Bab 053 Apakah Ini Persiapan Menggoda 1-ku?
Su Nanfeng sengaja mengangkat sarapan lebih tinggi dari kepalanya. Wu Yuxuan yang lebih pendek harus melompat-lompat mencoba meraihnya, namun beberapa kali melompat tetap tak bisa menyentuhnya.
"Suhu yang sebenarnya panas, Wu Yuxuan hanya mengenakan T-shirt lengan pendek. Saat melompat dan mendarat, dua gumpalan salju di dadanya terus bergoyang mengikuti gerakannya, menarik pandangannya."
"Su Nanfeng menyadari dia masih tidak bisa melepaskannya. Begitu melihatnya, dia ingin langsung menindihnya dan mengambilnya dengan kasar."
"Saat Wu Yuxuan melompat dan gagal meraih, kakinya terpeleset di tepi halte. Seluruh tubuhnya terjatuh dan mengakibatkan keseleo pergelangan kaki. Wajahnya mengerut kesakitan. Tiba-tiba tubuhnya terangkat - Su Nanfeng sudah menggendongnya sambil berlari ke mobilnya yang parkir tak jauh. Bibirnya terkunci rapat, matanya penuh kecemasan, 'Tahan sebentar, aku antar kamu ke rumah sakit!'"
"Lepaskan aku!" Kaki Wu Yuxuan mengayun-ayun di udara, berusaha melepaskan diri dari pelukannya.
"Su Nanfeng membentak dengan muka gelap: 'Kalau masih bergerak-gerak, kubuang kamu di sini!'"
"Wu Yuxuan langsung diam tak bergerak."
"Su Nanfeng dengan hati-hati membaringkannya di kursi belakang. Begitu duduk di kursi pengemudi, pedal gas diinjak habis-habisan. Mobil melesat bagai anak panah."
"Dengan suara berdecit, mobil Su Nanfeng berhenti di depan rumah sakit. Adegan 'pria tampan tinggi besar menggendong wanita mungil molek' seharusnya memancing decak kagum orang, tapi kenyataannya:"
Wu Yuxuan: Kamu gila ya, tadi menyetir begitu cepat, mau membunuhku ya?!
Su Nanfeng langsung bermuka masam: "Kau tutup mulut! Kalau berani bicara lagi, gua langsung antar kamu ke kamar mayat!"
Wu Yuxuan: Lebih baik aku mati daripada melihat wajahmu!
Su Nanfeng semakin murka, sampai-sampai ketika sampai di ranjang dia melepas genggaman dan melempar tubuh wanita itu tanpa belas kasihan, gerakannya kasar tak terkira.
Wu Yuxuan terlempar begitu keras sampai tulang-tulangnya rasanya mau remuk, pantatnya sakit bukan main, matanya berkunang-kunang, "Su Nanfeng, brengsek! Gila!"
Su Nanfeng mencibir: "Gua peringatkan, drama melukai diri buat godain gua ini nggak mempan!"
Wu Yuxuan naik darah, mana mungkin dia mau pake cara katrok begini buat ngegoda lelaki, apalagi ngegoda si brengsek ini!
Selain haha, cuma bisa hahaha...
Su Nanfeng mengangkat alis tinggi-tinggi: "Kena beneran ya?"
Wu Yuxuan merasakan nyeri di pergelangan kaki, ditambah dilempar kasar ke ranjang tadi, sekarang malah dituduh nggak jelas. Emosinya langsung meledak: "Tiap hari ngomong godain, gua godain apa? Godain adek lo?!!"
“Tak disangka, kebencian di mata Su Nanfeng semakin memuncak, ‘Tidak hanya berencana menggoda aku, tapi juga ingin menggoda adikku!’”
！！！！
Wu Yuxuan berdiri, sama sekali tidak memperdulikan rasa sakit di pergelangan kakinya, mendorongnya dengan kasar, “Pergi kau jauh-jauh, jangan berkeliaran di hadapanku.”
Rasa sakit menusuk di pergelangan kaki membuat matanya memerah, desisan napas tersengal keluar dari mulutnya, tapi dia tak ingin menunjukkan kelemahannya di hadapan pria tak waras ini yang mungkin akan menuduhnya pura-pura lemah untuk menggoda.
Wu Yuxuan menahan air mata, menyampingkan tubuhnya untuk pergi. Ekspresi memilukan yang nyaris menangis itu membuat hati Su Nanfeng kacau, segera melangkah besar menyusul.
Su Nanfeng bertanya, “Kakimu cedera masih saja melompat-lompat kemana?”
“Sampai mati pun tak usah kau urus.”
