Bab 066 Eksploitasi Tenaga Kerja
Wu Yuxuan yang tenggelam dalam gelombang nafsu tiba-tiba mendengar namanya disebut bersama Lin Ci, semangatnya langsung layu bagai disiram air dingin. Matanya membelalak: "Su Nanfeng, kamu gila! Hubunganku dengan Lin Ershao bersih, tidak ada apa-apa!”
Tidak ada apa-apa? Su Nanfeng memandang wanita yang merekah bak bunga di pelukannya, pikirannya melayang pada bayangan apakah dia juga terlihat sememikat ini di depan Lin Ci. Ingatannya pada telepon Lin Ci dan senyum manisnya pagi tadi membuat hati penuh kecemburuan. Dorongannya semakin gila-gilaan di sela pahanya, dia harus membuatnya ingat, ingat selamanya bahwa dia hanya miliknya!
“Mulai sekarang jangan temui Lin Ci lagi, janji padaku.”
“Su Nanfeng, aku bukan propertimu...ah...pelan-pelan...”
Setelah Su Nanfeng memberikan tusukan dalam yang keras padanya, tiba-tiba dia menarik diri dari terowongannya, menggesek-gesekkan "besi panas"-nya di sekitar pintu masuk sungainya. Kekosongan mendadak dalam tubuhnya membuatnya tidak nyaman, dia mengangkat pantatnya menyodorkan pintu masuk itu ke hadapannya, tapi dia mencengkeram pinggangnya mencegahnya maju, "Wu Yuxuan, katakan kau hanya milikku, ucapkan dan akan kuberikan."
Sambil berbicara, dia menggesekkan kepala Mr. Su yang keras seperti batu ke bintik sensitifnya yang runcing. Gemetar tak tertahankan menyergapnya, dia menggigit bibir: "Su Nanfeng, dasar brengsek kau! Cepatlah..."
Dia hampir tidak tahan lagi, merindukan untuk dipenuhi olehnya.
Tapi Su Nanfeng tetap tak melanjutkan karena belum mendengar jawaban yang memuaskan. Sungguh dia merasa hampir sekarat dihajar siksaan pria ini, akhirnya dengan gigitan bibir mendorongnya keras, "Dasar brengsek, enyahlah kau, aku tak butuhmu lagi."
Wu Yuxuan baru saja ingin turun dari meja kerja, tiba-tiba tubuhnya didorong jatuh lagi. Kedua tangannya mencengkeram pinggangnya, membuka pahanya, lalu menikam masuk dengan kasar. Kekuatan penetrasinya penuh hukuman, setelah dihantam kerasnya, tak sanggup menahan kegarangannya, dia menjerit "Nnn...ah!" tak tertahan.
Kedua kaki Wu Yuxuan menendang-nendang di udara, "Su Nanfeng, keluarlah kau! Keluar!"
Su Nanfeng menopang kakinya yang terlipat, mendorongnya hingga menekan dada wanita itu. Ia meluruskan tubuh dan mengerahkan semua tenaga di pinggangnya, menubruk lebih ganas ke dalam tubuhnya.
Tangan Wu Yuxuan mencengkeram ujung meja kerja erat-erat. Tubuhnya gemetar diterjang hantaman. Di antara rasa sakit dan kenikmatan, malu dan rindu, matanya berkaca-kaca sambil terengah-engah, "Berhenti...mm...cepat..."
Ia sudah tak sadarkan diri.
"Sial!" Keringat sebesar kacang kedelai mengucur di dahi Su Nanfeng. Saluran vaginanya mencengkeram 'Xiao Su Su' terlalu kencang. Ia menggesek dinding dalamnya tanpa henti sambil menggerutu, "Goblin kecil, terlalu ketat!"
Meski posisi ini memberi Su Nanfeng kenikmatan maksimal, tenaganya terkuras habis. Setelah beberapa lama menubruk tak henti, ia merebahkan wanita itu. Pantatnya menempel di meja kerja, kaki diangkat ke bahunya. Setiap hantaman keras hanya menyisakan suara "mm..." dari bibirnya.
"...Aku tak tahan! Tak tahan lagi..." Wu Yuxuan yang sudah babak belur tak kuasa menahan serangan bertubi-tubi ini, hampir pingsan diterjang kekejamannya.
Su Nanfeng tidak menghiraukan permintaannya, terus menggerakkan pinggulnya untuk melepaskan seluruh energi berlimpahnya ke dalam tubuhnya. Saat ini, satu-satunya pikiran di kepalanya adalah: menghancurkan sikap keras kepala terkutuknya, merebut hatinya.
Otak Su Nanfeng kosong membingungkan, hanya ingin dia segera mengakhiri ini, "Cepat berhenti..."
"Gadis baik, sebentar lagi selesai, sebentar..." Siapa yang menyuruhnya selalu begitu sempurna, membuatnya tak pernah puas meski sudah berkali-kali menikmatinya, benar-benar tenggelam dalam dirinya.
Su Nanfeng mendorong-dorong dengan ganas, membuatnya menjerit-jerit kebingungan, "Cepat..." Dia tak tahu apa yang sedang diteriakkan dan diperbuatnya, hanya merasa terus diantarkan ke surga berkali-kali, ditenggelamkan gelombang gairah yang datang silih berganti.
Dia menggenggam erat payudara saljunya, memandang ekspresi antara kesakitan dan kepuasan di wajahnya, pinggang dengan Xiao Susu terus masuk-keluar di antara pahanya tanpa henti.
"...Hmm...jangan...berhenti..."
