Bab 13 Bab 013 Mandi Bersama

　　　　Bab 013 Mandi Bersama 　　　　Su Nanfeng mengikuti langkahnya ke kamar mandi. Punggungnya bersandar di pintu, tangan menyilang di dada, senyum jahat mengembang. Memandangnya yang sedang menyiapkan air mandi. 　　　　Setelah memilih sampo dan sabun, Wu Yuxuan membungkuk hormat membuat gerakan "silakan". "Silakan Direktur Su mandi." 　　　　Su Nanfeng tiba-tiba menyadari wanita ini cukup menarik. Dengan penasaran, dia ingin melihat kelakuan aneh apa lagi yang akan diperbuatnya. 　　　　Tubuh tinggi Su Nanfeng menyelinap masuk, berdiri mengahalangi. Kehadirannya seperti tekanan dahsyat yang membuatnya sesak nafas. 　　　　Wu Yuxuan menunduk ketakutan, tidak berani menatapnya. 　　　　Lama kemudian, dia berkata dengan nada perintah: "Angkat kepala, lihat aku!" 　　　　Wu Yuxuan tidak berani melawan keinginannya, perlahan mengangkat kepala dan memandangnya dengan takut-takut. Sorot matanya selalu tak tertembus, kedalaman pupilnya mengalirkan kewibawaan seorang raja. Pandangannya mengunci erat tubuhnya, seakan mampu menembus kulitnya melihat hingga ke relung hati terdalam. 　　　　Begitu bertatapan dengan Su Nanfeng, detak jantungnya tiba-tiba meningkat drastis, seakan akan melompat keluar dari tenggorokannya. 　　　　Dia tegang sampai mati, tapi pria itu tetap tenang bagai air menggenang. Saat kedua lengannya membentang, tubuhnya refleks mundur. Ketika mengira akan dipeluk, pria itu malah berkata: "Bantu aku lepas baju." 　　　　Ekspresi Su Nanfeng yang bertanya "Mandi tidak perlu melepas baju?" justru membuatnya merasa pikiran kotornya sendiri. Pipinya memerah, tangan gemetar meraih kancing bajunya. 　　　　Wu Yuxuan membuka satu per satu kancing kemeja putihnya. Kancingnya sangat kecil, memakan tenaga dan waktu. Beberapa kancing saja hampir menghabiskan waktu setengah jam. 　　　　Bentuk tubuh Su Nanfeng sangat bagus, otot perut yang bergelombang memikat pandangannya. Pantas saja tenaganya selalu sekuat itu, rupanya rajin berolahraga. 　　　　QAQ...Wu Yuxuan mulai berpikir kotor lagi... Dia membenci Su Nanfeng yang selalu membuatnya terpikir hal-hal seperti itu. 　　　　Wajah kecil Wu Yuxuan memerah, matanya tak tahu harus memandang ke mana, hanya bisa menunduk ke lantai. 　　　　"Sudah, kamu mandilah." Wu Yuxuan berusaha menyelinap keluar dari kamar mandi, tapi tiba-tiba tubuhnya diangkat melintang olehnya. Teriakannya panik, kaki terus menggapai udara mencoba melepaskan diri, "Direktur Su, mau apa lagi? Lepaskan aku!" 　　　　Su Nanfeng tetap membopongnya tanpa peduli, langkah panjangnya melangkahi tepi bak mandi. "Mandi bersama." 　　　　"Jangan... Aku sudah mandi." 　　　　"Mandi lagi." Su Nanfeng menurunkannya ke dalam bak, air hangat menggenangi tubuhnya hingga baju basah kuyup. 　　　　Blus tipis Wu Yuxuan menempel di kulit basah, membentuk lekuk tubuhnya yang ramping nan indah. 　　　　Su Nanfeng mengamatinya, tiba-tiba menyadari sosoknya yang telanjang bulat justru lebih menggoda daripada siluet samar ini. Sorot matanya menggelora, api nafsu mulai membara di perut bawahnya. 　　　　Badan Su Nanfeng merebah di bak mandi. "Bantu aku." Lagi-lagi bersikap seperti kaisar yang menunggu dilayani. 　　　　"Aku tidak mau!" Wu Yuxuan menyepak air hingga memercik ke wajahnya. Tapi pria itu diam saja membiarkannya bangkit dari air. 　　　　"Masih mau menjenguk nenekmu?" 　　　　Ucap Su Nanfeng menggema, langkahnya terpaku di ambang pintu kamar mandi. 　　　　"Sudah kukatakan, ingin bertemu nenekmu? Tergantung caramu melayaniku." 　　　　“Wu Yuxuan menahan diri, terus menahan...” Dia berbalik mengambil spons di atas meja kaca, mengoleskan sabun mandi ke spons, lalu menggosok lembut tubuhnya. Punggungnya yang kekar langsung memberinya rasa aman.