Chapter 029: Direktur Su Datang!
Pandangan Su Nanfeng yang dingin menyapu wajah kecil Wu Yuxuan, "Kau minggir dari sini!"
"Terima kasih atas pengertian Direktur Su yang memberi saya waktu istirahat. Tapi... saya siap dipanggil kapan saja." Wu Yuxuan menahan sakit hati, pura-pura biasa saja pergi. Saat melewati Su Nanfeng, tiba-tiba ditariknya.
Wu Yuxuan terkejut sebentar, lalu tersenyum manis, "Apa? Direktur Su mau lagi?"
"Aku antar kamu pulang."
Su Nanfeng sadar dirinya mungkin punya kecenderungan masokis. Meski Wu Yuxuan membuatnya sangat marah, ia masih memikirkan bahwa wanita ini hanya memakai jasnya tanpa pakaian dalam. Pasti tidak nyaman di perjalanan pulang.
Ia tak ingin pria lain melihat pesonanya.
Su Nanfeng menarik tubuh Wu Yuxuan dan mengancingkan jasnya. Untung posturnya kecil, jasnya bisa menutupi sebagian besar keindahan tubuhnya. Tapi dua kaki putih yang menyilaukan itu...
SHIT！！
Su Nanfeng akhirnya berhasil memaksanya masuk ke dalam mobil dan mengikat sabuk pengaman untuk Wu Yuxuan. Ia berjalan mengitari kap mesin lalu duduk di kursi pengemudi, menyalakan mobil.
Su Nanfeng bertanya padanya, "Jalannya lewat mana?"
Wu Yuxuan menunjuk ke depan, memberi isyarat agar ia terus maju.
Gaji dasar Wu Yuxuan di departemen penjualan properti tidak tinggi, ditambah biaya pengobatan neneknya di rumah sakit. Karena itu ia tidak berani menyewa tempat tinggal bagus, hanya kamar kecil di lokasi terpencil.
Su Nanfeng berkendara cukup lama sebelum sampai ke mulut gang sempit yang tak bisa dilalui mobil. Ia turun dulu memastikan tak ada orang sekitar sebelum mengizinkan Wu Yuxuan turun.
Langkah Wu Yuxuan cepat. Ia terlalu lelah dan hanya ingin mandi lalu tidur nyenyak. Lagipula jam segini sudah sepi, takkan ada yang menyadari ia tidak mengenakan pakaian dalam di balik jasnya.
Su Nanfeng tidak sepemikiran. Ia menyusul Wu Yuxuan, menariknya ke sampingnya dengan kasar. Tangannya menahan ujung jas yang berkibar-kibar di belakangnya, "Jalan pelan-pelan!"
Wu Yuxuan mana mau menurut.
Tingkah Wu Yuxuan membuat Su Nanfeng naik pitam. Jarinya meluncur ke bawah, dengan sengaja berhenti di "sumber peach blossom"-nya. Setiap kali langkahnya terlalu lebar, jarinya bisa menyusup ke "gerbang rahasia"-nya.
Wu Yuxuan tak mau menerima penghinaan ini. Langkahnya segera berubah menjadi kecil-kecil.
Akhirnya tiba di dalam rumah, Su Nanfeng tak perlu khawatir lagi pria lain akan melihat tubuh telanjangnya.
Su Nanfeng telah menyelidiki data Wu Yuxuan dengan sangat detail, tapi yang dia lihat hanya informasi literal. Malam ini saat mengunjungi tempat tinggalnya, dekorasi dalam rumah sangat sederhana. Dapur kecil sudah memakan sebagian besar area, kamar mandi dan toilet digabungkan bersama, bahkan toiletnya masih model jongkok tradisional.
Di tengah ruangan terdapat tempat tidur besi berkarat. Untung berat badan Wu Yuxuan ringan, kalau tidak pasti tempat tidur itu tidak akan kuat menahan.
Wu Yuxuan menunjuk tempat tidur dan bertanya pada Su Nanfeng, "Mau duduk?"
Lebih baik langsung mencabut nyawanya.
Melihat Su Nanfeng tidak bergerak, Wu Yuxuan tahu dia tidak terbiasa. Wajar saja, dia terbiasa hidup enak dan dimanjakan. Dulu saat pertama kali menyewa tempat ini, Wu Yuxuan juga butuh waktu lama untuk beradaptasi.
Wu Yuxuan mengambil pakaian dalam dari tas di lantai, berganti pakaian di kamar mandi lalu keluar sambil membawa setelan jas di tangan, "Jasmu... mau kubereskan dan kembalikan?"
