Chapter 055 Aku Hanya Menggesek, Tidak Masuk
Kulit putih porselen Wu Yuxuan perlahan memerah di bawah usapan jarinya, cukup untuk membuat napasnya tersengal dan keinginannya padanya semakin membara.
Su Nanfeng sangat sadar, tubuhnya merindukannya. Tangannya meluncur dari tulang selangkanya perlahan menuju dada, mengusap-usap payudaranya melalui baju. Tangannya kemudian merayap ke perutnya yang rata dan turun ke bawah, menggenggam ujung kaosnya dan menariknya ke atas. Keindahan dadanya terbungkus dalam bra terpampang sempurna di matanya.
Napas Su Nanfeng tersengal. Ujung jarinya bermain-main di tepian dua gundukan lembut, memancing desahan panas darinya. Yang membuatnya semakin tak terkendali adalah bra yang dikenakannya ternyata berkancing depan. Dengan sentuhan ringan, ia membuka kancing bra itu. Dua "kelinci putih" bulat, mulus, dan kenyal melompat keluar dengan nakal.
Su Nanfeng meremas dua buah lembut itu. Dua putik merah muda di puncaknya menggoda pandangannya. Kehilangan kendali, ia menggenggam dan meremas bola-bola putih telanjang yang menggoda itu. Kelembutan dan kehalusannya bagai kapas putih yang meleleh di telapak tangannya.
"Ah..." Wu Yuxuan mengeluarkan rintihan kecil. Napasnya semakin berat karena genggaman tak henti itu. Bola-bola lembut itu bergoyang gemulai mengikuti tarikan napasnya.
Daya tarik busur cranberry merah di puncak salju1 menggoda Su Nanfeng, ia menundukkan kepala dan menggigit puting merah muda di payudara putihnya. Sensasi lemas dan geli langsung menyambar ke otak Wu Yuxuan, membuatnya merintih lemah: "Jangan..."
Rintihan "jangan" Wu Yuxuan terdengar lembut dan manis bagai kucing kecil, sama sekali tidak mengandung penolakan. Suara ini membuat 'Xiao Susu'-nya membengkak dan membara. Sambil mulutnya asyik menyedot satu payudara, tangannya yang lain bermain-main dengan payudara satunya, sementara jari-jarinya menari di kulitnya merayap menuju lembah persik.
Jari-jari Su Nanfeng meluncur di perut lembutnya dan menyusup ke dalam celana dalam, menyentuh semak lebat di sana. Jari-jarinya menjelajahi area tersebut bolak-balik.
Seketika, semburan panas tiba-tiba membuat Wu Yuxuan kaget. Ternyata tubuhnya benar-benar tak tahan dengan godaannya.
Kepala Wu Yuxuan pening, seluruh tubuhnya lemas. Kenikmatan fisik yang luar biasa terutama saat jemarinya menggesek-gesek kuncup kecil di sana. Ia bisa merasakan aliran hangat dari celahnya semakin deras, membasahi jari-jari Su Nanfeng.
"Sensasi panas yang membara seolah hendak membakar Wu Yuxuan menjadi abu, tubuhnya melemah lesu, seluruh tenaganya seakan tersedot habis. Tangannya mencengkeram lengan pria itu, pantatnya tanpa sadar menggesek bagian membara miliknya, berusaha mendapatkan lebih banyak kelegaan untuk meredakan derita fisiknya."
"Kaki Wu Yuxuan melilit pinggangnya. Pria itu telah memahami hasratnya, tangan sedikit mengangkat pantatnya saku menurunkan celana. Jari-jarinya menari di tepi celana dalamnya, dan dalam rintihan syahdu perempuan itu, jarinya telah menyusup ke bagian paling memalukan, menggesek perlahan melalui kain."
"Hmm…"
"Rintihan dari mulut Wu Yuxuan membuat "Xiao Su Su" semakin mengeras, mendesak untuk ditelan oleh lorong hangat nan rapat miliknya. Ia menarik resleting celana, membiarkan "Xiao Su Su" terekspos udara, lalu jemarinya menyibak kain penutup bagian memalukan itu, menggesekkan "Xiao Su Su" di celah basah nan lembut."
"Ujung "Xiao Su Su" telah menempel di gerbang lorong. Pinggulnya menekan masuk setengah inci, tapi disambut jerit kesakitan "Aah!". Kesadarannya yang semula buyut mulai pulih. Kedua tangannya mendorong pinggangnya: "Su Nanfeng, aku tidak mau lagi! Pergi kau!""
