Chapter 058 Sekali Pakai
Kesadaran Wu Yuxuan mulai jernih. Dia sudah pernah merasakan keganasan Su Nanfeng, seharusnya tidak pernah macam-macam dengannya. Dalam nyanyian sukacita yang berkepanjangan ini, dia sama sekali tidak ingat berapa kali mencapai puncak orgasme, atau berapa kali merengek minta ampun. Yang diingat hanya setiap dorongannya yang begitu kasar dan dalam, seakan ingin merobeknya berkeping-keping.
Wu Yuxuan menarik napas dalam ingin bangun, tapi menemukan seluruh tubuhnya sakit. Tangan yang melingkari pinggangnya terasa begitu berat hingga tak bisa dilepaskan.
Gila. Benar-benar gila. Tadi... sepertinya dia bahkan tidak melepas baju...
Wu Yuxuan akhirnya punya tenaga untuk bangun, melompat dengan satu kaki ke kamar mandi. Membersihkan bekas-bekas yang ditinggalkannya di tubuhnya, yang paling parah adalah dia sepertinya lagi-lagi meninggalkan "barangnya" di dalam rahimnya.
Brengsek!
“Lagi-lagi mau menyuruhnya minum obat.”
Saat Wu Yuxuan selesai membersihkan diri dan keluar, Su Nanfeng yang tidur di ranjang rumah sakit juga sudah bangun. Tubuhnya terasa segar, pakaiannya rapi, sama sekali tak terlihat seperti orang yang baru saja mengamuk.
Wu Yuxuan menghindari tatapan langsungnya. Dia membereskan barang-barang di meja samping ranjang, sementara Su Nanfeng berdiri di belakangnya menahan tangannya, "Mau ngapain?"
“Keluar dari rumah sakit.”
“Luka kakimu belum sembuh, tinggal dulu di sini.”
Wu Yuxuan melepaskan genggamannya, "Perawat bilang tempat tidur rumah sakit tidak cukup. Kalau lukaku sudah membaik, lebih baik mengurus proses pulang."
Sebenarnya dari awal dia tidak mau dirawat inap, Su Nanfeng-lah yang memaksanya. Menyia-nyiakan sumber daya bukanlah kebiasaannya.
Su Nanfeng tiba-tiba bertanya, "Perawat? Kapan datangnya? Kenapa aku tidak tahu?"
“Baru saja...” Wu Yuxuan reflek menjawab, tapi begitu kata-katanya meluncur dia menyadari kesalahan dan menelan kembali ucapannya.
Su Nanfeng tidak berniat menghentikan topik ini. Senyum nakalnya terus bermain di bibir, "Baru saja kapan? Aku sama sekali tidak ingat. Bagaimana kalau... kamu bantu aku mengingat-ingat..."
Kata-kata ambigunya membuatnya ingin marah. Melihat wajah tampan yang semakin mendekat, dia mendorong kepala Su Nanfeng dengan tangan, "Jauh-jauh dariku! Lihat saja sudah bikin kesal!"
Su Nanfeng tiba-tiba memegang bahunya dan memutarnya menghadap. Dengan mengangkat dagu Wu Yuxuan, desisnya, "Loh? Habis pakai langsung kabur? Tidak semudah itu!"
Wu Yuxuan melepaskan diri dengan susah payah: "Lalu apa lagi yang kau mau?"
Su Nanfeng menghampiri dengan tubuh tinggi besar, mengurungnya di antara dinding dan lengannya, "Tentu saja bertanggung jawab."
"Cih!" Tanggung jawab apa lagi, Wu Yuxuan berusaha mendekatkan tubuhnya ke dinding menjauhi aura pria itu, berusaha terdengar natural: "Laki-perempuan sukarela sama-sama, aku tak memaksamu."
Urat di pelipis Su Nanfeng berdenyut, "Wu Yuxuan, kali ini kau yang mendorongku duluan!"
"Lalu kenapa?" Wu Yuxuan hanya bisa menyalahkan sinar matahari cerah yang menciptakan suasana terlalu romantis, "Kebetulan aku butuh, dan kau laki-laki. Prinsip jarak dekat, malas cari yang lain. Kalau kau tidak mau, aku bisa cari pria lain."
"Apa yang kau katakan!!!"
Wu Yuxuan menarik napas dalam-dalam, memberanikan diri: "Ini cuma kesalahpahaman. Kita kan dewasa. Jangan-jangan kau masih perasa? Tidak mungkin... Tadi yang bersemangat kan kau!"
Mata Su Nanfeng menyipit, menyembunyikan bahaya di dalamnya, "Apa maksudmu sebenarnya?!"
Menatap wajah sangar pria itu, Yu Xuan menjawab tenang: "Tuan Su tidak paham? Maksudku, kita cuma teman kencan, itupun sekali pakai. Sudah jelas?"
Begitu kata-katanya selesai, udara di ruang rumah sakit langsung membeku. Su Nanfeng mengamuk, "Kalau aku menolak?"
