuh!" teriak wanita paruh baya itu histeris ke luar.
"Ibu... dia kekasihku... jangan..." Li Qianhen berbisik lemah sebelum ambruk di pelukan Lian Lian.
Sementara di tangan Lian Lian masih tergenggam hiasan rambut berlumuran darahnya.
Pada saat yang sama, memori-memori dalam jumlah besar mengalir deras di kepalanya.
Lian Lian mengusap pelipisnya sambil bicara sendiri.
"Rupanya efek samping amnesia 7 hari tt8811 akan menghilang jika diprovokasi... Barang penelitian Xiao Duo ini juga tidak terlalu bisa diandalkan ya."
