Bab 050 Mengundurkan Diri, Hidup Baru
Baik Lin Ci maupun Su Nanfeng, para playboy kaya ini bukanlah orang yang bisa Wu Yuxuan bermasalah. Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
Karena "aktivitas" di ruang tamu masih membara, Wu Yuxuan tak berani keluar. Sekitar sejam kemudian, ketukan di pintu membuat jantungnya berdebar. Dia berusaha tenang lalu membuka pintu.
Begitu pintu terbuka, Lin Ci langsung menyelusup masuk mendorongnya ke dalam. Dengan wajah panik dan bibir menggigil pucat, Wu Yuxuan gagap, "Lin... Lin... Tuan Muda, Anda..."
"Lin Ci berdiri di hadapannya, tatapannya seperti ular berbisa yang melilit seluruh tubuhnya. Dia bertanya dingin, 'Lihat?'"
"Tidak, tidak, tidak!"
"Hmm?" Alis Lin Ci menaik penuh ancaman, wajahnya mengerikan. Merasa ekspresi suramnya mungkin menakuti gadis itu, dia menarik kembali aura berbahayanya. "Setidaknya sampai saat ini aku belum melakukan hal yang menyakitimu. Kau bisa ceritakan isi hatimu."
Wu Yuxuan menatap matanya yang gelap namun ternoda kejujuran. Bibirnya bergetar, "Dia... dia mata-mata yang kau tempatkan di dekat kakakmu."
Senyum tipis mengerling di sudut bibir Lin Ci, "Tak kusangka kau menanyakan hal bodoh itu."
Wu Yuxuan: "..."
Lin Ci tak menyembunyikan jawaban, "Dia cuma alat yang kuperas manfaatnya."
Betapa dinginnya perkataan... Tapi Wu Yuxuan tak terkejut, hanya kecewa. Bagi anak-anak emas seperti mereka, semua orang bisa jadi bidak. Bukan cuma Lin Ci, Su Nanfeng pun...
Suara Wu Yuxuan berat, "Bermanfaat dipakai, tak berguna dibuang..."
Soal ini dia sudah terlalu paham. Bukan sekali dua kali... Seperti ayahnya dulu...
Lin Ci mengira ucapannya merujuk pada sikap Su Nanfeng terhadapnya. Ia buru-buru menjelaskan, "Ah, aku bukan orang seperti itu..." Suara penjelasannya semakin melemah di akhir, karena bahkan dirinya sendiri tak percaya dengan alasan itu.
"Lin Er Shao, terima kasih telah menampungku, tapi aku harus pergi."
Wu Yuxuan yang tiba-tiba mengajukan kepergian membuatnya terkejut, "Bukannya katamu tak punya tempat tinggal?"
Ia mengangguk mengiyakan, tapi berkata lagi, "Lin Er Shao, aku takut padamu, tak ingin tinggal bersamamu."
Senyum sinis menguar di bibir Lin Ci. Ia tak mempersulitnya lagi, "Pergilah."
Ia memberi jalan, mendapatkan ucapan terima kasih darinya.
Wu Yuxuan keluar dari rumah Lin Ci tepat pukul enam. Rangkaian mobil memadati jalanan. Lampu neon yang baru dinyalakan menerangi malam, terang seperti siang. Ia memanggil taksi menuju rumah sakit neneknya, menyewa ranjang lipat dan berjaga di sisi sang nenek. Kini tak ada lagi yang tersisa, hanya dia dan neneknya.
Berkeliling selama bertahun-tahun, Wu Yuxuan seolah kembali ke masa ketika diusir dari keluarga Gu. Bayangan itu muncul lagi - ibu tirinya menudingnya, "Keluarga Gu hanya punya satu putri bernama Gu Jingwei, bukan kamu!!"
Karena kelonggaran ayahnya, Wu Yuxuan yang sah sebagai putri keluarga Gu harus mengembara di jalanan bersama nenek, sementara ibu tiri dan Gu Jingwei itu merebut tempat yang bukan haknya.
Lebih lucu lagi, ibu tirinya bahkan tidak memiliki hubungan sedikit pun dengan keluarga Gu...
Nenek terbangun di tengah malam, memandangi cucu perempuannya yang meringkuk di ranjang kayu kecil, hatinya sakit sampai menangis, lebih banyak menyalahkan diri sendiri... Jika dulu tidak mengundang serigala masuk ke rumah, bagaimana mungkin suaminya dan putrinya tewas secara mengenaskan, dan bagaimana mungkin cucunya menjadi tunawisma...
