Bab 693 Raja dan Istri Muda 7 Hari (41)
Besarnya kejutan yang dibawa seseorang sangat terkait dengan statusnya.
Jika buruh bangunan berlari menghadap Lian Lian dan mengatakan hal yang sama seperti Li Qianhen, itu sangat tak tahu malu.
Tapi ketika seorang Raja bersikap seperti ini dan mengucapkan kata-kata tersebut, sungguh mengejutkan.
Dia benar-benar rela melepaskan segalanya untuk Lian Lian. Keluarga kami yakin, bahkan jika Lian Lian menyuruhnya turun tahta sekarang, dia pasti bisa. Dunia dalam hatinya berada di belakang Lian Lian.
Lian Lian tahu masih ada batas dasar kebaikan dalam hatinya. Bagaimana mungkin dia tega meminta Li Qianhen meninggalkan negaranya hanya untuk menemani hidupnya yang bebas.
Dari matanya, Li Qianhen sudah membaca ketersentuhannya. Dia hampir menahan napas, menunggu jawaban Lian Lian.
Lian Lian sudah mundur ke belakang Lei Tingyu.
"Li Qianhen, entah kau raja atau bodyguard, seperti katamu, di hatiku kau hanyalah pria yang kucintai. Aku akui, aku mencintaimu."
Lei Tingyu, Lei Tianqi, dan Lei Tianlin - ketiga pria keluarga Lei ini menunjukkan ekspresi yang tersinkronisasi secara spiritual.
Putri kecil yang mereka lindungi bertahun-tahun ini... hampir dibawa lari. Perasaan seperti ini benar-benar tidak menyenangkan.
"Tapi aku berbeda denganmu. Li Qianhen, kau tak punya keluarga. Kau tak bisa merasakan kehangatan hidup dalam keluarga besar seperti ini. Aku mencintaimu, tapi aku juga mencintai keluargaku. Jika kau tak bisa mendapatkan pengakuan dari keluargaku, aku tidak akan menikah denganmu."
Ucapan Lian Lian berhasil membujuk ketiga pria keluarga Lei.
Li Qianhen tersenyum penuh makna di matanya.
Lian Lian yang pintar.
Dia tahu, jika langsung membela diri saat ini, tidak hanya tidak akan mendapat restu keluarga, justru akan membuat para lelaki perkasa di keluarganya merasa antipati. Cara ini justru menguntungkannya.
"Aku bersedia menerima ujian apapun dari Ayah Mertua dan kedua Kakak. Asalkan kalian bersedia menikahkan Lian Lian denganku, apa pun akan kulakukan."
Boss Lei yang malang langsung dikepung oleh dua "anak kecil" ini. Mendengar panggilan "Ayah Mertua" dari si brengsek ini, hati Boss langsung kesal, wajahnya semakin menghitam.
"Jangan senang dulu! Jika kau tak bisa mendapatkan pengakuanku, aku tak akan menikahkan Lian Lian denganmu!"
“Ayah mertua, silakan perintah! Aku bisa melakukan apapun!” Li Qianhen saat ini memiliki tenaga yang tak habis-habis.
Istri sudah di depan mata, setelah melewati segala rintangan, sebentar lagi bisa memeluk sang kecantikan.
Dia sama sekali tidak akan mundur!
Seolah-olah sekarang sudah sampai di level akhir, ayah mertua adalah bos super besar yang menjaga gerbang terakhir. Hanya dengan persetujuannya, pernikahannya dengan Lian Lian akan bahagia.
"Siapa yang kau panggil ayah mertua? Kita tidak kenal! Keluar! Tunggu sampai aku memikirkan cara mengujimu, baru boleh masuk lagi!"
Lei Tingyu memperlakukan calon menantunya tanpa sedikitpun toleransi.
Li Qianhen menatap Lian Lian dalam-dalam sebelum berbalik dan keluar, berdiri tegak di depan gerbang rumah utama keluarga Lei tanpa bergerak sedikitpun.
Satu jam, dua jam, tiga jam...
Lan Xin berdiri di ruang belajar, mengamati pria yang tegak berdiri di bawah, hati penuh kekaguman.
Bagus, pemuda ini benar-benar sabar.
Sudah lama sekali berdiri tegak tanpa bergerak, pantas mantan pembunuh bayaran kelas dunia.
"Sayang, sebenarnya apa maksudmu ini? Cukup beri tes simbolis saja, mau jadi ayah mertua super aneh?" Lan Xin bertanya pada Lei Tingyu yang sedang duduk di kursi.
"Kau tidak mengerti! Dia mau berdiri, biarkan saja terus berdiri di situ."
