Chapter 049 Sepatu Usang yang Terbuang
Wu Yuxuan berjalan lesu di jalanan. Orang-orang berlalu-lalang sangat banyak, tapi tak ada satu pun wajah bernama Su Nanfeng. Saat melewati persimpangan lampu merah, tepat saat lampu hijau menyala, tubuhnya terhempas ke jalan oleh kerumunan orang yang membanjir dari seberang.
Sepasang tangan besar mendarat di bahu Wu Yuxuan, "Kamu tidak apa-apa?"
Mendengar suara itu, dia mengangkat wajah dan melihat sosok pria bermuka dua Lin Ci yang semalam baru dikenalnya.
Ekspresi sembrono di wajah Lin Ci menyisakan kebingungan, mungkin tidak mengerti mengapa penampilannya seperti ini.
Sebagai peserta pesta malam pertama kali, Wu Yuxuan semalam terlalu gugup sehingga tidak sempat mengamati Lin Ci dengan baik. Sekarang terlihat jelas pria ini tampan, memiliki kemiripan dengan Lin Dong yang dilihatnya kemarin, meski aura keduanya bertolak belakang.
Lin Dong memancarkan kematangan dan kestabilan pria dewasa, sementara Lin Ci lebih menunjukkan sifat playboy dan suka bersenang-senang khas anak borjuis yang angkuh dan kompetitif.
“Tentu saja, penampilan Lin Ci ini hanyalah topeng untuk dunia luar. Di balik topeng itu tersembunyi sosok yang haus darah, kejam, dan tega mengabaikan ikatan persaudaraan demi merebut harta keluarga Lin dari kakaknya, Lin Dong.”
Lin Ci membantu Wu Yuxuan yang terjatuh, matanya tanpa sengaja menangkap cek yang tergenggam erat di telapak tangannya. Pada kolom tanda tangan, ia melihat nama "Su Nanfeng". Dengan pengalamannya bergaul dan pemahamannya akan sifat sang sahabat, ia segera paham alasan di balik kondisi memprihatinkan gadis ini.
Su Nanfeng, si pria tak berperasaan itu... Tak pernah ada yang bisa menyentuh hatinya. Awalnya ia mengira gadis ini mungkin pengecualian, tapi ujung-ujungnya tetap menemui tembok besi.
Lin Ci tak bisa menahan rasa kasihan, "Perlu kuantar pulang?"
"Aku tak punya tempat tujuan." Wu Yuxuan menghirup hidungnya menahan tangis, menatapnya, "Bisakah kau menampungku sementara?"
Jantung Lin Ci berdebar. Jujur saja, di lingkaran anak orang kaya, ia terlalu sering melihat pria memperlakukan wanita sebagai mainan, atau wanita yang ingin mengeruk keuntungan. Banyak pula yang seperti dia, baru lepas dari satu majikan langsung mencari pengganti.
Ia terlalu mengenal Su Nanfeng. Menyentuh wanita yang pernah disentuh sahabatnya itu sama dengan bunuh diri. Saat gadis ini minta tolong, nalurinya ingin menolak. Tapi melihat wajahnya yang menyedihkan, kata penolakan itu terganjal di kerongkongan.
Lin Ci berpikir lama, akhirnya menjawab: “Baik!”
Lin Ci menempatkannya sementara di rumah bergaya Barat milik pribadinya di sebuah kompleks perumahan, “Kamu tinggal di sini dulu, jika butuh apa-apa bilang saja, aku yang akan membelikannya.”
Ia meletakkan secangkir air hangat di meja, Wu Yuxuan mengambilnya dan meneguk sedikit, kehangatan itu mengusir sebagian dinginnya, “Terima kasih, dua hari lagi aku akan pindah, tidak akan mengganggumu lama.”
Dua hari lagi dia akan memiliki apartemen miliknya sendiri, mulai sekarang dia dan neneknya akan saling mengandalkan, setidaknya mereka punya tempat berpijak di Kota Hai.
Sorot mata Lin Ci tak terbaca, “Tinggallah dulu di sini, selama kamu mau. Lagipula rumah ini jarang kutinggali.”
“Terima kasih.”
Ia mendengarkan, tersenyum tipis tanpa berkata lagi.
Lin Ci hingga kini belum bisa memastikan apakah sikapnya yang polos ini asli atau sekadar pura-pura lemah untuk mengibuli simpati, lalu menempelinya demi mendapatkan keuntungan. Karena itu ia menjaga jarak.
Lin Ci jarang tinggal di rumah ini, banyak fasilitas yang kurang memadai. Ia hanya bisa memesan makanan online untuknya.
