Bab 680 Istri Muda Raja 7 Hari (28)
Sang Tuan Raja tiba-tiba mengenakan sarung tangan putih.
Tak ada yang tahu alasannya.
Saat sarapan pagi, seluruh staf istana menyaksikan Paduka Yang Mulia dengan anggun menyuapi makanan ke mulut perempuan di sampingnya menggunakan sarung tangan putih.
“Aduh, Sayang, apa tidak merepotkan? Mau kubantu lepas sarung tanganmu?”
Lian Lian yang sedang disuapi makanan, masih usil meraba-raba sarung tangan putih itu dengan tangannya yang mungil.
“Makan dengan patuh.” Tangannya segera ditekan.
Jangan main-main! Jika dilepas, kuku merah jambu itu pasti akan terekspos?
Inilah solusi brilian Sang Tuan Raja yang bijaksana - mengenakan sarung tangan...
"Tapi Li Qianhen tidak tahu, semakin dia seperti ini, orang-orang di istana semakin penasaran."
Bagaimanapun juga, memakai sarung tangan saat makan adalah hal yang aneh, bukan?
Lei Lian Luan, dalang di balik semua ini, tertawa seperti rubah kecil yang nakal. Dia menjilat sudut mulutnya, berpura-pura merenung.
"Aduh, aku sangat ingin makan lobster, boleh tidak?"
"Siang ini beri tahu juru masak kekaisaran untuk membuat lobster gratin." Perintah Li Qianhen kepada orang di sekitarnya.
Lian Lian menggelengkan kepala.
"Tidak tidak tidak, aku ingin lobster rebus air garam yang harus dikupas sendiri kulitnya. Istana kalian di tepi pantai pasti punya banyak makanan laut kan? Tambahkan beberapa kepiting juga, ingat ya, harus yang dikupas sendiri baru puas."
Dia tidak percaya makhluk ini bisa mengupas udang pakai sarung tangan!
Sorot mata nakal Lian Lian membuat hati Li Qianhen berdebar, hampir saja meletakkan sarapannya dan langsung menyeretnya ke kamar tidur untuk mengulangi kejadian semalam.
Tak pernah merasa puas.
Tapi jadwalnya sudah penuh. Berada di posisi tinggi selalu membuatnya tak punya pilihan.
"Kau tetap di sini dengan patuh, tunggu aku kembali. Jangan kemana-mana." Tangannya hendak menggapai untuk mencubit hidung mungilnya.
Tapi melihat sarung tangan putih di tangannya, diam-diam menarik kembali tangan.
Menatap sorot mata nakalnya, hanya bisa menghela nafas dalam hati.
Rubah kecil ini...
Lian Lian sangat suka mengerjai pria dingin sampai mereka tak berdaya, entah ini hobi aneh atau tidak, tapi setiap dia melakukannya, kebahagiaannya meluap.
Saat dia sibuk dengan urusannya, Lian Lian menjelajahi setiap sudut istananya.
Di istana megah ini, dia mencoba melacak jejak perjalanan hidupnya selama bertahun-tahun.
Sebenarnya meski terpisah lama, dia tahu semua perkembangan terkininya, begitupun sebaliknya.
Lian Lian tahu, setelah meninggalkannya, Yu Ming kembali ke Yanxia dan dalam waktu singkat menggerakkan kudeta untuk menggulingkan kakak tirinya, lalu membersihkan semua penentang dengan tangan besi.
Setiap tetes darah yang tumpah dalam pertempuran, sebanding dengan malam-malam insomnia yang dialaminya.
Selama Yu Ming berperang, yang bisa dilakukannya hanyalah melipat ribuan bangau kertas di kamar tidurnya.
Setiap lipatan berisi doa tulus agar dia bisa pulang dengan selamat.
Bukan tak rindu, bukan tak sayang, tapi dia sadar kehadirannya dilarang.
Di saat-saat tersulit Yu Ming, kehadirannya justru akan menjadi titik lemah. Tak hanya membebaninya, tapi juga membahayakan keluarga Lei di belakangnya.
Di kediaman Lei, ada lemari rahasia berisi ribuan bangau kertas hasil lipatannya sendiri - simbol kerinduan yang tak terucapkan.
Sambil berkeliling istana, dia menyimak penjelasan pengawal yang mendampinginya, mencoba memahami setiap jejak keberadaan Yu Ming.
