Bab 674 Istri Muda Raja Selama 7 Hari (22)
Li Qianhen sama sekali tidak menganggap remeh anak bau susu seperti ini.
Sepanjang hidupnya telah melalui badai besar, mana mungkin ditakut-takuti oleh anak kecil seperti ini?
Tanpa terpengaruh, tetap berkata dengan dingin.
"Silakan pergi!"
"Kamu cuma bodyguard, berani-beraninya ikut campur urusan Tuan!" Si bocah menyebalkan yang kehilangan muka di depan sang pujaan hati, marah menantang Lian Lian.
"Lei Lian Luan, suruh dia pergi! Ayo kita main bianglala!"
"Kamu ingin aku pergi?" Lian Lian bahkan malas memandang si bocah. Ia menoleh, menatap serius Li Qian Hen.
Asal pria itu mengucapkan satu kata "tidak", ia akan segera mengusir si bocah menyebalkan ini.
"Lian Lian, dia cuma pelayan rumah tangga, ngapain kamu tanya dia--"
"Diam kau!" Lian Lian memancarkan wibawa dari samping. Setelah mengaum ke si bocah sampai terdiam, ia kembali menatap serius Li Qian Hen.
"Aku ingin mendengar pemikiranmu, yang sebenarnya."
Kedua tinju Li Qian Hen terkepal erat.
Ia tahu, asal bilang "jangan pergi", gadis ini akan tetap di sini. Tertawa riang memanggilnya "Qian Qian", bermain sepuasnya di taman hiburan bersamanya.
Nyanyian bahagianya akan mengudara di atas arena bermain.
Di kemudian hari, panggilan "Qian Qian" darinya akan semakin mesra.
Tapi...
Tangan Li Qian Hen menggenggam lalu melepaskan.
Hak apa yang ia miliki untuk bertindak demikian?
Si bocah itu benar - ia hanyalah "pelayan rumah tangga".
"Nona Besar, terserah keinginanmu. Hamba tidak berhak ikut campur."
Begitu ucapannya selesai, jelas terlihat luka mendalam di mata gadis itu.
Ia telah menyakiti hatinya.
Saat Lian Lian mendengar perkataannya, dia merasakan hatinya seolah tercabik-cabik. Sang putri kecil yang tak pernah terkalahkan ini, berulang kali merasakan rasa kegagalan di hadapan tatapan dalam-dalamnya.
Sekali demi sekali.
Li Qianhen tahu, yang dilakukannya tidak salah.
Mengingat statusnya dan masa lalu mengerikannya, penolakan dan pilihan saat ini justru menjadi bentuk perlindungan terbaik agar tidak mengganggu hidupnya.
Tapi melihat mata terluka dan ekspresi sedihnya, dia pun memilih diam.
Atmosfer aneh mengalir di antara mereka. Hanya dalam hitungan detik saling tatap, terlalu banyak emosi yang saling tertukar.
Sejenis keputusasaan mulai mengembang di balik sorot mata mereka.
Namun selalu ada orang tak tahu diri yang mengganggu momen tatap antara dia dan Lian Lian.
"Untung kau masih tahu diri! Si menyeramkan ini berani begitu arogan!" Di mata si bocah, interaksi Lian Lian dan Li Qianhen hanyalah percakapan biasa antara nona besar dan bodyguard.
"Diam kau!" Lian Lian meluapkan semua dendamnya pada Li Qianhen ke arah bocah itu.
Si bocah langsung membungkam oleh raungannya, sementara Li Qianhen tersiksa melihat luka begitu dalam di mata gadis itu.
"Bukan mau naik bianglala? Ayo!" Lian Lian berkata kesal, matanya tak lepas dari Li Qianhen.
Si bocah bersemangat mendengar undangannya, sementara sorot mata Li Qianhen semakin gelap, kedua tinjunya terkepal lebih kencang.
Tinggalkan aku! Asal kamu bicara, aku pasti tinggal! Lian Lian berteriak dalam hati, tapi pria itu bagai boneka kayu, tak bergerak dari tempatnya.
Meski sengaja memperlambat langkah, berusaha memberi "hukuman percobaan" untuk kesempatan yang diraih dari kemarahannya, dia tetap tak mengejar.
Baginya, bersama pria menyebalkan, bukankah hampir sama dengan disiksa?