"Sebut harganya."
“Kau!!” Tinju Su Nanfeng menghantam dinding dengan keras, membuatnya kaget. Dia berkata: “Wu Yuxuan, kau benar-benar hebat! Tapi... aku bukan orang yang bisa kau beli.”
“Belum tentu.”
Su Nanfeng tidak menjawab, hanya menatapnya dengan tatapan tajam yang seakan ingin menembus relung hatinya. Setelah lama terdiam, akhirnya bibirnya bergerak, “Aku setuju.”
Hah?
Perkataannya yang tiba-tiba membuat Wu Yuxuan tak langsung paham.
Su Nanfeng tersenyum jahat, “Bukan mau jadi teman kencan panas? Aku setuju. Mulai sekarang kita resmi jadi teman kencan panas.”
“...” Wu Yuxuan gelisah. Bisakah dia dengar intinya?? Yang dia maksud cuma sekali... SEKALI!! “Bukan, Su Nanfeng, maksudku sebenarnya aku... Mmph...”
Bibir Su Nanfeng menyumbat mulutnya, menelan semua kata yang belum sempat diucapkan. Setelah memberinya sensasi geli yang menggetarkan, dia berbisik: “Aku pasti akan berusaha keras menjadi teman kencan panas yang memuaskan.”
Setelah keluar rumah sakit, Wu Yuxuan menelepon ketua timnya untuk mengajukan cuti dua hari lagi. Sang ketua menyuruhnya beristirahat total sampai kaki sembuh betul.
Selama dua hari itu, mobil Su Nanfeng terparkir di bawah apartemen Shuǐyún Jiàn, membuatnya sama sekali tidak berani keluar rumah.
Pagi hari dua hari kemudian, Wu Yuxuan berusaha kabur lebih awal untuk menghindari Su Nanfeng. Saat mengintip dari lantai satu dan melihat mobil itu masih terparkir tak jauh, hatinya langsung remuk redam.
Gila apa sih Su Nanfeng ini.
Tidak ingin berurusan lebih lama dengan Su Nanfeng, Wu Yuxuan memilih keluar melalui pintu belakang. Awalnya dia mengira bisa menghindarinya dan pergi bekerja dengan tenang, tapi ternyata pintu belakang Shuiyun Jian juga dihadang seseorang.
Orang itu tak lain adalah Lin Ci, putra kedua Keluarga Lin yang sedang naik daun belakangan ini.
Tubuh atletis Lin Ci yang tinggi menjulang bersandar di mobil mewahnya, membuat siapa pun yang melihatnya tak bisa mengalihkan pandangan. Wu Yuxuan berjalan mendekatinya, "Ershao Lin..."
Lin Ci tersenyum, "Tak ada yang menemani sarapan, bagaimana kalau kita bersama?"
Wu Yuxuan tersenyum kaku. Putra kedua Keluarga Lin tak ada yang mau temani sarapan? Dia pasti tidak percaya. Jelas-jelas ini sengaja menghadangnya. Tapi menghadapi undangan semangat itu, dia tak bisa menolak dan terpaksa naik ke mobilnya.
Lin Ci membawa Wu Yuxuan ke Yipinju.
Yipinju adalah restoran bubur legendaris berusia ratusan tahun. Buburnya ringan dan harum, sangat cocok untuk kesehatan. Tapi harganya terlalu mahal untuk kantong Wu Yuxuan.
Lin Ci memesankan bubur premium untuk menghangatkan perutnya. Wu Yuxuan menunduk menyendoki perlahan, gerakan anggunnya membuat Lin Ci terkesima, "Tak kusangka kau punya aura putri bangsawan."
Tangan Wu Yuxuan gemetar. Matanya menatap bingung ke Lin Ci. Jangan-jangan dia sudah menyelidiki sesuatu... Tapi sepertinya tidak mungkin. Fakta bahwa dia adalah putri kandung Keluarga Gu mungkin bisa terungkap oleh kemampuan Su Nanfeng, tapi dengan kemampuan Lin Ci seharusnya tidak semudah itu.
Wu Yuxuan tersenyum tipis menutupi kegelisahan dalam hatinya, "Dulu saya pernah mengikuti kursus etiket putri bangsawan, toh pekerjaan penjual properti memang membutuhkan soft skill yang mumpuni untuk negosiasi."
"Begitu ya." Lin Ci mengangguk, lalu bertanya lagi, "Kalau penjualan propertimu sudah bagus, kenapa tiba-tiba pindah pekerjaan?"
"Terlalu lama di pekerjaan yang sama membuat jenuh. Ingin coba lingkungan baru dan suasana hati yang berbeda."
"Benarkah?" Ekspresi Lin Ci rumit, matanya menatap tajam Wu Yuxuan seolah mencari celah kebohongan di balik ketenangannya. Entah karena kemampuannya menyembunyikan perasaan atau memang jujur, tak ada yang tercium. Ia menarik kembali pandangannya, "Kabarnya sekarang kamu bekerja di bidang pernikahan."