“Istana ini setelah Paduka Yang Mulia naik takhta, melalui berbagai penyesuaian, banyak hal di dalamnya telah diubah.”
Lian Lian tersenyum tanpa bicara, mungkin orang lain tidak mengerti mengapa Li Qianhen membuat istana Yanxia begitu ilusi, masih membawa semangat Timur yang kental.
Tapi dia mengerti.
Karena, semua perubahan yang dia lakukan, semuanya disesuaikan dengan preferensinya.
Karpet buatan tangan yang dipasang sama mereknya dengan yang ada di kamar tidurnya, di balik penampilannya yang tidak pandai berbicara, tersembunyi hati yang sangat perasa.
Istana kerajaan Yanxia memiliki luas yang sangat besar, tempat tinggal Lian Lian sekarang adalah istana pribadi Li Qianhen.
Setelah puas berkeliling, Lian Lian melewati taman di luar istananya, di sana bermekaran hamparan bunga-bunga, di ujung taman terdapat jalan kecil penuh aroma bunga dengan lingkungan yang sangat sunyi.
“Jalan ini menuju ke istana belakang, apakah Ratu ingin melihatnya?”
“Istana belakang?” Lian Lian mengangkat alis.
“Benar, sebenarnya menurut tradisi leluhur, Yang Mulia seharusnya tinggal di kamar pribadi di istana belakang, ini menunjukkan betapa Paduka Yang Mulia memanjakan Anda.” Pelayan istana berkata sambil mengambil hati.
Meski tidak tahu dari mana asal Ratu, tapi hanya dari sikap Paduka terhadapnya, semua orang di istana ini tahu pasti posisi Ratu yang tiba-tiba ini di hati Paduka Yang Mulia sangat istimewa.
“Hehe...” Senyum Lian Lian sama sekali tidak sampai ke matanya.
Sebenarnya, apakah dia memanjakan dirinya, atau takut dia akan berbalik seketika?
Li Qianhen sangat paham sifat Lian Lian. Jika dibiarkan berdesakan dengan banyak perempuan, dia pasti akan menoleh pergi. Jadi lebih baik menempatkannya di sampingnya sendiri, mengawasi kapan saja untuk mencegahnya kabur.
"Berapa jumlah harem yang seharusnya dimiliki Yanxia?" tanya Lian Lian.
"Rakyat Yanxia menganut sistem satu suami satu istri. Menurut tradisi leluhur, keluarga kerajaan boleh memiliki satu Ratu, dua selir, dan tak terbatas Nyonya. Kuota ini relatif sedikit dibandingkan keluarga kerajaan negara lain. Namun Paduka Ratu tak perlu khawatir, di masa depan Paduka pasti yang paling menyilaukan di istana ini. Menyangkut betapa Yang Mulia Kaisar memanja Paduka. Meski demi stabilitas politik nanti, Yang Mulia mungkin mengambil selir lain, Paduka tetap yang paling unik."
Pujian pelayan istana tak mendapat reaksi berarti dari Lian Lian. Diam-diam mereka mengobservasi, namun sulit membaca informasi bernilai dari ekspresi datarnya.
Bukan senang, juga bukan sedih. Seolah dia sedang mendengar urusan orang lain.
"Saat ini di harem hanya ada para taifei peninggalan dinasti sebelumnya. Termasuk ibu Yang Mulia, beberapa taifei tinggal di sini. Apakah Paduka ingin mengunjungi mereka?"
Lian Lian telah sampai di ujung jalan. Menengadah, melihat patung emas murni yang bersinar gemilang di bawah mentari.
"Kalau ini kubawa pulang dengan dibungkus, kira-kira bagaimana ya?"
Dia menuding patung setinggi orang itu.
Pelayan istana tersenyum canggung, "Ini... e..."
“Bawa pergi patung yang melambangkan harem, Ratu benar-benar humoris ya.”
“Apa yang diukir di sini, tahukah kamu?”
“Katanya, ini berasal dari makhluk suci negara kuno.”
“Tidak, yang diukir ini adalah aku.”
Sejak Li Qianhen berani menempatkan Qing Luan yang melambangkan namanya di posisi paling mencolok di harem, Lian Lian sudah menebak apa yang akan dilakukannya.
Ah, dia hanya ingin menikmati liburan 7 hari Roman Holiday.
Tapi pria keras kepala ini sepertinya tidak berniat melepasnya pergi, harus bagaimana ini.
