Bab 667 Istri Muda Raja 7 Hari (15)
Di luar jendela, gerimis halus akhirnya mulai turun rintik-rintik.
Lian Lian dalam pelukan Li Qianhen terasa begitu rapuh, sampai-sampai menciptakan ilusi bahwa sedikit tekanan saja akan membuatnya remuk.
Tapi justru perempuan lembut ini, dengan suara bonekanya yang manis, mengucapkan kata-kata kejam.
Ia menolaknya.
“Lei Lian Luan, kau pikir bisa keluar dari sini setelah masuk ke wilayahku?”
Suaranya dingin dan keras, persis seperti penilaian dunia luar terhadapnya.
Raja kejam yang naik tahta melalui pertumpahan darah dan perang.
Ia mengalahkan beberapa saudaranya, menginjak-injak mayat "keluarga" sendiri untuk mencapai posisi tertinggi.
Dari eksistensi paling hina, berubah menjadi penguasa terkuat yang tak tertandingi.
Bukan lagi bodyguard rendahan yang diam-diam menjaga putri kecil di keluarga Lei.
Lian Lian menatapnya dalam diam, mata hitam-putihnya yang jernih membuat Li Qianhen merasa sesak di dada.
"Li Qianhen, kamu yakin mau bandingkan ketegasan dengan aku?" Dia menggenggam tangan Li Qianhen, menaruhnya di atas dadanya yang lembut.
"Di sini ada posisi untukmu, untuk Kakak besar yang menemani melewati momen terindah dalam hidupku. Kamu yakin ingin menghapusnya dengan gaya seorang raja?"
Bahasa paling tajam pun takkan melebihi ini.
Kilatan penyesalan dan luka hati terlihat di mata Li Qianhen. Apakah dia terlalu terburu-buru?
"Lian Lian, kamu pernah janji mau menikah denganku..." Kepalanya tertanam di rambut Lian Lian. Sang Raja dingin itu kini hanya penuh luka.
Dia bisa taklukkan negara, tapi tak sanggup kalahkan perempuan lembut namun sekeras baja ini.
"Benar, aku pernah berjanji... Qian Qian, masih ingat kapan itu terjadi?"
Bagaimana mungkin dia lupa momen terindah dalam hidupnya?
Masa remaja siapa yang tak memberontak.
Putri kecil Lei Lian Luan pun di usia belasan tahun dulu adalah gadis pemberontak.
Saat ayahnya memperkenalkan pemuda berwajah dingin sebagai bodyguard baru, Lian Lian langsung menolak.
Dia benci dikelilingi banyak orang.
Sebelum Li Qianhen, beberapa bodyguard sudah dia usir dengan amarah.
“Putri kecil yang nakal ini berpikir, kakak besar yang berpakaian serba hitam dengan wajah yang juga gelap ini akan sama seperti orang-orang sebelumnya, hanya melakukan permainan iseng lalu kabur.”
“Tapi kali ini, dia terlalu polos.”
“Bagaimanapun dia mencoba berbagai kejenakaan, pria itu tetap berdiri tak bergeming di belakangnya, lalu dengan ekspresi dingin seperti es, berkata dengan datar:”
“Nona Besar, kau terlalu nakal.”
Tangan Li Qianhen menyentuh bangku. Seharusnya dia langsung duduk, tapi hanya dengan sekali pandang, dia sudah menyadari bahwa bangku ini telah dimodifikasi oleh Lian Lian yang nakal.
Bangku langsung hancur berantakan.
Ekspresi kecewa terpampang jelas di wajah Lian Lian yang berusia 12 tahun, melompat keluar dari balik gorden.
“Bagaimana kau bisa tahu?”
Dia punya beberapa bodyguard yang biasa bergiliran menjaganya. Dengan sengaja dia memilih waktu istirahat Li Qianhen untuk menyelinap ke kamarnya dan mengerjai.
Tapi langsung ketahuan, sungguh mengecewakan. Padahal dia berharap bisa melihatnya terjungkir dengan kaki mengangkang.
“Sudah larut malam, Nona Besar. Tidak pantas kau berada di kamar pria.”
Li Qianhen takkan memberitahunya bahwa gadis kecil licik ini mengira triknya sempurna. Bagi pria sepertinya yang terbiasa menjilat darah di ujung pedang, perubahan sedikit saja pada aura di udara sudah bisa dia deteksi.
Baru saja dia menginjakkan kaki ke kamar, hidungnya sudah menangkap aroma khas yang hanya dimilikinya.
