"Bab 670 Istri Muda Raja selama 7 Hari (18)"
"Melihat dua kakaknya tidak memperhatikannya, Lian Lian melangkah gesit maju, tangan kecilnya lincah menekan, komputer kedua kakak langsung dimatikan."
"Lei Lian Luan, kamu ngapain! Kami sedang pertandingan!" Kakak kedua murka.
"Tapi kepala dengan cepat ditampar kakak pertama, "Jangan membentak Lian Luan!""
“Sial! Nak kecil ini benar-benar semaunya sendiri, itu karena kalian para pria lemah yang memanjakannya!” Kakak kedua yang beringas mengumpat rendah.
“Termasuk kamu dalam kategori pria lemah ini.” Lei Tianqi melototi adiknya, lalu menoleh dan bertanya dengan wajah berseri pada adik perempuannya.
“Siapa yang membuatmu begitu gelisah?”
Merasa tatapan kedua kakaknya, Lei Lian Luan melambaikan tangan, “Siapa itu tidak penting. Yang penting, aku tidak sengaja menyakiti orang yang tidak ingin kusakiti. Aku ingin meminta maaf, tapi dia menolak. Bagaimana caranya?”
Sejak kecil, kedua kakaknya selalu memanjakannya. Setiap ada masalah, putri kecil ini selalu memikirkan untuk minta bantuan pada kakak-kakaknya terlebih dahulu.
Sebenarnya Li Qianhen hanya lebih tua 2-3 tahun dari kedua kakaknya, tapi dia sudah begitu matang.
Lian Lian bisa merasakan, meski Li Qianhen terlihat seperti remaja biasa, tapi hatinya seolah telah melewati seabad penuh kepahitan.
“Kalau menolak, sudahlah.” Lei Tianqi kembali menghidupkan komputer. Baginya, membuat adik perempuannya khawatir sudah merupakan dosa. Kedua hal ini saling meniadakan, Lian Lian tak perlu lagi meminta maaf.
“Minta maaf saja ditolak? Siapa jagoan itu? Beri tahu kakak kedua, biar kupukulin dia! Tidak tahu terima kasih!” Ekspresi adik laki-lakinya Lei Tianlin lebih blak-blakan.
Di rumah ini, adik perempuan mereka adalah putri kecil tanpa beban. Tak seorang pun boleh mengganggunya. Segala yang dilakukannya, ketiga pria keluarga Lei tak pernah menanyakan alasannya. Apapun yang Lian Lian lakukan, pasti benar.
"Kalian kok bisa tidak punya tiga pandangan hidup seperti ini!" Lian Lian menghentakkan kaki, dia datang untuk mencari penjelasan dari kakaknya, tapi dua makhluk ini, jawaban macam apa ini!
"Kamulah yang menjadi tiga pandangan hidup di rumah ini." Lei Lao Da memanjakan dengan membelai rambut adiknya.
"Sudahlah, Lei Lian Luan yang overthinking, cari tempat yang sejuk buat nongkrong. Siapa yang nakal sama kamu bilang ke kakak, kami yang akan pukulin. Tapi soal kamu nakalin orang lain yang membosankan itu, jangan cerita ke kami! Cepat minggir, kami mau main game!"
Lei Lao Er mendorong Lian Lian keluar, sambil mengunci pintu secara spontan.
Lian Lian kesal sampai menghentakkan pintu. Dari dalam, suara kakak sulungnya Lei Tianqi terdengar.
"Kalau benar-benar sedih, buatkan makanan untuk orang yang kamu rasa perlu minta maaf, seperti ibu yang selalu memasak untuk kita."
Mata Lian Lian berbinar, iya ya, bisa juga seperti itu.
Hmm, dengan ketulusan penuh, membuat makanan enak untuknya, pasti dia bisa memaafkanku!
Saat putri kecil itu melompat-lompat pergi menuju dapur, dua bersaudara di dalam ruangan mulai berbincang.
"Kak, kenapa kamu menyuruh Lian Lian memasak untuk orang lain?"
Membuat putri kecil keluarga kami begitu serius. Kalau perempuan sih tidak apa, tapi kalau laki-laki, bagaimana?
Membayangkan ada pria yang makan masakan adik perempuan, Lei Er sang kakak overprotektif langsung ingin melempar barang. Adik mereka di rumah selalu dianggap harta karun yang dipelihara!
12 tahun, usia dimana perasaan mulai mekar.
"Memikirkan kemungkinan adik perempuan memperhatikan pria lain, Lei Jia Er Shao merasa sangat kesal, kemarahan tak berdasar menggelora seolah harta karunnya akan dicuri orang."
"Lei Tianqi yang licik dengan santai membuka komputer, login ke game. Rekan tim yang baru saja bertarung sedang mengumpat habis-habisan dua bersaudara yang tiba-tiba log out karena Lian Lian menghambat progres tim."
