BAB 037: JUAL DIA LAGI SEKALI
Su Nanfeng menjepit dagu Wu Yuxuan dan memutarnya menghadap, "Aku belum bosan padamu. Kau butuh uang. Temani aku satu minggu lagi, imbalannya adalah satu apartemen kecil dengan dua kamar dan ruang tamu. Bagaimana?"
"Aku tidak akan menerima kontrakmu lagi." Wu Yuxuan menolak seketika tanpa berpikir panjang.
Su Nanfeng tidak memaksanya untuk segera memutuskan. Dia mendorong Wu Yuxuan dari pangkuannya dan berkata dingin, "Malam ini supir akan menjemputmu. Jika kau sudah memutuskan, datanglah... Kau tahu aku tidak punya banyak kesabaran."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Su Nanfeng meninggalkan vila.
Setelah sarapan, Wu Yuxuan pergi ke rumah sakit menemani nenek. Kondisi nenek yang membaik membuat wajahnya lebih bersemu merah, meski tidak semangat seperti orang sehat setidaknya tidak lemas seperti sebelum operasi.
Nenek ingin makan apel. Wu Yuxuan mengambil bangku kecil dan mulai mengupas apel. Nenek berkata, "A Wei, pekerjaanmu sibuk dan melelahkan. Tidak perlu datang ke rumah sakit setiap hari. Nenek baik-baik saja."
“Mendengar nenek memanggilnya ‘A Wei’, tangannya gemetar hingga kulit buah yang terhubung terputus. Ia menatap nenek, “Nenek, bukankah dulu nenek selalu memanggilku Yu Xuan? Jangan panggil A Wei lagi, nama itu bukan milikku.”
“Tapi kau tetap putri Keluarga Gu, apa kau mau membiarkan Gu Jingwei...”
“Nenek!” Wu Yuxuan buru-buru menyela, “Aku baik-baik saja sekarang, sungguh. Meski tanpa Keluarga Gu, aku tetap bisa hidup nyaman dan merawat nenek dengan baik.”
“Nenek selalu tahu Yuxuan cucu yang baik.”
Wu Yuxuan menyerahkan apel yang sudah dikupas ke tangan nenek. Memandangi nenek menyantapnya perlahan, pikirannya kembali pada ucapan Su Nanfeng pagi itu.
Tiba-tiba Wu Yuxuan mengambil keputusan, dengan suara ceria berkata: “Nenek, aku punya kabar gembira! Kemarin aku berhasil menjual satu vila lagi untuk perusahaan. Sebagai hadiah, perusahaan memberikanku apartemen dua kamar tidur!”
Sorot mata nenek berbinar, “Benarkah? Nenek selalu tahu Yuxuan cucu yang paling hebat!”
Benar kata Su Nanfeng, dia mungkin bisa bertahan di kamar kecil itu, tapi neneknya tidak boleh terus tinggal di sana.
Sekali lagi Wu Yuxuan harus menundukkan kepala pada realita, menjual dirinya lagi kepada Su Nanfeng.
Mengingat janji Su Nanfeng akan mengirim sopir ke vila malam ini, dia tidak berani lama-lama di rumah sakit dan segera pulang ke vila.
Tepat lewat pukul tujuh malam, sekelompok orang bergegas masuk ke area villa, menahannya di depan meja rias untuk meriasnya, menata rambut, dan mengganti pakaian.
Satu setengah jam kemudian, Wu Yuxuan yang mengenakan gaun haute couture naik ke mobil Lao Wang, dan mobil itu akhirnya berhenti di depan Bar Oranye.
Lagi-lagi Bar Oranye.
Wu Yuxuan tidak tahu apa yang direncanakan Su Nanfeng, bertanya pada Lao Wang pun tidak mendapat jawaban.
Wu Yuxuan dipandu pelayan bar memasuki ruang VIP eksklusif Bar Oranye. Begitu menginjakkan satu kaki, jantungnya berdebar kencang melihat orang di dalam ruangan itu, ingin langsung kabur.
Zhang Qiang yang duduk di ruang VIP sudah melihat Wu Yuxuan. Ia segera berdiri dan menariknya, "Nona Wu, Nona Wu, jangan pergi. Masuklah!"
Zhang Qiang tidak menyangka akan bertemu Wu Yuxuan lagi di Bar Oranye. Kecantikan yang selalu dirindukannya ini terlihat lebih memikat dengan busana malamnya dibanding penampilan formal sebelumnya. Benar-benar tidak sia-sia datang ke sini.
Pantas saja Lao Li bersumpah dengan yakin bahwa hadiah malam ini tidak akan mengecewakannya. Rupanya benda indah ini.
