075 KATAKAN KAU MENGINGINKANKU!
Benda besar Su Nanfeng menancap keras ke dalam tubuhnya. "Ah!" teriaknya kaget, tubuhnya menegang tak berani bergerak. Saat pinggangnya mulai bergerak berirama, dia menggeliat ingin lolos dari siksaan, "Lepaskan... hiks..."
"Sst, tahan sebentar..."
"Mmm..."
Gerakan awal Su Nanfeng pelan-pelan. Lama-kelamaan, nafsunya bagai binatang buas yang melesat ganas. Gesekannya di dinding rahimnya memicu gelombang panas dan sentakan listrik, sementara liang perempuannya mencekram erat benda besar itu.
"Oh… Sayang, terlalu ketat..." Su Nanfeng menjerit kegirangan, butiran keringat sebesar kacang menggenangi dahinya, "Jangan terlalu kencang… Oh…"
Tempat penyatuan mereka terkunci erat, tangannya meraih area yang menyatu dan memijat-mijat kuncup kecil, membuatnya tak bisa menahan erangan. Tapi... bukankah dia sudah ada di dalam? Mengapa perasaan hampa itu masih menyiksa? Dengan panik ia menggeliat, gesekan dari gerakan itu akhirnya mengisi kekosongan hatinya. Merasakan kenikmatan, ia mulai menggeliat lebih cepat...
Su Nanfeng mungkin menangkap sinyalnya, mulai melakukan dorongan-dorongan keras.
"Jangan, terlalu cepat..."
Tangan Su Nanfeng mencengkeram lengkungan saljunya dengan kasar, mendorong hingga matanya terbalik putih. Melepaskan salju berkilauannya, ia sedikit mengangkat kepala memandangi sorot mata basahnya yang telah dipenuhi gelora nafsu. Dengan senyum percaya diri, ia berkatakan tegas: "Kamu yang menginginkannya."
Tangan besarnya mengurung kedua pergelangan tangannya dan mengangkatnya di atas kepala. Sorot mata membara itu tertuju pada tonjolan di hamparan salju putihnya. Tangan itu menggenggam bukit saljunya, mendorong daging di kedua sisi hingga terkumpul di lembah tengah. Tubuhnya merunduk menyantap kuncup merah muda, lidahnya menjilati puncak yang menonjol. Buah saljunya segera basah oleh air liurnya, sementara kuncup merah muda itu mengeras dibawah sentuhannya.
"Mmm...sangat menggigit..." Wu Yuxuan menutup matanya di bawah permainan lidahnya, merasakan getaran lembut dari "salju berkilau" (payudara), jari-jari kaki melengkung, kerinduan yang telah lama terpendam di hatinya seluruhnya dibangkitkan olehnya, tenggorokannya mengeluarkan erangan rendah.
Su Nanfeng menghentikan permainan lidahnya, mengangkat kepala memandangnya, "Gadis baik, mau aku memperlakukan mereka dengan kasar?"
Dia menggelengkan kepala sekuat tenaga, "Tidak...tidak mau...aku tidak tahan..."
Bibir merah muda Wu Yuxuan kembali disumbatnya, lidah panasnya menjerat lidah kecilnya, menghisap wewangian dari mulutnya, tubuh perkasanya menindih berat di atas tubuhnya, otot dada kekarnya membuat "salju berkilau" (payudara)nya benar-benar berubah bentuk, ciumannya membuatnya sesak nafas bagaikan serigala lapar yang tak pernah kenyang.
Setelah ciuman yang terlalu lama, Su Nanfeng akhirnya melepaskan bibirnya, dia terengah-engah menghirup oksigen segar, dalam tarikan nafasnya, dua gumpalan "salju berkilau" di dadanya naik turun mengikuti nafas, sementara "gerbang rahasia" (vagina) paling sensitifnya bisa merasakan dengan jelas benda besar miliknya yang terus membesar, seakan ingin menembus dalam ke "gerbang rahasia"-nya.
Wu Yuxuan menggeliatkan pinggangnya ingin menjauhi panasnya, tapi tubuhnya tertindih mati olehnya, upaya menghindarnya sama sekali sia-sia.
