Bab 695 Raja dan Kekasih Kecil 7 Hari (43)
Wajah boss semakin muram setelah dihancurkan panggung oleh istrinya sendiri.
Lian Lian tetap memeluk leher ayahnya, persis seperti kebiasaan manjanya sejak kecil.
"Sudah besar begini masih manja sama ayah." Boss selalu memberi lebih banyak pemanjaan dan toleransi pada putri yang sangat mirip istrinya ini.
"Sebesar apapun aku tetaplah anak Ayah. Sampai hari yang sangat tua pun aku akan tetap manja pada Ayah Ibu."
"Tidak kasihan pada si bocah di luar itu?" Boss sudah mendengar suara hujan es di luar. Meski sekarang masih kecil, tapi jika terkena tubuh, pasti sangat menyakitkan.
“Sakit hati ya, tapi sakit hati juga tidak boleh, siapa suruh ayahmu adalah pria tua paling sok suci, paling licik, paling cerdik di dunia... Ayah, jangan melototi aku, aku takut.”
Ucapan Lian Lian memancing tawa tertekan seisi ruangan.
Boss geleng-geleng kepala antara kesal dan tertawa.
“Aku sudah tua?”
“Tidak kok, ayahmu masih tampan. Ibu sering pura-pura mengantarkan handuk saat ayah fitnes, kami tahu dia cuma ingin melihat penampilan gagah ayah yang berotot itu.”
Penampilan... gagah...
Semua orang semakin riuh tertawa.
Boss geleng-geleng kepala, “Kau nak kecil ini, menikah juga lebih baik, biar tidak selalu mengesalkan aku di rumah.”
Sepanjang hidupnya, hanya dua orang yang tak bisa dia atasi.
Satu adalah istri liciknya, satu lagi adalah putrinya yang mahir menipu layaknya drama.
Lian Lian menjulurkan lidah nakal, “Ayah, gimana nih, aku sampai membuat ibu angkat Qian Qian kabur.”
“Pantas! Siapa suruh dia berani mengganggumu?”
Boss membelai rambut putrinya, persis seperti saat dia masih kecil dulu.
Lan Xin membalikkan mata, “Kau masih berani memanjakannya? Segala tipu muslihat licik si putri ini, licik seperti rubah kecil, tidak mau sedikit pun dirugikan, ini semua salah didikanmu!”
“Iya, kata ibu benar.”
“+1”
Kembar dari keluarga kami pun bersuara.
Tatapan Lan Xin beralih, melototi kedua putra yang asyik menonton drama, “Kalian berdua juga ikut andil! Kalian bertiga ayah-anak inilah yang membentuk sifatnya jadi seperti ini. Hanya anak keluarga Qian yang baik hati, karakternya relatif sopan, mau mengalah. Coba kalau suami lain!”
"Putri baru saja mengaku, demi mendekati Li Qianhen, dia tidak hanya beberapa kali memberikan obat pada Li Qianhen, bahkan dirinya sendiri juga mengonsumsi obat."
"Lian Lian benar-benar membawa kesombongan dan keangkuhan ke level baru! Begitu dia tidak senang, tak hanya memakai obat pada pria, bahkan dirinya sendiri pun tak dilepaskan!"
"Bukankah suatu keberuntungan bisa menikahi putriku? Lian Lian memang seperti ini, sekarang begini, nanti tetap begini, takkan pernah berubah. Kalau dia tak tahan sedikit kesulitan saja, cepat pergi! Tak ada yang perlu dia tinggal di sini!"
Boss membanting meja.
Lan Xin membanting lebih keras, "Loe keren apa sih! Lei Tingyu, akal bulusmu itu sudah kubaca sejak lama. Kau hanya ingin memenjarakan putri di rumah, memanjakannya sampai tak ada yang tahan!"
"Bu, jangan bicara seperti itu pada Ayah. Ayah juga bermaksud baik. Hal ini akan sama bagi siapapun. Nanti kalau aku punya putri, aku akan seperti Ayah - menjaga tumbuh kembangnya, melindungi dari terpaan badai dunia. Aku selalu ingat perasaan duduk di bahu Ayah memandang dunia. Aku juga ingat saat Ayah memelukku ketika sakit. Lebih lagi, aku tahu Ayah diam-diam membantu Qian Qian membangun negara, berapa banyak tenaga yang dikeluarkannya untuk kemajuan Qian Qian sampai sekarang."