Hei... kucing liar kecil ini mengeluarkan cakarannya benar-benar menyakitkan! Su Nanfeng menyipitkan matanya dengan tatapan berbahaya, melihatnya melompat-lompat meninggalkan ruang perawatan. Amarahnya meluap saat menyambar pinggangnya dan mengangkat tubuhnya ke pundak.
“A... Su Nanfeng, lepaskan aku, gila apa lagi kau ini!”
Prak!
Telapak tangan besar Su Nanfeng menghantam pantat kecilnya dengan keras, suara gemuruh menggema di koridor rumah sakit membuat semua orang menoleh. Wajahnya memerah membara...
Dia membaringkannya kembali di tempat tidur pasien, “Diam di sini baik-baik jangan bergerak, aku akan cari dokter untukmu.”
“Mengapa aku harus mendengarkanmu, siapa kau pikir diri ini?!”
Tubuh Su Nanfeng menindihnya hingga terpaku di ranjang, kedua tangan mencengkeram pinggangnya, sudut bibirnya menyungging senyum jahat, "Kalau masih bergerak sembarangan, aku tak keberatan mengundang orang di koridor untuk menonton pertunjukan langsung kita!"
Wu Yuxuan membelalakkan matanya marah, "Tidak tahu malu! Bajingan! Brengsek! Hina!" Teriaknya dengan segala makian kasar yang bisa dibayangkan.
Su Nanfeng mengangkat ujung baju perempuan itu dengan satu tangan, telapak tangannya merayap di pinggang rampingnya, "Lanjutkan makianmu, tangan ini akan naik lebih jauh."
Wu Yuxuan segera mengatupkan mulutnya.
Melihatnya patuh untuk pertama kali, Su Nanfeng melepaskan genggaman. Sebelum memanggil dokter, ia melemparkan ancaman: "Jika kau menghilang saat aku kembali, tunggu hukumanku!"
Ancaman sang predator membuatnya tak berani kabur. Diam-diam ia menunggu di ruang perawatan.
Lalu——
Raungan kesakitan bagai babi disembelih menggema dari kamar...
Setelah dokter merawat pergelangan kakinya, suara Wu Yuxuan sudah parau kehabisan tenaga. Kaki yang terluka tergantung di tepian tempat tidur, keringat dingin membasahi dahinya.
Su Nanfeng berdiri di samping ranjang dengan tangan di kantong, memandangi perempuan lemas itu, "Sudah tahu bakal begini, ngapain nekat tadi."
Dengan susah payah Wu Yuxuan mengangkat kepala, "Kukatakan sekali lagi, aku tidak sengaja melukai kaki untuk menggoda*mu! Aku sama sekali tak ingin menggoda*mu!"
Su Nanfeng mengangguk datar, "Kau menyukai adikku, aku tahu."
！！！
Wu Yuxuan membelalakkan mata mencoba bangun, tapi dipaksa berbaring kembali olehnya, "Diamlah di tempat tidur dan istirahat yang cukup, sementara jangan turun dari ranjang."
Tak punya tenaga untuk berdebat, Wu Yuxuan jarang patuh kali ini. Setelah beberapa saat dia berkata, "Ambilkan hp di tasku, aku mau izin kerja."
Su Nanfeng yang bersikap seperti tuan muda ogah bergerak. Saat tubuhnya baru saja bergeser, pria itu berkata, "Tidur saja, aku yang ambilkan."
Wu Yuxuan menelepon perusahaan untuk menjelaskan situasi. Manajernya memintanya beristirahat di rumah dulu, baru urus surat izin di HRD dengan membawa rekam medis setelah lukanya membaik.
Karena kaki Wu Yuxuan terluka, Su Nanfeng melarangnya bergerak. Makan siang dibawakan pria itu dari bawah, tapi anak emas yang biasa hidup mewah ini sama sekali tak menyentuhnya.
Wu Yuxuan tak peduli. Biarlah si brengsek itu mati kelaparan sebagai kontribusi sosial.
Setelah makan siang, Wu Yuxuan tertidur sampai senja. Dalam kesamaran dia melihat bayangan di samping ranjangnya, tiba-tiba hatinya meleleh. Perlahan dia memanggil, "Su Nanfeng..."
Sorot mata Su Nanfeng menatapnya, "Lapar? Aku turun belikan makanan."
Wu Yuxuan menggelengkan kepala berkata tidak lapar, pandangannya menatap tajam ke arahnya... terus menatap... Semua ini terasa tidak nyata bagaikan ilusi, dia takut bila matanya berpaling sebentar saja, pria di depannya akan lenyap.