"Lei Tianqi membuka perangkat lunak hacker, menekan beberapa tombol dengan mudah meretas akun para pengumpat itu. Dengan nada datar ia berkata pada adiknya:"
"'Dalam bekerja harus banyak menggunakan otak. Makanan yang dibuat Lian Lian, bahkan keluarga kita sendiri tidak mau makan. Bagaimana jika orang luar memakannya?'"
"Adik yang pintar segera memahami maksud kakaknya, matanya berbinar penuh kekaguman."
"Memang kakaknya lebih tegas."
"'Jika itu perempuan, pasti tidak akan mau makan masakan tidak enak Lian Lian. Nanti kita bisa cari sesuatu untuk diberikan padanya, dia pasti akan setia mati bermain dengan Lian Lian. Jika pria——'"
"Nada Lei Tianqi tiba-tiba terhenti. Lei Tianlin membuat gerakan membunuh: 'Makanan Lian Lian tidak akan membunuhnya! Biar sampai muntah dan diare, ambien jatuh baru bagus! Buat dia lari ketakutan setiap lihat Lian Lian!'"
"Dua bersaudara itu saling bertatapan penuh keselarasan, tersenyum tipis sementar mengunggah peralatan game hasil retasan akun tadi untuk dijual online."
"Um, hasil penjualan ini seharusnya cukup untuk membeli hadiah bagus buat adik perempuan kita, kan?"
“Keluarga kami sangat memanjakan Lian Lian, prinsip tidak berlaku di sini, integritas pun tak dibutuhkan.”
Dengan celemek terikat, Lian Lian memamerkan jurus imut dan sikap manjanya, akhirnya mendapat izin diam-diam dari koki keluarga kami untuk menggunakan dapur.
Sejak insiden putri kecil ikut ibu memanggang kue kering yang hampir meledakkan dapur keluarga kami waktu itu, Tuan rumah keluarga kami Lei Tingyu langsung mengeluarkan perintah eksekusi: Sama sekali melarang Lian Lian masuk dapur.
Tapi koki tua benar-benar tak tahan menghadapi sorot mata memelasnya. Gadis kecil ini terlalu menggemaskan, tatapan mata besar nan memilukan itu bisa membuat orang tak kuasa menahan diri untuk memberikan seluruh dunia padanya.
Namun ketika Lian Lian mengeluarkan tumpukan barang hitam legam hasil panggangannya, koki itu menatap produk jadi tersebut dengan penyesalan.
Mungkin Tuan Lei Tingyu benar. Untuk keamanan keluarga, juga keselamatan Lian Lian sendiri, seharusnya dia dijauhkan dari dapur.
“Hmm, kayaknya gagal ya? Aku ingat puding yang dipanggang ibuku harusnya berwarna kuning muda, kenyal seperti QQ...” Lian Lian menyodok-nyodok benda hitam legam itu dengan jarinya, di mana kesalahannya?
“Bagaimana kalau aku coba sekali lagi?”
Mendengar rencananya untuk mencoba lagi, sang koki ingin menangis tapi air mata tak keluar.
Untuk mencegah ledakan dapur kedua, bahkan harus mengucapkan kebohongan meski bertentangan dengan hati nurani.
“Nona Besar, puding memang warnanya hitam! Karena... karena... iya! Karena kita menambahkan bubuk cokelat!”
“Benarkah?” Kenapa dia tidak ingat menambahkan barang itu?
“Benar, benar, benar, sudah ditambahkan, jadi warna hitam itu wajar, cepatlah Anda pergi. Kalau Tuan Besar melihat kami membiarkan Anda masuk, pekerjaan kami tak akan bisa dipertahankan!”
Mengantarmu pergi, ribuan li jauhnya!
Lian Lian membawa puding hitam legam hasil panggangannya sendiri. Sebenarnya dia ingin mencicipi, tapi mengingat ini hadiah perdamaian yang harus utuh, dia menahan keinginannya dan mulai mencari Li Qianhen.
Li Qianhen saat ini sedang menjalani latihan fisik harian yang wajib dilakukan.
Ketika Lian Lian menemukannya, pria itu sedang memakai tank top latihan dan melakukan push-up satu tangan sambil berdiri terbalik.
Gerakan ini sungguh tampan sampai level super!
Lian Lian belum pernah mengunjungi tempat latihan para bodyguard. Saat menginjakkan kaki di area penuh hormon pria ini dan melihat sosok pria berkilat keringat yang sedang melakukan push-up elegan secara terbalik, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang.
Sinar matahari menyinari tubuhnya, butiran keringat memantulkan kilau emas. Pria tampan dengan gerakan anggun, penuh kekuatan dan hormon.
Pada detik ini, sang putri kecil akhirnya mendengar suara detak jantungnya sendiri.
Mungkin, perasaan seperti inilah rasa dari cinta pertama yang mulai merekah.