Begitu Lian Lian bicara, semua orang terkejut. Bahkan Boss tak menyangka putrinya tahu semua yang diam-diam dilakukannya.
Dia kira semua dilakukan tanpa jejak.
"Suami, kamu...?!" Lan Xin benar-benar tidak tahu, prianya diam-diam melakukan semua ini.
"Saat Qian Qian kembali ke Yanxia untuk merebut kekuasaan dari beberapa kakaknya, dia memang membawa sejumlah uang. Tapi bagaimana uang itu bisa mencukupi biaya perang selama perjalanan? Jika bukan karena ayahku, mungkin dia tidak akan bisa menduduki posisi itu. Semua ini ayahku tidak pernah bicarakan, tapi Qian Qian pasti tahu. Orang misterius yang membantunya naik tahta itu adalah ayahku! Ayah sudah membantu sedemikian banyak, sekarang dia malah ingin membawa pergi harta karun ayah. Apa salahnya ayah mengujinya sebentar?"
Lei Tingyu yang dipuji habis-habisan oleh putrinya, wajahnya memerah tidak nyaman. Diam-diam dia melakukan semua ini, bahkan kedua putranya pun tidak tahu.
Tak disangka, putri bungsu yang biasanya santai itu ternyata memperhatikan semuanya.
Merasa seluruh keluarga menatapnya, Boss Lei berpura-pura batuk dua kali, "Dulu...cuma...Batuk! Bukankah dia yang menahan peluru untuk Lian Lian? Keluarga kami tidak pernah berhutang budak!"
Betapa lemahnya alasan ini, bahkan Lan Xin bisa mendeteksi kepalsuannya.
"Jadi...Suami, delapan tahun lalu kau sudah memelihara menantu untuk putri kita?" Ya Tuhan! Pola terdalam ternyata dari Boss Lei!
"Dia belum resmi jadi menantuku!" Boss Lei berkata dengan nada sombong.
“Ayahku adalah orang yang paling menyayangiku di dunia. Dia tidak tega melihatku menderita sedikitpun, dan takut aku menikah ke luar hanya untuk diperlakukan tidak adil. Jadi setelah seleksi ketat, dia mencarikan pria yang takkan pernah menyakitiku, dan mengujinya selama delapan tahun dari segala aspek——Qian Qian juga beruntung selamat. Seandainya dia punya niat buruk sedikit saja, mungkin ayah sudah membunuhnya sejak lama.”
Menghadapi kasih sayang ayah yang sedalam ini, bagaimana mungkin Lian Lian tidak tahu berterima kasih.
Makanya dia bersikukuh mengatakan, jika ayahnya tidak mengangguk setuju, dia tidak akan menikah.
“Rupanya gunung es di keluargaku ini ternyata pria hangat ya.” Ucapan Lan Xin membuat boss melototkan mata dingin, "Istri doyan ngabisin duit, kau sudah menyinggung Tuan, serius."
“Jadi selama ayah tidak mengakui, dia akan terus berdiri di situ. Paling-paling aku sendiri yang membesarkan anak. Ayah, boleh kan?”
Lian Lian meletakkan tangan di perutnya, tersenyum licik seperti rubah kecil.
Lei Tingyu mengernyitkan urat di pelipisnya, berkata kesal pada Lian Lian.
“Kamu masih terpaku apa? Cepat, ambil gelas tambahan.”
Lian Lian bingung, Lan Xin mendorongnya, “Dasar nak, cepat ambil gelas! Keluarga kita akan bertambah satu anggota lagi!”
Meski Lian Lian sudah mempersiapkan diri untuk berdebat sampai akhir dengan ayahnya yang sombong namun penuh perhatian ini, tak disangka ayah begitu mudah menyerah!
Dia menutup mulut, memandang ayahnya dengan tak percaya.
“Ayah... Benar, benar setuju?”
