Chapter 074 Kambuh lagi?!
Wu Yuxuan yang ditarik Su Nanfeng hingga duduk, kepalanya tepat menghadap "Xiao Susu" di antara pahanya. "Xiao Susu" yang sedang tegak berdiri itu membuat bibir mungilnya tanpa sengaja menyentuh ujung kepala "Xiao Susu".
Mendengar suara kepuasan yang keluar dari tenggorokan Su Nanfeng, Wu Yuxuan langsung memerah mukanya...
"Su Nanfeng!! Kau brengsek besar!" Wu Yuxuan mengatupkan bibirnya, memalingkan wajahnya ke sisi lain, menolak melihat ekspresi puas di wajahnya saat ini.
Tangan Su Nanfeng mencengkeram dagunya dan memutarnya kembali. Sambil memeluk tengkuknya yang sedikit terangkat, matanya menyipit dengan tatapan gelap yang mengunci dirinya. Jantungnya berdebar kencang, tiba-tiba merasa seperti ditarik ke dalam jurang olehnya. Bibirnya gemetar, "Su Nanfeng, apa lagi yang kau rencanakan?"
Tatapan dalam Su Nanfeng masih menancap padanya, sudut bibirnya melengkung dengan kecut yang mengejek. "Bukankah kau yang paling tahu apa yang ingin kulakukan?"
"Bisa tidak kita berhenti, aku terlalu lelah, dan... aku tidak bisa menahan, aku harus ke toilet." Mata bening Wu Yuxuan dipenuhi kepanikan. Ia ingin mendorongnya, tapi tak ada tenaga tersisa.
Senyum licik seperti rubah mengembang di bibir Su Nanfeng. "Aku akan menggendongmu, dengan apa kau akan membalas jasaku?"
Tubuhnya gemetar. Niatnya jelas sekali - ingin menggunakan dirinya sendiri sebagai balasan...
Wu Yuxuan membantah, "Su Nanfeng, bisakah kau mengendalikan diri, aku... hmm..."
"Bibir Su Nanfeng tiba-tiba menyergap, menyerbu bibir lembutnya. Lidahnya yang dominan terus-menerus merebut dan melilit lidah mungilnya, menyedot manisnya dengan rakus."
"Hmm... jangan..." Wu Yuxuan yang sudah kehabisan tenaga tak bisa melepaskan diri dari kungkungannya. Karena keduanya telanjang, dia bisa merasakan dengan jelas Xiao Susu sedang menggesek kulit lembut perutnya.
Telapak tangan besar merayap dari tulang selangkanya, menggenggam buah dada putihnya yang lembut, menggosok dengan kasar hingga meninggalkan jejak merah di atas salju.
"Jangan! Berhenti, berhenti... Baiklah, aku setuju, aku setuju..."
Tiba-tiba, Su Nanfeng yang sedang menggila di tubuh Wu Yuxuan menghentikan semua gerakannya. Saat lidahnya meninggalkan bibirnya, seuntai benang perak tergantung di antara mereka, sebagian menetes ke kulit putihnya yang berkilauan.
"Gadis baik, mulai sekarang kapanpun aku mau, boleh ya..."
Wu Yuxuan menggigit bibir, "Ya... boleh..." Dia kalah, sepenuhnya dikalahkan oleh kelakuan tak tahu malunya Su Nanfeng.
Sekonyong-konyong, Su Nanfeng menggendongnya ke kamar mandi dan menaruhnya pelan di toilet. Sebelum pergi, dia masih sempat mencium pipinya.
Setelah urusan besar teratasi, Wu Yuxuan berjalan tertatih sambil berpegangan dinding dan menjatuhkan diri kembali ke kasur. Sungguh melelahkan.
“Baru saja dia berbaring, tubuh Su Nanfeng menindihnya. 'Sayang, sekarang giliran menyelesaikan masalahku.' Sambil mengatakan itu, dia mengangkat pinggulnya, menekankan 'Xiao Susu' yang keras seperti besi ke area lembut dan sensitifnya, membuatnya merasakan hasratnya.”
“'Su Nanfeng, kamu!——'”
“'Janjimu tadi begitu cepat dilupakan?'”
“Wu Yuxuan menahan tubuh tinggi itu dengan kedua tangannya. 'Tidak lupa, tapi bisakah tidak sekarang? Aku sangat lelah, biarkan aku tidur sebentar, ya?'”
“Malam ini dia sudah dihabiskannya sekali hingga kelelahan, baru tidur kurang dua jam dia sudah menginginkan lagi. Tubuh mungilnya mana mungkin menahan permintaan kuatnya yang berulang-ulang ini.”