Sepertinya malam ini akan ada momen intim.
Wu Yuxuan masih bingung dengan situasi ini. Bukannya Su Nanfeng yang memintanya datang? Kenapa hanya Zhang Qiang yang ada, Su Nanfeng tidak terlihat?
Meskipun Wu Yuxuan tidak ingin berada dalam ruangan yang sama dengan Zhang Qiang, dia teringat perkataan Su Nanfeng dan terpaksa menahan rasa jijik masuk ke dalam ruang VIP.
Mata penuh nafsu Zhang Qiang seolah menempel pada tubuh Wu Yuxuan. Malam ini dia benar-benar mempesona dengan gaun pendek warna krem, riasan natural di wajah mungilnya yang memancarkan aura polos namun sensual. Mata berkilauannya bagai rusa liar, lekuk tubuhnya yang proporsional, terutama payudara bulatnya yang berkilau di bawah lampu, memancarkan daya tarik yang memabukkan.
Pandangan Zhang Qiang terpaku tak bisa berpaling. Matanya jelajah ke bawah dan terhenti di kaki rampingnya yang mulus. Pikirannya sudah membayangkan adegan mesra dimana dia menindihnya sementara kaki panjang itu melilit pinggangnya.
Bagaimana mungkin hanya satu kata "membius" yang cukup?
Jantung Wu Yuxuan berdebar kencang. Jari-jarinya memilin ujung gaunnya. Dia sangat sadar akan tatapan serakah Zhang Qiang, tapi mengapa Su Nanfeng belum juga muncul?
"Nona Wu!" Zhang Qiang yang tiba-tiba berpindah tempat duduk mendekat membuatnya kaget. Wajahnya pucat melihat pria itu semakin mendekat.
Zhang Qiang menyodorkan segelas anggur, "Nona Wu, saya minta maaf atas kelancangan saya sebelumnya."
Wu Yuxuan menggigil sambil terus menggelengkan tangan, "Tidak-tidak, aku tidak bisa minum alkohol."
"Nona Wu, apakah kamu tidak mau memaafkan saya?"
"Bukan, aku..." Wu Yuxuan tiba-tiba berdiri, tanpa menyadari tangan Zhang Qiang. Lututnya menyentak pergelangan tangan pria itu, membuat gelas anggur di tangannya miring dan tumpah ke bajanya. Secara refleks dia mengambil tisu dan mulai mengelap.
Tiba-tiba dia tersadar, tangannya membeku di udara. Baru sekarang ia menyadari cairan anggur tadi ternyata tumpah di area selangkangannya...
Wu Yuxuan menarik tangannya kembali seperti tersetrum, "Maaf, maaf, Kak Qiang! Sepertinya aku salah tempat."
Wu Yuxuan berbalik ingin pergi, tapi tangan Zhang Qiang mencengkeram pergelangannya. Dengan kasar dia menarik tubuh wanita itu hingga terjatuh di bawahnya, bau alkohol menyengat memenuhi wajahnya.
Wu Yuxuan mengerutkan hidung mencium bau itu, perutnya mual menjijikkan, "Zhang Qiang, lepaskan!"
Wu Yuxuan meronta melepaskan pelukan Zhang Qiang, namun justru semakin erat dicengkramnya. "Wu Yuxuan!" teriaknya sambil tertawa kasar, "Aku sudah menginginkanmu lama! Malam ini kubiarkan kau tahu bagaimana rasanya diperkosa, biar kulihat apakah kesucianmu asli atau palsu!"
Ucapan menjijikkan itu disertai tawa hina, rasa malu membara menyelimuti Wu Yuxuan. "Zhang Qiang! Hargai diri saya! Saya bukan pelacur!!"
“Apakah penting ya atau tidak? Setelah hari ini ikuti baik-baik bos, bos pasti buat kamu merasakan surga dan neraka.”
Tak terbayangkan bagaimana keberanian Zhang Qiang hingga berani mengucapkan kata-kata kotor seperti itu. Wu Yuxuan panik dan langsung menggigit telapak tangannya dengan gigitan mematikan, bahkan saat mulutnya mulai terasa asin darah tetap tak dilepaskan.
Wu Yuxuan benar-benar memicu kemarahan Zhang Qiang. Dengan tangan satunya, dia menampar keras wajah gadis itu. Tamparan itu begitu kuat hingga membuat matanya berkunang-kunang dan kepalanya pusing. Tubuhnya terjatuh dari sofa, dahi terbentur sudut meja hingga cairan hangat mengalir di pipinya.
Jari Wu Yuxuan meraba, darah.