"Basa-basi! Sudah begini keadaannya, aku tidak bisa berkata apa lagi! Kalian berdua, bawa si bodoh yang kehujanan di luar masuk ke dalam, beri tahu dia kalau kemampuan alkoholnya tidak baik, jika tidak bisa minum melebihi kami ayah dan kedua anak, jangan harap bisa menikahi Lian Lian!"
Lian Lian yang bergembira menutup mulutnya sambil menangis tersedu-sedu, terjun ke pelukan boss, "Ayahmu yang terbaik!"
"Nak, setelah menikah ke sana, jangan sampai dirimu rugi. Siapa pun yang mengganggumu, jangan dimanjakan. Lakukan apa pun yang kamu mau. Apa pun masalah yang kamu buat di luar, ingatlah di sini selamanya akan menjadi rumahmu. Aku dan kedua kakakmu akan tetap menjadi tulang punggungmu yang kuat."
Lei Tingyu menatap putrinya dengan perasaan campur aduk di hati.
Akhirnya, hari yang dinantikan tiba.
Malam itu, Li Qianhen yang diguyur hujan seperti ayam basah akhirnya diizinkan masuk oleh ayah mertua, namun tetap tidak luput dari siksaan minuman keras yang dipaksakan oleh ketiga anggota keluarga Lei.
Meski mabuk, ini adalah mabuk yang penuh sukacita.
Karena akhirnya dia berhasil mengejar matahari dalam hatinya.
Tapi apakah pernikahan itu akan segera dilaksanakan?
Tidak juga.
Boss Lei tidak mudah dibujuk. Setelah kehujanan dan pesta minuman keras, berbagai tes lagi yang menyiksa Li Qianhen selama 3 bulan, baru kemudian mutiara hatinya itu diserahkan dengan penuh kehati-hatian kepada Li Qianhen.
“Pada acara pernikahan, saat Lian Lian yang mengenakan gaun pengantin putih, digandeng tangan oleh ayahnya dan perlahan mendekat dari ujung karpet merah, hati Li Qianhen dipenuhi rasa syukur.”
“Bersyukur pada langit, bersyukur pada segala kesempatan yang memungkinkannya menggandeng tangan wanita yang dicintainya.”
“Tentu saja, juga harus berterima kasih pada ayah mertua terbaiknya.”
“Saat Lei Tingyu menyerahkan tangan putrinya kepada Li Qianhen, dia hanya mengucapkan satu kalimat:”
“Perlakukan putriku dengan baik. Aku menyerahkannya padamu.”
“Mendengar ini, Lian Lian melepaskan diri dari genggaman Li Qianhen dan ingin memeluk ayahnya. Melihat hal ini, Li Qianhen cepat-cepat menggenggam erat tangannya—harus menggenggam erat! Selalu ada bayangan bahwa setelah istri memeluk ayah mertua, sang ayah akan menyesal telah menikahkan putrinya!”
“Tidak punya cara. Di luar dia adalah raja, tapi di keluarga Lei, statusnya bahkan tidak lebih tinggi dari anjing peliharaan mereka.”
“Level ini sudah lama disadari Li Qianhen, dan dia cukup rela menerima 'penyiksaan' ini.”
“Dalam tiga bulan terakhir, dia telah mengerahkan segala upaya untuk mengambil hati seluruh anggota keluarga Lei, menaklukkan satu per satu. Dengan susah payah akhirnya mendapat anggukan persetujuan sang ayah mertua untuk menikahi Lian Lian. Di momen seperti ini, mana mungkin membiarkan Lian Lian menyesal!”
“Maka, sang raja agung dengan tak tahu malunya memeluk ayah mertuanya di hadapan media dunia. Hanya terlihat tubuh Lei Tingyu bergetar keras, jelas-jelas merasa jijik.”
“Bocah bau, pergi sana! Siapa yang mau memelukmu!”
“Ayah, aku akan merawat Lian Lian dengan baik. Tak akan kubiarkan setetes air mata kesedihan jatuh di dekatku. Jika janji ini kulanggar, tarik kembali negaraku ini sebagaimana cara kau memberikannya!”
Ini mungkin kata-kata paling tulus dari lubuk hati Yu Ming yang pernah diucapkan kepada siapa pun selain Lian Lian.