Wajah Su Nanfeng langsung berubah muram, mengutuk rendah "Sial!" Dia sudah mencapai titik dimana sangat membutuhkannya untuk meredakan, tapi dia malah berhenti di saat krusial seperti ini...
Tangan Su Nanfeng melepas tangan yang mendorong pinggangnya, "Gadis baik, sayang, jangan nakal, berikan padaku." Jika tidak diberi, dia bisa mati.
Wu Yuxuan menggelengkan kepala menolak, "Aku tidak mau, terlalu sakit."
"Kau tidak bisa ingkar, kau yang memulai, sekarang membangkitkan nafsuku tapi tidak memadamkannya. Kejam sekali kau." Kening Su Nanfeng dipenuhi keringat tanda menahan diri, "Aku akan lebih pelan." Dia tahu gadis ini juga sudah terbawa suasana, kalau tidak cairan panas itu tidak akan sebanyak itu.
Pandangan Wu Yuxuan tertumbuk pada "Xiao Susu" tegaknya yang karena hasrat berlebihan telah membesar dan mengeras, urat-urat menonjol berkeliling menghitam keunguan bagai tombak perang.
Dia tidak bisa membayangkan betapa sakitnya "tombak langit" ini menusuk masuk ke vaginanya, tak berani mencoba.
"A...aku boleh bantu dengan cara lain..."
Wu Yuxuan mengerahkan seluruh keberanian untuk mengucapkan ini, pipanya memerah hingga seperti hendak berdarah, mata berkaca-kaca yang penuh keinginan itu masih berusaha ditahannya mati-matian.
“Meski begitu, hati Su Nanfeng tiba-tiba melembut, tanpa alasan dia tidak tega memaksanya. Menahan keinginan untuk menguasainya dengan kasar, tangannya meraih pinggangnya, "Aku sudah begini, bagaimana kau mau membantuku?"
"Pakai... tangan."
Begitu kata Wu Yuxuan, tubuhnya melengkung, "tiang penopang" menjauh dari celahnya dan menggesek paha dalamnya. Ciuman bergairahnya menerjang seperti menghukumnya karena menghentikannya tadi, dari mulutnya terus terdengar suara 'mmm...'.
Dalam ciuman dalamnya yang liar, dia menggenggam tangan mungilnya mengarahkannya ke lokasi Xiao Susu. Begitu menyentuh, tangannya gemetar ingin menarik diri, itu terlalu panas...
Su Nanfeng menahan tangan kecilnya, "Gadis baik, tolong aku..."
Wu Yuxuan memalingkan wajah tak berani melihat bagaimana jemarinya menggesek Xiao Susu. Hanya terasa Xiao Susu semakin panas dan membesar di genggamannya, tangan kecilnya hampir tak bisa melingkari.
"Cepat... jangan berhenti."
"Lanjutkan..."
"Lebih cepat lagi..."
Di telinga Wu Yuxuan bergema suara seraknya yang menggoda. Setelah ratusan kali gesekan, tangannya pegal dan berkeringat, "Su Nanfeng, sudah belum? Terlalu lama..."
Su Nanfeng menggigit daun telinganya, "Kau kan tahu daya tahanku, kau harus memperlakukannya dengan kasar."
“Tanganku sangat pegal...Aku tidak sanggup lagi.”
Gerakan berulang yang dilakukan terlalu banyak kali membuat Wu Yuxuan merasa tangannya benar-benar akan lumpuh. Ia berhenti sebentar untuk istirahat, namun segera didesak dengan ketidaksabaran, "Gadis baik, kumohon jangan berhenti, cepat..."
Wu Yuxuan menggigit bibir bawahnya, "Bisakah kau cepat selesai..."
"Kalau kecepatanmu bertambah, aku juga akan cepat."
Dengan menahan pegal di tangan, Wu Yuxuan mempercepat ritme. Tiga menit kemudian, "Su Nanfeng, aku benar-benar tidak kuat lagi..."
Su Nanfeng berbelas kasihan melepas tangannya, "Sayang, aku punya cara lain."
"Apa caranya?" Dia hanya ingin tidak terlalu kelelahan.
Tangan Su Nanfeng membuka sedikit pahanya, menekankan "Xiao Su Su" yang keras seperti besi panas di celah pangkal pahanya. Katanya, "Biarkan aku menggesek-gesek saja, tidak akan masuk."
"Benar tidak masuk?"
"Benar, tidak akan masuk."
"Baik..."
Setelah mendapat persetujuan Wu Yuxuan, ia mulai menggerakkan pinggulnya bolak-balik, terus menggesek di celah tersebut. Meski tidak seketat saat masuk ke dalam, tetap lebih nikmat dibanding menggunakan tangannya untuk menyelesaikan ini.