“Su Nanfeng mengabaikan penolakannya. Bibir dan lidahnya yang penuh kekuatan menindih bibirnya, menggulung lidahnya hingga mati rasa.”
“'Tidak! Jangan sentuh aku lagi, kumohon, kumohon...' Kepalanya bergoyang menghindari ciumannya.”
“Su Nanfeng tak menyerah. Bibirnya berpindah ke salju putihnya, menggigit butiran merah kecil di sana. Lidahnya menjilat, gigi menarik lembut, menciptakan suara decak yang sangat mesra.”
“Wu Yuxuan menggeleng: 'Jangan,... mohon... hiks...'”
Su Nanfeng mengulum puncak kemerahan yang lunak miliknya dengan bibir tipis yang membara, tangannya menggenggam salju berkilauannya dan terus meremas. Getaran menggigil menyusup ke seluruh sel tubuhnya hingga ke sumsum tulang, membuatnya gemetar hebat.
“Malam ini lepaskan aku, ya...”
Bibir Su Nanfeng telah menempel, menelan semua suaranya ke dalam mulut. Lidahnya menerobos masuk ke mulut kecilnya, menjilati setiap sudut, sebelum akhirnya melilit lidah mungilnya dan menghisapnya...
Wu Yuxuan panik menghindari gempuran nafsunya, tapi tak ada tempat berlari. Terpaksa ia menerima ciuman itu, sementara tangan besar itu menggenggam dua gundukan salju, terus-menerus meremas dan memijatnya hingga berubah bentuk.
“Jangan...”
Jari Su Nanfeng menjepit puncak kecil itu dan mulai bermain-main, memutar dan menariknya hingga hasrat membara menyergap. Ia tertawa rendah penuh makna, “Sayang, kamu... sungguh mempesona...” Tenggorokannya berdesir saat menunduk menyergap salju putihnya, seluruh puncak merah muda itu masuk ke dalam mulutnya, dihisap oleh lidah yang lihai.
Butiran kecil di lidah Su Nanfeng menggosok puncak merah mudanya. Sensasi aneh yang tak terkatakan itu memicu gelombang di celah sungainya.
"Dia mengulum ujung merah muda kecilnya dan melancarkan serangan yang lebih ganas. Gelombang panas yang bertubi-tubi membuat tubuhnya lemas dan melunak. Melihat lidahnya menjilati bagian merah muda lembut itu, jantungnya berdebar kencang. Rintihan tak tertahankan dari mulutnya menunjukkan hasrat yang membara."
"Aduh, siluman kecil..."
"Mmm, jangan lagi..."
"Tangan Su Nanfeng terus membelai kelembutannya. Adegan yang menggairahkan itu menghantam indranya. Detak jantungnya yang tak beraturan seakan ingin melompat keluar dada. Tak ada lagi tenaga untuk melawan selain mengeluarkan suara menggoda yang membuat gatal hati."
"Rintihan Wu Yuxuan bagai genderang perang yang mendorongnya maju. Dengan sikap menggoda, jarinya mengusik kuncup kecil di antara pahanya."
"Wu Yuxuan berusaha mendorong untuk mengusir tangannya, tapi sia-sia. Justru dalam usahanya mendorong, jari-jarinya semakin terhisap erat."
"Keluar... cepat keluar... kumohon keluarlah..."
"Wu Yuxuan meronta-ronta ingin menghentikan invasinya. Tapi di bawah serbuan yang terus menerus, tubuh mungilnya tak kuasa menahan kenikmatan dari perlakuan kasar ini. Suara mendesah menggoda pun tak terbendung."
"Siluman kecil, kau membuatku gila."
Sorotan mata Su Nanfeng yang membara menyapu setiap inci kulit saljunya. Tubuh moleknya bagai giok terbaik, sentuhan sekilas saja membuat orang tak rela melepaskannya, hampir-hampir ingin melahapnya bulat-bulat untuk memuaskan dahaga.
Wu Yuxuan baru saja membuka mulut untuk berbicara ketika bibirnya sudah dicaplok olehnya. Lidahnya mengobrak-abrik rongga mulutnya, memicu gairah membara.
"Mm... jangan begini..." Lidahnya menerobos masuk, aroma khasnya memenuhi mulut dan langsung menyergap otaknya, membuatnya limbung dalam dekapan api nafsunya.
"Ah..." Seperti tersengat listrik, tubuh Wu Yuxuan bergetar hebat, nyaris meleleh di bawah ciumannya.
Bibir Su Nanfeng melengkung licik, "Sayang, berikan padaku..."