"Wu Yuxuan duduk makan di meja ruang tamu, Lin Ci memandangnya dengan pikiran yang dalam. Ia mengambil ponsel lalu berjalan ke balkon sambil menutup pintu kaca, menelepon temannya yang tak berperasaan. Begitu sambungan tersambung, suara Su Nanfeng yang serak membuatnya terkejut. Lin Ci mengejek, 'Tuan Su, jangan-jangan kelelahan karena terlalu banyak berfoya-foya?'"
Su Nanfeng: "Kalau ada urusan bicara, kalau tidak tutup saja."
"Tunggu... Ada urusan... Wanitamu ada di rumahku, kutemukan di jalan dekat rumahmu. Kau mau bagaimana?"
Kebisanan selama satu menit di ujung telepon, kemudian Su Nanfeng berkata: "Kau bawa pulang untuk dipelihara?"
"Hah, boleh juga itu."
Su Nanfeng: "Dia sudah seperti sepatu usang yang kubuang. Kalau cocok di kakimu, silahkan pelihara. Apa hubungannya denganku!"
Tut... tut... tut...
Sambungan telepon telah diputus. Lin Ci langsung !!!. Ia hanya ingin memberi tahu dengan baik, malah dapat perlakuan kasar. Salah apa dia?
Dari percakapan dengan Su Nanfeng tadi, hatinya perih memikirkan gadis malang ini. Nasib sial mengikuti sugar daddy tak berhati nurani...
Ketika Lin Ci kembali ke ruang makan, Wu Yuxuan sudah selesai makan. Katanya: "Pergilah tidur dulu ke kamar. Urusan sebesar apapun tunggu setelah istirahat."
Wu Yuxuan hanya mengangguk, lalu masuk ke kamar samping yang ditunjukkannya. Dia sangat lelah, tapi tak bisa tidur di tempat tidur. Dia mengeluarkan ponsel dan membuka halaman web sebentar. Di halaman utama, dia melihat berita utama tentang Lin Dong, putra tertua keluarga Lin. Kabar gosip menyebutkan semalam wartawan berhasil menyelinap dan memotret Lin Dong sedang menghibur tiga wanita di kediaman pribadinya. Foto-foto itu jelas-jelas menunjukkan kejadian tersebut, sama sekali bukan isapan jempol.
Skandal cinta yang menggemparkan ini tidak hanya memicu kecaman moral dari netizen, tetapi juga membuat kepala keluarga Lin sangat kecewa pada Lin Dong. Kini posisi Direktur Utama Grup Lin sementara telah ditangguhkan oleh dewan direksi, digantikan oleh adiknya, Lin Ershao.
Serangan balik gabungan dari Lin Ci dan Su Nanfeng membuat Lin Dong terjepit. Jika ini berlanjut, Lin Dashao mungkin tak akan bisa bangkit lagi. Hari-hari dimana Lin Ershao menguasai keluarga Lin semakin dekat.
Wu Yuxuan melihat berita ini dengan senyum tipis. Dialah yang paling tahu persis duduk perkara sebenarnya. Asal mula skandal ini adalah ketika Lin Dong menyuruh bawahannya menaruh obat perangsang dalam minuman Su Nanfeng, namun konspirasi itu gagal dan justru menjadikannya korban dalam skema tersebut.
Inilah yang disebut: Orang jahat pasti akan dihukum oleh orang jahat lainnya!
Rasa kantuk akhirnya mengalahkan Wu Yuxuan. Dia tertidur pulas sampai terdengar suara gelas pecah di ruang tamu yang membangunkannya. Dia mengusap mata dan bangun untuk melihat apa yang terjadi.
Wu Yuxuan baru membuka celah kecil pintu kamar, pemandangan sepasang pria wanita telanjang yang bergumul langsung membanjiri pandangannya. Dia terkejut dan membeku di tempat.
Di ruang tamu, Lin Ci sedang menindih wanita tak berpakaian di lantai. Kaki wanita itu direnggangkan selebar mungkin, pinggangnya bergerak kuat di antara paha wanita itu, membuatnya terus menerang, "Ah... En... Tuan Muda..."
Wu Yuxuan jelas-jelas melihat tangannya meremas payudara penuh wanita itu, mendengar ucapannya: "Berteriak begitu genit di bawahku, apa kakakku tidak memuaskanmu?"
Lin Ci semakin keras menghentak. Erangan menggairahkan itu memenuhi ruang tamu, aroma mesum beterbangan. Wu Yuxuan pucat pasi menyaksikannya.