Su Nanfeng mengerahkan seluruh tenaga untuk dorongan terakhir, dengan gerakan pinggulnya yang mengikuti ritme.
Tiba-tiba, Wu Yuxuan menggetarkan bibirnya, menjerit gemetar, "Ah--" Cairan panas di lorong vagina mengalir deras seperti banjir bandang yang tak terbendung.
Di bawah siraman cairan panasnya, Su Nanfeng perlahan tak bisa menahan diri. Ia kembali meningkatkan kecepatan, setelah puluhan kali gesekan bolak-balik, seluruh tubuhnya menggigil dingin. Sensasi nikmat yang asam dan sejuk merambat dari tulang punggungnya, cairan panasnya menyiram bagian terdalamnya, membuatnya gemetar seperti tersengat listrik.
Setelah menerima dua kali 'nyanyian sukacita' berturut-turut dari Su Nanfeng, tubuhnya mencapai titik kelelahan ekstrim. Andai bukan karena kekhawatiran akan konsekuensi jam kerja, ia benar-benar ingin tertidur lelap di kantornya.
Saat Wu Yuxuan membersihkan diri dengan tisu dan berpakaian rapi hendak meninggalkan kantornya, ia berkata: "Tuan Su tak perlu khawatir, saya akan minum obat."
Kaki Wu Yuxuan terasa lemas seperti kapas saat kembali ke meja kerjanya. Rekan-rekan lain di perusahaan yang melihat bulu matanya masih menggantung butiran air mata, semua enggan mendekat untuk berbicara, takut menyentuh luka hatinya.
Sejak saat itu, beredar rumor di perusahaan: Wu Yuxuan dipanggil ke kantor direktur utama selama lebih dari tiga jam karena kesalahan kerja, sampai-sampai matanya bengkak oleh tangisan.
“Setelah ‘diberi ceramah’ oleh Su Nanfeng selama tiga jam, pada sore harinya pengumuman hukuman terkait kesalahan kerja Wu Yuxuan yang menyebabkan kerugian perusahaan segera turun. Mempertimbangkan statusnya sebagai karyawan baru dan kinerja baik selama masa magang, perusahaan bersedia memberi kesempatan lagi dengan memotong gajinya selama satu bulan, serta menugaskannya untuk bekerja sama dengan desainer pernikahan perusahaan dalam menyelesaikan perencanaan pernikahan Chen Xue dan An Bin sebagai ganti rugi.”
Untuk mencegah Chen Xue membuat masalah lagi, Su Nanfeng secara pribadi menunjuk desainer terbaik perusahaan – Han Lin, ketua tim kedua Wu Yuxuan – sebagai penanggung jawab perencanaan pernikahan ini.
Pekerjaan desainer pernikahan terlihat mudah, namun asistennya justru kewalahan. Terutama dalam perencanaan pernikahan Chen Xue dan An Bin yang tidak hanya dikejar deadline, tetapi juga harus memenuhi segudang permintaan rewel dari mempelai, membuat Wu Yuxuan kelelahan.
Baru saja menyerahkan sampel gaun pengantin desain Han Lin ke studio mitra, Wu Yuxuan membeli sebotol air di kios pinggir jalan. Setelah menyegarkan diri, dia mengeluarkan ponsel dan membuka WeChat.
Tadi di studio dia sudah mendengar notifikasi WeChat masuk. Sekarang saat membuka, ternyata ada pesan suara dari Xia Tian yang langsung diputarnya satu per satu:
"Sayangku, sedang sibuk apa akhir-akhir ini? Kenapa tidak menjengukku? Aku sangat merindukanmu."
“Rasanya tidak biasa tanpa kamu di perusahaan, ih. Dengar ya, tim elit yang dipimpin Lin Shanshan sekarang kayak pakai cheat, semua properti yang mereka tangani ludes diborong orang.”
“Wkwk, Lin Shanshan ini makin jago saja. Posisi Menteri bakal tergeser nih. Kalau terus begini, pasti dia bisa gulingkan Menteri.”
Pesan terakhir Xia Tian dikirim langsung via teks, mungkin takut didengar rekan lain: "Sejak dia pimpin tim elit, semua pencapaian penjualannya murni dari kerja keras. Ga pake jual tampang lagi. Anehnya, sekarang aku malah ga benci Lin Shanshan. Aku rasa dia keren banget! Akhirnya aku ngerti kenapa dulu kamu kagum padanya. Beneran jago di bidang sales."
Wu Yuxuan membalas chat Xia Tian sambil tersenyum, menceritakan kondisinya termasuk ulah Chen Xue yang sengaja menyulitkan. Tapi reaksi Xia Tian malah: "Kamu diminta bantu leader desain pernikahan Chen Xue? Ya ampun, sayang! Kamu beruntung! Cepat ngaku skandal sama bosmu, pengakuan tulus akan diberi keringanan!"
Wu Yuxuan bingung membaca balasan Xia Tian. Mana ada indikasi skandal dengan bos??
Xia Tian menanggapi: "Bosmu menyuruhmu belajar dari desainer wedding top perusahaan. Dikasih fasilitas segitu tapi bilang ga ada skandal? Ngibulin balita ya?"
Setelah diingatkan oleh Xia Tian, kepala Wu Yuxuan tiba-tiba menjadi terang. Belakangan ini dia fokus membantu Han Lin, belajar teori dan pengalaman desain Han Lin yang memberinya banyak inspirasi.
Wu Yuxuan bersikap keras kepala dan membalas Xia Tian: Meskipun benar, tetap tidak bisa menutupi eksploitasi tenaga kerjanya!
