Bab 683 Istri Muda Raja selama 7 Hari (31)
Ketika Bella memimpin beberapa selir tua raja untuk menyerang keesokan harinya dan mencari masalah dengan Lian Lian, yang mereka temukan hanyalah ruangan kosong.
Tidak hanya Lian Lian yang menghilang, Li Qianhen juga beralasan sakit untuk menolak semua pekerjaan. Mereka berdua bersama-sama menghilang.
"Orangnya mana?"
“Paduka Yang Mulia membawa Ratu pergi refreshing, katanya... Kondisi tubuh Ratu, sedikit tidak nyaman.”
Bella menahan amarah yang menggunung di perutnya, tak ada tempat untuk meluapkan.
Ada satu jenis keterpaksaan, yaitu saat kamu ingin mencari-cari kesalahan, tapi tidak menemukan orang yang bisa dijadikan sasaran.
Dan saat ini, Lian Lian yang "katanya sedikit tidak nyaman" tersebut, sedang berada di istana bawah laut pribadi yang dibangun Li Qianhen untuknya, menikmati teh sore sambil menatap kawanan ikan laut yang berenang santai di luar terowongan transparan.
Dia tahu dia suka menyelam, juga tahu di bawah nama Lian Lian ada kapal pesiar mandiri. Tidak ingin memberi hadiah yang sama dengan yang pernah diberikan keluarganya, maka tanpa ragu dia menggelontorkan dana besar untuk membangun istana bawah laut yang memesona ini.
Sebelum masuk ke tempat ini, Lian Lian tidak pernah membayangkan bisa bermain seperti ini. Li Qianhen telah membawa seni memanjakan istri ke level baru. Berdiri di istana bawah laut yang hanya menjadi miliknya, Lian Lian akhirnya memiliki perasaan bisa menghancurkan negara dan rakyatnya sendiri.
“Hai, Qianqian, apa kamu menyedot sumsum rakyat untuk membuat ini?” godanya.
“Ini dibuat dengan uangku sendiri.”
“Hah, pembunuh bayaran ketinggalan zaman seperti kamu ternyata punya uang sebanyak ini?”
“...Masih lumayan.”
Sebenarnya menurutnya, menjadi raja dan pembunuh bayaran tidak jauh berbeda. Dulu dia pernah menempati tiga besar daftar peringkat pembunuh dunia, setiap tugasnya menghasilkan puluhan juta hadiah, sehingga tabungannya pun menumpuk.
Jika bukan karena roda takdir yang mendorongnya ke posisi ini, mungkin status yang paling disukainya adalah menjadi bodyguard-nya.
“Aku dulu hanya asal bicara, tak menyangka kamu benar-benar berhasil melakukannya.” Dia menempelkan ujung jarinya di kaca, di luar ikan-ikan kecil penasaran berenang mondar-mandir menghadap kaca.
Manusia di sini melihat ke luar, ikan-ikan di luar mengamati manusia, bukankah ini seperti sebuah pertunjukan sandiwara?
Orang-orang di luar sana, pasti saat ini sudah gila mencari dia dan Li Qianhen.
“Setiap kata yang pernah kamu ucapkan padaku, aku ingat semuanya.”
Selama itu yang dia inginkan, dia akan berusaha keras mendapatkannya. Lian Lian hanya pernah sekali berandai-ingin memiliki istana bawah laut miliknya sendiri, ingin menjadi putri duyung yang takkan pernah menghilang.
Maka dia menggelontorkan dana besar untuk mewujudkannya.
“Pangeranku, mau ikut menyelam bersamaku?” Dia menggenggam ujung roknya, melakukan gerakan undangan padanya.
“Suatu kehormatan.”
Dia menggenggam tangan gadis itu, membawanya ke bibirnya, menciumnya lembut.
Setelah berganti pakaian selam, mereka berdua bergandengan tangan, berenang bebas di dunia bawah laut nan indah, bermain dengan ikan-ikan kecil sambil berfoto kenangan.
Seandainya bisa mengabadikan momen ini, Li Qianhen pasti akan berkata: inilah saat terindah dalam hidupnya.
Sehari sebelum perpisahan mereka, dua insan yang saling mengungkapkan perasaan ini telah berjanji akan menyelam di Great Barrier Reef Australia saat musim panas tiba. Tapi musim panas belum datang, peluru malah tiba lebih dulu.
Untuk menyelamatkannya, sebuah bekas peluru mematikan tertanam di dadanya.
Sedangkan janji penyelaman itu, akhirnya terwujud delapan tahun kemudian.
Memegang tangan, membawa tabung oksigen pasangan seri di punggung, mereka melesat di antara karang indah dasar laut, mengejar ikan-ikan kecil yang bermain. Tiba-tiba, dia menghentikan langkah, mengambang di air, satu tangan masih menggenggamnya, tangan satunya diangkat membuat pose bersumpah.
Dengan bingung ia menatapnya melalui kacamata selam, tak mengerti permainan apa lagi yang dilakukannya. Tiba-tiba wanita itu melepas regulator yang selama ini digigitnya.