"Meski dia bersembunyi di balik gorden, tapi dia tetap bisa merasakan bahwa gadis kecil yang nakal itu bersembunyi di dalamnya."
"Lagi-lagi ekspresi serius, hei, apakah wajahmu memang sejak lahir seperti patung?"
"Bukan."
"Lalu mengapa kamu tidak bisa tertawa?"
Sudah lebih dari seminggu sejak dia ditugaskan mendampinginya, tapi tak sekalipun dia tersenyum, tak ada perubahan ekspresi di wajahnya.
"Tidak ada hal yang layak untuk disenangi." Sejak dia memiliki ingatan, memang seperti inilah dirinya.
Kerasnya kehidupan telah membuatnya lupa apa arti kebahagiaan. Masih bisa melihat matahari esok hari saja belum pasti, emosi baginya adalah kemewahan yang tak terjangkau.
"Bagaimana bisa tidak ada? Makan makanan favorit, tidak bahagia? Bersama orang yang disukai, tidak bahagia? Melakukan hal yang disenangi, tidak bahagia?"
Lian Lian yang hidup berkecukupan, segala yang dimiliki dan dilihatnya adalah yang terbaik, sulit memahami ada orang seperti Li Qianhen.
Kakak bodyguard ini berbeda dengan semua orang yang pernah dia temui.
Dia bagai pengelana yang melampaui batas dunia, tak ada satu pun hal yang bisa menggoyahkan emosinya.
"Tidak. Semua yang kamu sebutkan, tidak ada yang kusukai." Jawab Li Qianhen dengan dingin.
"Hah? Lalu apakah kamu punya keluarga yang disayangi?"
"...Tidak. Aku anak yatim." Sejak memiliki ingatan, dia sudah berada di sarang binatang buas.
"Lalu... anak yatim juga punya teman kan?" Lian Lian merasa kakak ini sangat aneh.
"Tidak."
Teman seperjuangannya, mungkin hari ini masih mengobrol dengannya, besok sudah menjadi mayat yang bisu.
"Ketika anak-anak lain masih tumbuh besar dalam perlindungan orang tua, dia sudah menghadapi hidup-mati."
"Tahun-tahun awal mungkin masih ada beberapa teman, tapi ketika mereka mengkhianatinya untuk bertahan hidup, bahkan menyakitinya, atau tewas di lingkungan yang kejam, Li Qianhen telah melihat terlalu banyak kehidupan dan kematian, sampai di kemudian hari, malas memberikan hatinya kepada siapa pun."
"Dia bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun seharian, sudah terbiasa menghadapi dunia kejam dengan sikap dingin."
"Kau orang yang punya kisah hidup, bagus, kau berhasil memicu ketertarikanku." Lian Lian seperti menemukan mainan baru, matanya berkilau.
"Dia menaikkan pantatnya dan duduk di mejanya – kursi satu-satunya sudah dia hancurkan."
"Ceritakan kisahmu padaku."
“...”
"Hah, tidak mau bicara? Begitu berprinsip?" Mata Lian Lian berputar-putar, sesuatu yang dia inginkan belum pernah tidak didapat.
"Kalau begitu, ceritakan halmu padaku, nanti aku ceritakan milikku, setuju?" Ini kesempatan yang tidak bisa didapat orang lain lho.
"Tidak tertarik."
"Lian Lian menarik napas dalam-dalam, merasakan jurus imutnya yang biasanya tak pernah gagal sekarang tidak berfungsi!"
"Kalau begitu, aku beri uang, setuju?"
"Baru saja mengatakannya, dia langsung menyesal."
"Mata Li Qianhen yang tenang mulai berubah, di balik kelopak mata hitamnya muncul emosi aneh."
"Keluar." Dia mengeluarkan perintah mengusir.
"Aku tidak mau!"
Meski ekspresi wajah es-nya masih sama, Lian Lian tahu dirinya telah membuatnya marah. Maka Putri Kecil itu terjun dari meja dan erat-erat melilit tubuhnya.
“Aku salah aku salah aku salah!”
“Hmm, trik ini super efektif untuk Ayah Ibu dan Kakak-kakaknya! Tak ada yang bisa lolos dari sikap manja sang putri kecil!”
“Tapi, Lian Lian sedang berhadapan dengan pria dingin yang tumbuh di kamp pelatihan pembunuh bayaran. Jelas trik ini mustahil berhasil.”
