Bab 21 Bagian 021 Penyiksaan yang Terus-menerus

　　　　Melihat Wu Yuxuan yang mirip domba ketakutan, Su Nanfeng tergerak untuk menganiaya dan menguasainya lebih brutal. Aura dinginnya menyebar bagai iblis neraka, pinggulnya terus bergerak masuk-keluar tanpa henti. 　　　　Rasa sakit yang seperti terkoyak datang, Wu Yuxuan menggigil dan berteriak, matanya dipenuhi kepanikan, "Sudah cukup... sudah cukup." 　　　　Su Nanfeng terus menggila di atas tubuhnya, dia tak tahan dengan kenikmatan asing ini. Rasanya dirinya akan tenggelam dalam kegelapan, hanya bisa memohon dengan lemah. 　　　　Namun, hasrat yang membara mulai menjalar dari tulang punggung Wu Yuxuan, memberinya rangsangan luar biasa. Bahkan bisa merasakan kenikmatan itu seperti jaring yang menyelimutinya, tak bisa kabur. Rasa geli samar mulai merambat ke pikiran. 　　　　Wu Yuxuan merasa sangat malu dengan kenikmatan mematikan yang dirasakannya, dia berusaha mati-matian melawan perasaan ini... 　　　　Tapi Su Nanfeng justru terus-menerus menyerbu tubuhnya, secara bertahap meningkatkan kekuatan, memberinya kegembiraan. Usahanya sia-sia, dia terbenam dalamnya. 　　　　Wu Yuxuan menyadari reaksinya sendiri, malu sampai menyembunyikan wajah kecilnya di lekuk bahu Su Nanfeng. Hatinya melayang ke awan, sorot mata penuh hasrat yang tak terurai, sudah sepenuhnya tenggelam dalam jurang kenikmatan. 　　　　Jari-jari Su Nanfeng bermain-main di tubuhnya, elastisitas dan tekstur sempurna itu membuatnya tak rela melepas. Dia sepenuhnya terbuai oleh lekukan tubuh putih mulusnya yang berubah bentuk dalam genggamannya. 　　　　“Su Nanfeng tidak bisa menyangkal, Wu Yuxuan memang merupakan sosok jelita sempurna. Lekuk tubuhnya memancarkan pesona erotis, mulai dari payudara putih yang tegap, pinggang ramping yang seolah bisa digenggam, hingga kaki panjang nan lurus. Setiap inci kulitnya dipenuhi daya pikat yang bisa membuatnya gila.” 　　　　“Dia benar-benar siluman kecil!” 　　　　Wu Yuxuan belum sepenuhnya pulih dari puncak kenikmatan gelombang sebelumnya ketika Su Nanfeng tiba-tiba memulai lagi. 　　　　“Ah!!……Ja-ngan, jangan……Berhenti…Cepat berhenti…” 　　　　Su Nanfeng yang sedang berada dalam puncak ekstase tak mungkin berhenti. Ia mengabaikan teriakan dan permohonan Wu Yuxuan, meraih pinggangnya dan mengangkat tubuhnya ke udara, menindihnya ke dinding seolah ingin merobeknya berkeping-keping. 　　　　“Kumohon…Aku benar-benar tidak kuat lagi…Berhentilah…” 　　　　“Si penipu kecil, kamu tidak suka aku berhenti!” 　　　　“Ah…Sungguh tidak bisa lagi, lelah…” 　　　　Su Nanfeng berhenti sebentar, menurunkannya hingga kaki Wu Yuxuan menyentuh lantai. Perasaan menyentuh tanah memberi Wu Yuxuan rasa aman yang tiba-tiba hilang saat Su Nanfeng menarik diri dari tubuhnya. 　　　　Begitu Su Nanfeng menarik diri, Wu Yuxuan merasakan gelombang kehampaan yang tak tertahankan di perutnya. Ia kebingungan tak tahu harus berbuat apa, hanya bisa mengerang pelan. 　　　　“Saking rindunya padaku? Sedikit pun tak bisa berpisah?” 　　　　“Tidak, bukan...” Wu Yuxuan sama sekali tidak berani mengaku, dia takut jika mengaku akan semakin merasa malu di hadapannya, tapi... tapi... tapi bagian tubuhnya itu benar-benar terasa sangat kosong... 　　　　Wu Yuxuan menahan kekosongan yang menggelegak itu, erangan tak tertahankan bocor dari bibir merahnya yang menyiratkan ketidakpuasan. Mendengar itu, Su Nanfeng dengan gusar menekan pinggangnya agar tidak bergerak sembarangan, lalu seketika mengusir perasaan kosongnya. 　　　　Rasa penuh yang tiba-tiba membuat tubuh Wu Yuxuan bergetar, dia segera menyesuaikan diri dari ketidaknyamanan awal.