CHAPTER 007 PRIA ITU
Zhang Qiang menyuruhnya duduk di sebelahnya. Baru saja duduk dan belum mulai membahas apapun, langsung menuangkan tiga gelas minuman untuknya, \"Nona Wu, karena datang terlambat nona harus menghukum diri sendiri dengan tiga gelas.\"
"Apa?" Dia tersentak kaget, terus-menerus menolak gelas, "Kak Qiang, saya tidak bisa minum alkohol."
"Ah, Nona Wu terlalu merendah. Mana ada orang yang kerja di penjualan properti tidak bisa minum alkohol? Ayo, minum satu gelas dulu. Teman-teman semua sedang memperhatikan, jangan buat mereka kecewa.\""
Ingin terus menolak, tapi gelas sudah menyentuh bibirnya. Memaksakan diri menerimanya, menggigit gigi, meneguk habis isi gelas. Zhang Qiang melihatnya menghabiskan gelas pertama, langsung menyodorkan gelas kedua, ketiga...
Minumnya terlalu terburu-buru, cairan alkohol mengalir dari sudut bibirnya menetes ke gaun. Tepat di area dada, membuat Zhang Qiang merasa tenggorokannya mengering. Ingin sekali menjatuhkannya dan menghabisi di tempat, memanjakan gadis manis ini...
Kemampuan minumnya memang tidak baik, tapi tiga gelas minuman beralkohol belum sampai membuatnya mabuk total. Masih ingat tujuan kedatangannya, dia mengeluarkan brosur perumahan dari tas tangan, "Kak Qiang, saya sudah siapkan beberapa villa dengan harga terjangkau. Silakan dilihat dulu."
Zhang Qiang dengan kesal menyibakkan brosur perumahan, "Nona Wu, ini waktunya bersantai. Jangan bicara urusan kerja. Ayo lanjut minum!"
Gelas keempat... Gelas kelima...
Tak tahu berapa gelas yang sudah diminum, kepalanya pusing dan terasa berat seperti mau pingsan. Dia menggelengkan kepala kuat-kuat lalu berdiri sambil menahan mabuk, "Maaf Kak Qiang, saya ke toilet dulu."
Ruang VIP yang dipesan Zhang Qiang dilengkapi toilet. Sambil berpegangan pada dinding, dia membasuh muka dengan air dingin sampai agak sadar.
Jarinya dimasukkan ke dalam mulut dan dikorek-korek keras-keras untuk memuntahkan semua alkohol di lambung. Setelah muntah banyak, perutnya terasa lebih nyaman.
Usap air di wajahnya baru selesai saat pintu toilet terbuka. Pemandangan di ruangan membuatnya kaget: Pria telanjang itu sedang bergerak naik-turun di atas tubuh wanita bugil, erangan perempuan memenuhi ruangan.
Tak disangka dalam hidupnya bisa menyaksikan adegan gangbang secara langsung. Perutnya mual melihat pemandangan menjijikkan itu, akhirnya dia muntah lagi.
Tiba-tiba, seorang pria mabuk bernama Zhang Qiang menerobos masuk ke kamar mandi dan menerkamnya seperti serigala lapar, "Nona Wu, aku sudah menahan diri sepanjang malam, sekarang saatnya kau memberikannya padaku!"
Sambil mengatakan itu, Zhang Qiang mulai meraba-raba tubuhnya dan mencoba merobek bajunya. Dia berjuang keras, "Kakak Qiang, jangan! Kau mabuk, lepaskan aku!"
"Dasar pelacur! Jangan sok suci di depanku. Aku tahu betul perempuan brengsek sepertimu. Bukankah kau datang malam ini agar aku membeli vila? Layani aku dengan baik, dan akan kubeli sepuluh vila darimu!"
Godaan sepuluh vila itu terlalu besar. Seperti yang dikatakan Zhang Qiang, dia memang datang dengan niat menjual diri untuk penjualan properti. Namun saat melihat kekacauan di luar ruangan, tiba-tiba dia menyesal. Jika harus menjadi seperti perempuan-perempuan di luar yang bisa dinikmati pria sembarangan, lebih baik mati.
Meski berarti kehilangan klien besar seperti Zhang Qiang dan tidak bisa membiayai operasi neneknya.
Dia menyesal.
Dia lebih baik mati daripada dinodai paksa.
Dengan gerakan cepat, dia mengangkat lutut menghantam selangkangan Zhang Qiang. "Aduh! Dasar pelacur!" Tamparan keras mendarat di wajah Wu Yuxuan sampai matanya berkunang-kunang. "Rupanya kau perlu dididik lebih keras!"
Zhang Qiang menariknya yang pusing dengan kasar, mendorongnya keluar dari ruang VIP dan berteriak, "Hei teman-teman, perempuan ini cukup garang, kubersihkan untuk kalian."
Apa?
Kepalanya berdengung, tubuhnya lunglai ketakutan.
Dengan langkah goyah ia berlari ke pintu ruangan, tapi ditarik kembali. Pinggangnya terbentur sudut meja hingga berkeringat dingin. Dalam kepanikan, ia meraih botol kosong dan mengacungkannya sembari melambaikan, "Jangan mendekat! Jangan!"
Tak ada yang berani maju. Melihat mereka ragu, napasnya sedikit lega. Pelan-pelan ia mendekati pintu dan membukanya. Begitu tubuhnya menyelinap keluar, ia segera mengunci pintu.
Akhirnya aman. Ia harus segera kabur sebelum Zhang Qiang menangkapnya lagi.
Benar saja, Zhang Qiang bersama beberapa temannya mengejar sambil berteriak, "Tangkap dia! Jangan biarkan lari!"
Di bar seperti Orange, adegan kejar-kejaran sering terjadi. Siapa yang akan menolongnya?
Tak ada pilihan lain kecuali terus berlari.
Menghindari kejaran Zhang Qiang, ia tergesa-gesa hingga tak melihat orang di depannya. Tubuhnya menabrak daging manusia yang kokoh, terpental jatuh dengan sakit menyeluruh.
Dia cepat-cepat bangkit, tanpa melihat orang yang ditabraknya, hanya buru-buru mengucapkan "maaf", saat melewati orang itu, tangan orang itu menariknya.
Ketika dia mengangkat pandangan, dia...dia...dia... pria yang merenggut keperawanannya di malam itu!