Seandainya Li Qianhen yang datang, berdua duduk di ruang tertutup bianglala yang melayang naik, merasakan gemerlap kota, mungkin dia bisa diam-diam menatap profil tampannya. Alangkah indahnya!
Tapi sekarang, dia dibelit makhluk menjengkelkan. Berdua di ruang sempit, bahkan bisa mencium bau mulutnya yang tak sedap. Ya Tuhan, apa dia baru makan kucai?
Bocah berbau kucai ini masih berani terus bicara, cerewetnya sungguh menyebalkan!
Bianglala terus naik. Sang putri kecil yang penuh penyesalan tak melihat, pria yang tertinggal di bawah juga menendang tong sampah saking murkanya...
Bisa mengajak dewi naik bianglala, semangat si bocah tak bisa berhenti. Terus saja dia bicara pada Lian Lian, meski tak satu pun didengar, hanya tatapan getir sang putri pada pemandangan luar, tetap tak membuatnya berhenti.
"Wahana ferris berputar di udara!" Masih sedikit lagi akan mendarat, Lian Lian menarik napas lega dalam hati, syukurlah, cepatlah pergi dari sini, mulai sekarang dia tidak akan pernah lagi bertindak impulsif, tidak akan pernah lagi demi membuat Li Qianhen kesal, tetap bersama dengan anak kecil tidak matang seperti ini!
Aneh bukan? Li Qianhen sebenarnya juga tidak terlalu tua, tapi saat bersamanya, dia merasa sangat tenang. Bahu kokohnya, jurus tangannya yang luar biasa, aura memikatnya, bahkan perasaan berbahaya darinya, semua membuat detak jantungnya semakin cepat.
Tapi tetap bersama anak kecil tidak matang yang menyebalkan, perut rasanya sesak, hanya merasa waktu berjalan terlalu lambat.
Huss, syukurlah sudah sampai tujuan, kalau harus terus bersama anak menyebalkan seperti ini, dia benar-benar akan gila.
Anak kecil cerewet yang makan kucai sepanjang jalan tiba-tiba memberanikan diri, dia meraih tangan Lian Lian!
"Lepaskan!" Lian Lian merasa sangat menjijikkan.
Saat Li Qianhen memegang tangannya, hanya membuatnya tegang, ada sedikit rasa manis, tapi tidak benci.
Tapi saat tangan dipegang anak kucai ini, hati rasanya mual.
"Lei Lianluan, aku ingin katakan padamu, kau adalah mega pelangi di langit, kau adalah matahari-bulan dalam hatiku, kau adalah--" Anak kecil itu berusaha keras menghafal naskah pengakuan cinta yang sudah dipersiapkannya.
"Kau adalah barang bau yang makan kucai tidak gosok gigi, tidak makan permen karet! Kalau ada sesuatu katakan langsung!" Lian Lian hampir hilang akal.
“Aku, aku, aku ingin, aku ingin menciummu!”
Si bocah nakal yang sudah dimarahi oleh Lian Lian cantik itu jantungnya berdebar kencang tak karuan, akhirnya meledakkan sisa keberaniannya dan memutuskan untuk bertindak menggantikan kata-kata!
Lian Lian tak pernah menyangka, dirinya akan dihadapkan oleh si bocah nakal ini tanpa bisa melepaskan diri! Makhluk yang makan kucai tapi tidak sikat gigi ini, berani-bilang menyembulkan bibir babi berminyaknya mendekati wajah mungil Lian Lian yang pucat!
Lian Lian ingin menghindar, tapi sudah terlambat. Si kucai ini sudah menekan tangannya, tidak mengizinkannya mundur, langsung berniat untuk "menyantap"!
Pada detik ini, dalam hitungan sepersekian detik, hati Lian Lian dipenuhi rasa jijik yang tak terkira.
Jika sampai benar-benar digigit, mungkin semua makanan yang dimakan seminggu lalu akan dimuntahkannya.
Tapi mustahil untuk menghindar. Perbedaan kekuatan pria-wanita terlalu besar. Ruang sempit ini membuatnya terjepit, hampir saja menderita kerugian.
Tiba-tiba, Bum! Suara keras menggema!
Si Kucai terpaku, situasi apa ini?
Ada yang menghantam kaca, tapi bukannya bianglala belum mendarat? Makhluk ini bisa terbang?