"Aduh mas, sudah jelas-jelas kau mengaguminya, masih juga..." Lan Xin hendak memarahinya, tapi ketika melihat layar komputer Lei Tingyu, ucapannya terhenti.
Lei Tingyu sedang melihat foto-foto Lian Lian waktu kecil.
"Sejak Lian Lian lahir, masih menjadi si gadis gemuk tak bergigi, melihat sekilas satu persatu."
Mata Lan Xin tiba-tiba basah.
Dia mengerti, alasan Lei Tingyu memperumit Li Qianhen adalah karena takut putrinya akan dipenuhi kekesalan jika menikah ke sana.
Lei Tingyu menatap catatan pertumbuhan putrinya yang tercatat sedikit demi sedikit di layar, berkata dengan sedih:
"Dia sudah besar."
Gadis kecil yang selalu minta dipeluk ayah itu, akhirnya tumbuh menjadi gadis ramping. Kini dia juga punya pria yang disukai, tak lagi perlu minta dipeluk ayah.
Lan Xin menyeka air mata, memeluk Lei Tingyu, "Suami, jangan begini. Ini membuatku merasa kita sudah tua."
Periode waktu, terlewati dengan cepat seperti ini.
Putri kecil yang selalu digenggam di telapak tangan mereka, akhirnya harus menyerahkan tangannya ke tangan pria lain. Di rumah dengan putri yang baru dewasa, orang tua merasa senang sekaligus sedih.
"Di dunia, semua hubungan bertujuan untuk berkumpul. Hanya anak, sejak lahir sudah ditakdirkan berpisah dari kita."
Jika tidak melihat langsung, takkan ada yang menyangka Lei Tingyu yang dingin di luar sana bisa mengucapkan kata-kata mengharukan seperti ini.
Tiga anak yang dididik dengan tekun olehnya dan Lan Xin, semuanya telah tumbuh menjadi orang hebat yang bisa mandiri. Sebagai ayah, tentu sangat lega, terlebih putrinya yang dalam situasi seperti ini masih bisa mengatakan "takkan menikah jika ayah tak setuju", membuat hati boss sangat tersentuh.
Putri itu tetaplah jaket kecil penuh kehangatan.
“Kita pada akhirnya akan menua, tidak ada cara untuk terus menemani sepanjang jalan. Sangat beruntung anak bisa menemukan tempat tujuan yang baik seperti ini untuk menemani sisa hidupnya. Kita seharusnya bersenang-senang. Qian Hen adalah anak yang baik, dia akan memperlakukan putri kami dengan baik.”
Lan Xin memeluk leher bos, menempelkan seluruh volume tubuhnya pada pria itu.
Pada momen ini, pria yang sedang menatap foto putrinya dengan sedih bukanlah setan berwajah dingin yang digosipkan dunia luar. Dia hanyalah seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya.
"Bagus atau tidak bukan diucapkan lewat mulut. Jika dia ingin mendapatkan pengakuan saya, harus membayar biaya!" Lei Tingyu menatap Li Qianhen yang berdiri tegak lurus di halaman.
Dia harus membuat si bau ini tahu bahwa putri Lei Tingyu bukanlah yang mudah untuk dinikahi. Dengan begitu meski Lian Lian benar-benar menikah, tidak akan menderita.
Pada detik ini, yang bisa dipikirkan Lei Tingyu tetaplah kebahagiaan putrinya.
Lan Xin duduk di lututnya, bersama menatap foto Lian Lian yang tumbuh besar. Si nak kecil ini akhirnya juga akan menikah.
Baru ingin mengungkapkan pemahaman hidup bahwa suami berwajah dinginnya juga punya sisi emosional, tiba-tiba mendengar bos berkata dengan nada licik:
"Jika tidak mengelupas kulit si bau ini satu lapisan, jangan pernah bermimpi menikahi Lian Lian!"
Lan Xin tak tahu harus berkata apa. Sudah berusia lanjut masih seperti anak kecil. Wajah asli bos besar ini persis seperti anak kecil yang diambil mainannya.
Lian Lian berdiri di kamarnya, menatap prianya yang berdiri tegak di halaman. Tubuhnya juga ikut berdiri lurus seperti patung.
Di luar hujan mulai turun, dia melihat ibu membawa payung turun, tapi ditolak oleh Li Qianhen. Dia tetap berdiri di tengah hujan tanpa bergerak.
Mata Lian Lian berkaca-kaca.
Masih membuatnya menderita.
Yang terlintas di pikiran adalah kenangan masa lalu ketika dia dan ibu bersama.
Sejak dia menghadang peluru untuknya, dia telah mengukir janji seumur hidup.
Hujan di luar semakin deras. Lian Lian berdiri, membuka lemari. Di dalamnya terisi penuh burung kertas seribu.