Setelah mengatakannya dia langsung menyesal. Bukankah sudah bersumpah untuk meninggalkannya? Masih mengharapkan apa lagi?
Untung Su Nanfeng memutus sisa harapannya yang terakhir, "Buang saja."
Wu Yuxuan melemparkan jas itu ke sudut ruangan di hadapan Su Nanfeng.
Su Nanfeng: "..."
Su Nanfeng diam-diam berdiri di sudut sambil memperhatikan Wu Yuxuan yang sibuk mondar-mandir.
Sebenarnya Wu Yuxuan hanya pura-pura sibuk. Dia tidak boleh menganggur, karena keheningan akan membuat suasana dalam ruangan jadi canggung.
Lama kemudian, dia berkata, "Pak Su, sudah larut, Anda sebaiknya pulang."
Su Nanfeng tidak menjawab, tapi langkahnya mulai melangkah ke luar.
Langkah Su Nanfeng baru saja sampai di pintu, tiba-tiba terdengar suara rintihan perempuan dari suatu tempat.
Rintihan memohon ampun itu membuat tubuh Wu Yuxuan gemetar.
Su Nanfeng menoleh melihat reaksi di wajah Wu Yuxuan. Saat tatapan mereka bertemu, dia tersenyum kaku, "Temboknya tipis, temboknya tipis."
Memang tembok rumah kontrakan itu tipis. Wu Yuxuan sering mendengar suara pria dan wanita sedang bercinta di tengah malam, dia sudah terbiasa.
Su Nanfeng menarik Wu Yuxuan mendekat. Dia membisik di telinganya, "Tidak sebagus suaramu."
Wu Yuxuan: "..."
Keesokan paginya, Wu Yuxuan sudah sampai di kantor. Ucapan "hadiah besar pasti menarik pahlawan" benar-benar dia percayai. Berkat mekanisme insentif baru perusahaan, rekan kerja semua datang lebih pagi. Sekitar pukul delapan, semua staf sudah lengkap. Yang menelpon klien sibuk bekerja, tim yang akan pasang spanduk iklan juga bersiap berangkat.
Wu Yuxuan melihat papan peringkat. Lin Shanshan masih bertengger di posisi teratas, sementara prestasinya sendiri tetap nol.
Wu Yuxuan menarik napas dalam, membisik motivasi, "Semangat, Wu Yuxuan! Kamu pasti bisa menang, pasti bisa jadi juara."
Suara Wu Yuxuan belum habis, dari belakangnya terdengar suara dengusan keras penuh cemooh: "Wu Yuxuan, kau bermimpi ingin melebihiku? Tunggu kehidupan berikutnya!"
Wu Yuxuan menoleh dan melihat Lin Shanshan. Hari ini Lin Shanshan tidak memakai setelan kantor, melainkan gaun tanktop yang memperlihatkan setengah lingkaran payudara, riasan wajahnya sempurna, sepatu hak tinggi merah yang sangat menggoda. Dari penampilannya, Wu Yuxuan tahu pasti dia akan pergi "mengunjungi" klien lagi.
Seperti kata Xia Tian, Lin Shanshan benar-benar mati-matian demi target penjualan.
Tapi Wu Yuxuan masih belum paham, secara logika bonus + komisi yang didapat Lin Shanshan selama beberapa tahun ini seharusnya mencapai jutaan, kok masih seperti orang yang membutuhkan bonus 100 ribu itu?
Jangan-jangan ada rahasia yang tak bisa diungkap di balik ini.
Wu Yuxuan tidak berminat menyelidiki, dia hanya ingin fokus pada pekerjaannya.
Xia Tian berlari terburu-buru sambil berteriak gugup: "Gawat, gawat! Direktur utama datang, Direktur Su... Direktur Su datang!"
Apa?
Tubuh Wu Yuxuan gemetar halus - reaksi fisik paling jujur terhadap Su Nanfeng. Dia benar-benar takut pada pria itu, apalagi dengan berbagai cara penyiksaan yang selalu direkayasanya.
Wu Yuxuan menganggap Su Nanfeng sebagai malapetaka, tapi tidak dengan Lin Shanshan.
Saat Lin Shanshan mendengar Xia Tian berkata "Presiden datang", senyum manis segera menghiasi bibirnya. Usahanya menemani menteri semalam tidak sia-sia, sehingga dia bisa mendapatkan informasi kedatangan presiden pagi ini.
Lin Shanshan berdandan begitu mempesona, berharap bisa memukau pandangan Su Nanfeng. Jika bisa menarik perhatian Presiden Su, untuk apa lagi menjual pesona fisik demi properti? Lebih baik langsung mengikuti Pak Su.
