BAB 11 BAB 011 PAKSA DIA KUAT-KUAT

　　　　BAB 011 PAKSA DIA KUAT-KUAT 　　　　Tangan Su Nanfeng menopang pantatnya, terus mendorong maju mundur. Bagian tersensitifnya terus bergesekan, gelombang sensasi menggelitik merangsang ujung sarafnya. 　　　　Seperti atlet hendak finis, dia mempertahankan ritme dorongan penuh. Setiap kali masuk begitu dalam dan keras, hampir menghancurkan tubuhnya. 　　　　Tangan Wu Yuxuan hanya bisa erat memeluk kepalanya agar tak terdorong keluar. Gerakan ini justru menyodorkan payudara bulatnya ke mulut pria itu, cukup membuka bibir sedikit untuk mencapurnya. 　　　　"...Tidak... Aku tidak kuat lagi..." 　　　　“Benarkah?” Su Nanfeng mengangkatnya sambil berdiri, gerakannya yang tiba-tiba itu menusuk lebih dalam, membuatnya mendesah "ah" lagi. 　　　　“Katakan, kau suka?” Sorot mata Su Nanfeng berkilauan menyimpan hasrat tak terbatas. 　　　　Pertanyaannya mustahil dijawabnya, terlalu memalukan untuk diucapkan. 　　　　Karena tak mendapat jawaban, seolah menghukum dia, Su Nanfeng menggendongnya sambil berjalan bolak-balik di ruang tamu. Dalam gerakan itu, "Xiao Susu"-nya mengaduk-aduk tanpa ampun di dalam tubuh perempuan itu. 　　　　Tubuhnya lemas seperti lumpur, menggantung di udara. Agar tidak terjatuh, dia terpaksa mencekram lebih erat, kedua kaki melilit pinggang pria itu kencang-kencang. 　　　　Su Nanfeng memutar tubuh mereka, punggung perempuan itu menempel di dinding dingin. Sentuhan dingin tiba-tiba membuat tubuhnya mengkerut, memancing raungan rendah, "Sayang, kau ingin kubunuh?" 　　　　Kontraksi tadi nyaris membuatnya kehilangan kendali. 　　　　Dia menindih tubuh perempuan itu ke dinding, menikmati setiap detik dengan sepenuh hati. 　　　　Desahan halus yang ditahannya perlahan berubah menjadi jeritan, suara penuh gairah itu semakin memacu pria itu seperti cheetah bermesin kuat yang melesat tak terbendung. 　　　　“Kau benar-benar peri kecil pembawa maut.” Su Nanfeng menggigit lembut daun telinganya, berbisik pelan di telinga perempuan itu. 　　　　Wajahnya terkubur di lekukan leher pria itu, menahan setiap tusakan ganas yang datang bergelombang. 　　　　Setengah jam kemudian, matanya berkaca-kaca menatap kosong. 　　　　Satu jam kemudian, napasnya mulai tidak teratur. 　　　　Setelah satu setengah jam, Su Nanfeng akhirnya melepas yang pertama. Dia mengira semua akan berakhir, namun "Si Kecil Su" di dalam tubuhnya tiba-tiba bangkit kembali. Ia kembali memeluk pinggangnya dan menerjang tanpa henti di dalam liang sempitnya. 　　　　"Su Nanfeng, sudah selesai belum? Terlalu lama..." 　　　　"Tunggu sebentar lagi." 　　　　Penantian ini berlanjut selama lebih dari satu jam... 　　　　Siksaan Su Nanfeng akhirnya berakhir. Di bawah semburan panasnya, matanya berkunang-kunang sebelum akhirnya pingsan. Siksaan Su Nanfeng akhirnya berakhir. Di bawah semburan panasnya, matanya berkunang-kunang sebelum akhirnya pingsan. 　　　　Dalam keadaan setengah sadar, Wu Yuxuan merasakan cairan hangat mengalir ke mulutnya. Secara refleks ia menelan, manis, seperti air madu. 　　　　Su Nanfeng si brengsek itu jelas-jelas berbohong. Janjinya akan membiarkannya makan setelah dia kenyang, tapi sampai sekarang yang masuk ke perutnya hanya air madu. 　　　　Wu Yuxuan bermimpi sangat panjang. Dalam mimpinya, Su Nanfeng yang tak pernah puas terus menyiksanya dengan berbagai posisi sulit, memelintir tubuhnya seperti kain lap. Anehnya, dalam mimpi itu dia justru menikmatinya, terus memohon agar Su mengambilnya lebih keras dan lebih kuat... 　　　　Wu Yuxuan merasakan punggungnya menggigil kedinginan, ia terbangun dari tidur dan meraba sisi ranjang yang ternyata kosong dingin. Su Nanfeng sama sekali tidak tidur di sampingnya. 　　　　Tanpa alasan yang jelas, hatinya dipenuhi kekecewaan bertubi-tubi. Rupanya di matanya, dia hanyalah kekasih kontrak dan alat pelampiasannya belaka. 　　　　Memang, dia cuma orang biasa yang bisa ada bisa tiada. Lalu Su Nanfeng? Dia adalah putra mahkota keluarga Su yang akan mewarisi seluruh harta kekayaannya. 　　　　Ngomong-ngomong, Wu Yuxuan sepertinya ingat Xia Tian pernah menggosipkan Su Nanfeng, katanya dia punya tunangan...