Setiap kali nenek teringat masa lalu, air matanya tak tertahan, suara isaknya membangunkan sang cucu. Wu Yuxuan membuka mata mengantuknya, bertanya khawatir: "Nenek, kenapa? Apakah nenek tidak enak badan?!"
Nenek langsung memeluk cucunya, menangis di bahu kecil itu: "A Wei, ini salah nenek. Nenek tidak berguna, tidak bisa melindungi keluarga Gu untuk almarhum kakekmu, malah membuatmu menderita dan ikut nenek hidup susah."
"Nenek, apa yang nenek bicarakan! Ini bukan salah nenek, semua ini pilihanku sendiri."
Nenek perlahan berhenti menangis, bertanya sekali lagi dengan serius: "A Wei, kamu benar-benar yakin ingin melepaskan keluarga Gu? Jika menyesal, nenek bisa bantu ambil kembali hakmu. Keluarga Gu memang milikmu, kamulah penerus sejatinya."
"Sudahlah, Nek. Jangan diperdebatkan lagi. Anggap saja kita tidak ada hubungan darah dengan mereka. Aku tidak ingin membahas ini, tidak ingin orang-orang mencaci maki almarhum ibuku di balik punggungku."
Nenek menepuk-nepuk punggung tangan Wu Yuxuan dengan lembut, "Anak baik, benar-benar anak yang baik!" Sayangnya, cucu perempuannya harus menanggung banyak kesedihan. Jika bukan karena kebodohan putrinya sendiri, mana mungkin cucunya sampai mengalami keadaan seperti ini...
Wu Yuxuan berusaha menenangkan perasaan neneknya. Setelah berhasil menidurkan sang nenek, ia bangun pagi-pagi, membelikan sarapan untuk neneknya lalu menyetir ke perusahaan.
Wu Yuxuan langsung menyerahkan surat pengunduran diri ke kantor manajer departemen. Melihat surat itu, manajer terkejut, "Yuxuan, kinerjamu bagus, kenapa tiba-tiba mau mengundurkan diri?"
Alasan Wu Yuxuan mengundurkan diri adalah untuk memutus semua hubungan dengan Su Nanfeng. Karena masa kontrak telah berakhir, hubungan mereka sudah selesai. Tak ada lagi hutang piutang, tak perlu lagi tinggal di perusahaannya.
Ekspresi manajer departemen berkerut kesulitan: "Yuxuan, kamu tahu perusahaan sedang butuh tenaga kerja. Pengunduran dirimu yang mendadak ini membuatku sulit, setidaknya beri waktu sampai aku temukan penggantimu."
"Manajer, saya sudah memberitahu Presiden Direktur sebelumnya tentang pengunduran diri ini. Beliau setuju proses administrasi dilakukan segera. Jika tidak percaya... silakan konfirmasi langsung ke beliau."
Manajer terlihat bingung, namun karena menyangkut mutasi pegawai perusahaan, dengan berat hati ia menelepon Presiden Direktur untuk memverifikasi.
Hasil verifikasi sesuai dengan perkataannya. Dengan persetujuan langsung Su Nanfeng, akhirnya manajer departemen menandatangani surat pengunduran dirinya.
Benar saja, Su Nanfeng sama seperti dirinya tidak ingin terus berlarut-larut, sehingga dengan cepat menyetujui pengunduran dirinya...
Bagaimanapun juga mereka pernah menjadi rekan kerja, Wu Yuxuan mengunjungi lobi penjualan sebelum meninggalkan perusahaan untuk berpamitan dengan setiap karyawan. Xia Tian memeluknya erat-erat tak rela melepas kepergiannya, menangis tersedu-sedu.
Yang mengejutkan Wu Yuxuan adalah Lin Shanshan juga datang untuk melepasnya. Lin Shanshan berkata: "Wu Yuxuan, sebenarnya aku selalu memandang rendahmu dan suka menentangmu, kalau dipikir-pikir itu sangat kekanakan. Aku tidak akan bicara hal yang menyakitkan, apapun pekerjaanmu nanti, sempatkanlah mengunjungi kami."
"Tentu."
Baru saja resign di pagi hari, asisten Su Nanfeng sudah menghubungi Wu Yuxuan sore itu untuk meninjau apartemen. Dia tidak rewel asalkan ada tempat tinggal.
Setelah rekomendasi penuh agen properti, Wu Yuxuan memilih satu unit di Apartemen Shuiyunjian dan langsung membayar tunai.
Karena pembayaran tunai penuh, proses administrasi berjalan sangat cepat. Hanya perlu menunggu sekitar seminggu untuk langsung menempati.