Matanya membelalak saat melihat wanita itu kemudian melepas regulator miliknya, lalu dengan nakal meletakkan kedua tangan di lehernya sendiri membuat gerakan mencekik yang berlebihan. Pria itu tersadar, memeluknya erat, menyalurkan udara melalui bibirnya.
Perempuan itu terus merangkulnya, meninggalkan kenangan paling romantis di dasar laut.
Pria tinggi besar memeluk wanita mungil, meninggalkan jejak paling intim di pemandangan bawah laut yang indah bagai lukisan.
Pemandangan terindah hanya bermakna karena keberadaannya, sebab keindahan satu insanlah yang mengukir keabadian saat ini.
Dua insan yang hampir membuat langit bocor ini hanya asyik dengan kesenangan kencan bawah laut mereka.
Tak menyadari bahwa istana kerajaan musim panas di permukaan hampir meledak.
Bella yang gagal menangkap "dayang penghancur negara" sedang sibuk berkonsultasi dengan para menteri, memutuskan untuk mengurus Lian Lian, ingin menggunakan tekanan opini publik untuk memaksa Li Qianhen meninggalkan Lian Lian.
Sementara di seberang planet, di dalam negeri Tiongkok, kediaman keluarga Lei juga dilanda badai.
Tangan Lei Tingyu menghantam meja, menuding putra kedua Lei Tianlin dengan murka:
“Kamu berani, menyuruh Lian Lian pergi ke tempat seperti itu?!”
Lei Tianlin berdiri dengan tangan terkulai, membiarkan ayahnya memberi pelajaran.
Adik bilang mau main 7 hari, sekarang sudah hari ke-5.
Rencana awal sebenarnya bagus, tapi tak disangka ayah tiba-tiba ingin memeriksa posisi adik.
Saat peralatan pelacakan tercanggih keluarga kami pun tak bisa mengunci posisi Lian Lian, Lei Tingyu yang tajam segera sadar: Putrinya mungkin sengaja menggunakan metode khusus untuk menggelapkan pelacak.
Usai perjalanan bulan madu, KEMBALI dan interogasi kejam putra kedua yang ditugaskan jaga rumah – hasilnya mengejutkan, putri bungsu ternyata pergi ke tempat itu!
“Sudah, redakan amarahmu. Sekarang yang terpenting adalah merebut kembali putri kita.” Nyonya rumah Lei, Lan Xin, membujuk suaminya.
Lei Tianlin berdiri tegak lurus di hadapan ayahnya, membiarkan pandangan tajam itu menembus dirinya.
“Ayah, Lian Lian selalu tahu apa yang dilakukannya. Hal ini disimpannya dalam hati begitu lama. Kami bisa menghadang sementara tapi tak selamanya. Biarkan dia menyelesaikan ini.”
Perkataan Lei Tianlin bukannya meredakan kemarahan Lei Tingyu, malah membuatnya menghentakkan kaki dengan tegas.
Auuu, jadi korban kekerasan dalam rumah tangga ayah...
Meski sukses dalam karir dan berstatus tinggi, di hadapan ayah, Lei Tianlin tetap anak kecil yang tak bisa berkutik. Dipukuli pun hanya patuh menerima, tak berani bicara sepatah kata pun.
Janji ke adik: 7 hari ya 7 hari.
Lei Tingyu masih ingin memukul si bocah nakal itu, tapi ditahan oleh istrinya.
"Ngapa kamu pukul dia? Anak perempuan kalau sudah besar pasti akan menikah, kamu harus ikhlas dan percaya pada pilihan putri kita."
"Diam kau!" Boss Lei yang tak pernah membentak istri ini mendadak murka.
Kata "menikah" seperti tusukan jarum yang menusuk hati Boss Lei.
Putri bungsunya yang selalu dimanja di telapak tangan, bagaimana bisa tiba-tiba mengejar pria sampai ke ujung dunia?
"Beraninya kau membentak aku?" Lan Xin menarik napas dalam-dalam, seketika berubah menjadi aktris panggung sambil mencubit tangannya sendiri. Air mata langsung berputar di matanya.
Lei Tingyu yang melihat ekspresinya langsung menahan amarah sebesar apapun.
"Aku tidak membentakmu..."
"Kamu sudah! Kini aku tua dan tidak menarik lagi, jadi tidak dipedulikan ya?"
"Kita sedang membahas cara merebut kembali putri kita, jangan mengalihkan topik——"
"Waah! Habis sudah, aku sudah tua dan tidak disayang lagi!" Lan Xin menutupi wajahnya, berpura-pura meratap tanpa air mata sambil berlari keluar.
Meski ingin segera mencari putrinya, Boss Lei tak tahan menghadapi serangan air mata istri. Dia buru-buru mengejar, sementara Lan Xin di tempat yang tak terlihat suaminya, memberi kode OK ke putra kedua.
Rencana berubah. Liburan Lian Lian dipersingkat dari 7 hari jadi 6 hari. Serangan air mata nyonya rumah Lei hanya bisa menahan bos sesaat.
Besok, sang putri kecil pasti akan ditangkap kembali.