Tapi hanya mendapat cibir hina dari sang bos, “Jika kau ingkar janji, kau akan kupereteli jadi delapan potongan dan kulempar ke anjing!”
Yu Ming tersenyum tipis, “Janji orang berbudi luhur tak ternilai harganya.”
Tangan menggandeng Lian Lian, langkah demi langkah menuju singgasana simbol raja dan ratu.
Sarung tangan putihnya basah kuyup oleh keringat gugup yang tak terlihat oleh mata.
“Menyesal menikahiku? Keluarga besarku terkenal galak, lho,” bisiknya pelan.
“Tak ada penyesalan. Jika ada kehidupan setelah mati, tetap kunikahi kau, tetap kuterima ujian dari ayah mertua.”
Yu Ming bersyukur, wanita miliknya tumbuh dalam keluarga bahagia. Kini dia bagian dari keluarga itu, bersama semua orang menjaga Lian Lian agar sisa hidupnya tenggelam dalam kebahagiaan. Hatinya penuh kepuasan.
Hal terindah dalam hidupnya tiada lain adalah ini.
Menikahi seorang istri, mendapat sekumpulan keluarga.
Melihat putrinya duduk di posisi tinggi, Lan Xin menyeka sudut mata. Semua anaknya telah menemukan kebahagiaan masing-masing.
“Begitu menengadah, seolah melihat Lei Tingyu yang berdiri di dekatnya, ada sesuatu di sudut matanya yang sangat menyilaukan diterpa terik matahari.”
“Hai... suami, kamu tidak menangis histeris, kan?”
Lan Xin tak tahan berkata.
Sebenarnya, kemarin dia masih bertaruh dengan putrinya apakah hari ini boss akan menangis atau tidak.
Kedua kakak laki-laki Lian Lian sejak kemarin malam minum-minum sambil sesak sepanjang malam, akhirnya malah memegangi kepala dan menangis histeris. Boss tidak ikut campur, hanya mengurung diri di kamar sambil melihat foto seluruh keluarga.
“Mengada-ada, mana mungkin aku menangis.” Boss berkata dengan sikap cool.
“Bukankah kita sudah setuju dengan Qian Hen? Lian Lian punya waktu beberapa bulan setiap tahun untuk bersama kami. Sekarang transportasi sangat sukses, kita pun punya pesawat sendiri. Kapanpun ingin melihat putri sama saja kok, jangan dibuat begitu getir dong.”
“Aku sama sekali tidak!”
“Sudah-sudah, kamu tidak...” Kesalahanku!
Lan Xin memeluk suaminya. Siapa sangka, pria dingin di masa lalu itu menyimpan seorang pria hangat super di hatinya. Sekarang setiap anggota keluarga sudah memiliki tempat yang baik.
Putri dan kedua menantu perempuan sedang hamil - menantu kedua Guoguo juga diperiksa mengandung sepasang kembar. Hanya belum tahu apakah dalam kandungan putri juga ada kembar?
“Suami, aku menemukan kamu sangat memaksa.” Lan Xin berkata.
“Baru sekarang kamu sadar?” Boss kembali menunjukkan kesombongannya.
“Maksudku... gen kamu sangat kuat.”
"Jika putri juga hamil dua tiga sekaligus, tahun depan sekitar waktu ini, rumah akan dipenuhi beberapa 'lobak kecil', pasti sangat ramai."
"Baru kamu sadar?" boss memandangnya dengan pandangan menyamping.
Di atas panggung, Sang Raja dan Ratu yang baru menikah berpelukan mesra di hadapan media global. Di bawah panggung, orang tua Ratu saling bertatapan mesra seperti selama sepuluh tahun terakhir, meski mereka tak merasa tindakan ini intim. Namun di mata orang luar, ini terlihat sangat manis.
Saat cinta memuncak, diri pun tak menyadarinya.
Gong Xiaoduo menatap panggung tempat saudarinya meraih kebahagiaan, dengan gembira mengusap air mata di sudut matanya sambil bergumam:
"Bagus! Lian Lian akhirnya menikah~ Meski obat yang kuberi tak terpakai, tapi uang pelarian yang dia beri sudah masuk. Setelah pernikahan ini, ke mana harus kuajak jalan ya?"
Berhasil menghindari tunangan kampungan berkacamata hitam itu, sungguh menyenangkan~
"Maladewa bagus, kita bisa menyelam bersama."
"Ide bagus! Ke Maladewa saja—— Tunggu!" Xiao Duo mencium keanehan. Ia menoleh, melihat pria bodoh berkacamata hitam yang dikira sudah dihindarinya, tak bersalah berdiri di sampingnya.
"Kamu... Bagaimana bisa ada di sini!!!" Xiao Duo terkejut.
Pangeran mengangkat tangan, "Aku jadi pengiring saudaraku. Dia masih berhutang budak besar padaku."
Tentu, jadi pengiring hanya alasan sampingan. Alasan utamanya...
Tunangannya sedang bersiap kabur. Jika tak ditangkap, bukankah ini mengkhianati gelar "mantan pembunuh bayaran Dunia"-nya?
"Hmm, sudah lama tidak menjadi Kakak."
Di atas panggung, Lian Lian sedang mempersiapkan untuk melempar buket bunga di tangannya, suasana di bawah penuh dengan antusiasme.
Buket bunga yang dilempar Ratu, siapa yang berhasil merebutnya akan mendapat kehormatan besar.
"Jangan menempel padaku, pergi lah!" Xiao Duo benar-benar tidak suka sikap kaku-nya, seperti angsa tolol yang membosankan.
"Xiao Duo! Tangkap!" Lian Lian melemparkan buket bunga dengan kuat ke arah Xiao Duo.
Jarak Xiao Duo agak jauh, sekumpulan perempuan terjun mencoba menyambar buket bunga. Tiba-tiba Pangeran yang tadi berpura-pura polos di dekat Xiao Duo, mundur selangkah lalu melakukan salto di udara, melompat dengan gesit di antara decak kagum orang banyak, dan dengan mudah menangkap buket itu.
Kerumunan orang bersorak kaget, Xiao Duo benar-benar terpaku.
Ini... masihkah itu Si Tolol yang sama?
Kacamata hitam Pangeran entah kapan terjatuh, mata berbentuk bunga persik di balik kacamata itu ternyata sangat memikat dan dalam.
"Untukmu, Xiao Duo-ku, pengantin wanitaku."
Dia menyerahkan buket bunga itu kepada Xiao Duo.
Orang-orang bersorak gembira. Xiao Duo memandangi Pangeran yang sudah melepas kacamatanya, sepertinya ada yang berbeda. Aduh, kenapa jantungku berdebar kencang begini?!
"Aku tidak mau!" Xiao Duo berbalik pergi.
Pangeran yang memegang bunga itu dengan jahat mengangkat sudut bibir.
"Barang yang kuinginkan, belum pernah ada yang bisa kabur. Sekarang menolak pun sudah terlambat."
Lan Xin melihat Xiao Duo kabur dan Pangeran mengejar, bertanya penuh keraguan pada Lei Tingyu di sampingnya.
“Kedua anak itu, ada masalah apa?”
boss menatapnya dengan penuh kasih, “Cinta datang, tak ada yang bisa menghalangi. Kau takkan pernah tahu, di tengah lautan manusia yang tak bertepi, melihat siapa sekali pandang bisa membuatmu terjebak.”
Lan Xin memandangnya dengan terkejut, seolah tak percaya kalau ucapan seperti ini bisa keluar dari mulut Lei Tingyu.
“Aku bersyukur, di tengah kerumunan manusia, bertemu denganmu.” Tangan Lei Tingyu menggenggam tangan Lan Xin, jari-jari mereka saling terkait, saling tersenyum.
Cinta memiliki ribuan wujud. Lei Tingyu dan Lan Xin, Lian Lian dan Li Qianhen, Xiao Duo dan Pangeran, serta setiap pasangan di sekitar keluarga Lei, semuanya memiliki pengalaman cinta yang berbeda.
Namun tak peduli seberapa berbeda prosesnya, yang penting hasil akhirnya berbahagia.
Siapa yang akan menjadi orang beruntung berikutnya? Akankah itu kamu?
Selama ada cinta di hati, setiap orang bisa berbahagia. Bergandengan tangan adalah keabadian, jatuh cinta jangan pernah melepaskannya.
see you！