Jari telunjuk dan jari tengahnya mencubit butiran kecil yang menonjol di tubuhnya yang lembut, terus menggosok bolak-balik, terkadang menjilat dengan ujung lidah secara nakal. Sensasi asam dan geli membuatnya tak kuasa mengeluarkan rintihan.
Su Nanfeng tertawa genit sambil memandang tubuhnya yang gemetar, "Gadis baik, lihat, aku sedang menganiaya mereka..."
"Hmm... jangan, berhenti main-main..."
Wu Yuxuan menggigit bibirnya mati-matian agar tak bersuara, namun tetap tak bisa menahan serangan kelembutan dari kedalaman hatinya. Gelombang kenikmatan yang datang jelas mengatakan padanya bahwa dia menginginkan ini, menginginkan dia untuk lebih keras, lebih kejam dalam menganiaya...
Su Nanfeng selesai mempermainkan salju putihnya lalu menarik diri dari tubuhnya. Kaki panjangnya diangkat tinggi, jari jahatnya merayap dari pinggang menuju gerbang rahasia yang telah basah kuyup, menggoda sumber peach blossom-nya.
Sensasi yang ditimbulkan Su Nanfeng membuatnya tersiksa namun kurang puas. Pantat mungilnya tak kuasa bergoyang mengikuti gerakan tangannya. Tanpa sadar dia melengkungkan pinggang, mendorong gerbang rahasianya beberapa senti ke arah tangan itu agar jari panjangnya masuk lebih dalam.
"Ugh—Su Nanfeng—jangan—jangan siksa aku lagi, jangan..."
Mendengar kata-kata Wu Yuxuan, dia sudah memahami kerinduannya. Tiba-tiba jarinya ditarik keluar. Dia menatap ke atas dan berbisik, "Mau aku masuk?"
Kekosongan yang awalnya sudah tidak bisa dipenuhi hampir merenggut nyawanya, dengan ditariknya jari-jarinya, kekosongan itu semakin membesar, dia ingin, ingin dia memberinya lebih banyak lagi...
Tapi bagaimana mungkin dia mengucapkan kata-kata rayuan seperti ini?
Wu Yuxuan menggeliat mendekati sisi tubuhnya, menggesekkan liang kemaluannya pada Xiao Susu yang tegak dan keras miliknya.
Pinggang Su Nanfeng tiba-tiba melengkung menjauh darinya, kedua tangan menahan pahanya agar tidak bisa maju setapak pun, "Katakan, asal kau bilang kau menginginkannya, aku akan memberimu."
"Mmm, aku tidak... aku tidak... ah!!"
Su Nanfeng tiba-tiba menusukkan Xiao Susu-nya dalam-dalam, kepuasan yang tiba-tiba terisi itu hampir membuatnya sesak nafas.
Dia menarik kedua kaki perempuan itu hingga melingkari pinggangnya, memudahkan gerakan masuk-keluarnya, dorongan keras yang berirama disertai suara "tepuk-tepuk" dan desahan "ciut-ciut" basah mengecat ruangan dengan warna gelora nafsu.
Dorongannya begitu kuat membuat tubuhnya terus bergoyang, dada putih saljunya bergetar sendirian di udara mengikuti ayunan tubuh, napasnya mulai tersengal-sengal, "Lambat...kan..."
Tapi malah mendapat dorongan yang lebih keras darinya, tubuh kekarnya masuk keluar di antara pahanya, gesekannya membuat Jalan-nya terasa seperti terbakar, pantatnya yang bergoyang seolah ingin menghindar tapi sekaligus menyesuaikan gesekannya.
"Gadis baik, katakan kau menginginkanku, aku suka mendengarnya, ucapkan untukku."
"Mmm, aku tidak mau... Ah!... Lembut sedikit!"
"Katakan kau menginginkanku."
"Mmm, aku tidak... Ah!..."
Setiap penolakan Wu Yuxuan justru mendapat hukuman yang lebih ganas darinya, bertekad mendengar jawaban yang diinginkan dari mulutnya.
"Katakan kau menginginkanku, cepat!"
"Hiks—pelan, lembut, aku tidak kuat, kau membuatku... Ah!—"
Pinggang Su Nanfeng mengeras dengan dorongan brutal, menghantamnya keras, "Katakan kau menginginkanku!"
"Baiklah, baiklah, aku bilang..." Kekuatan Su Nanfeng benar-benar kejam, dia akhirnya menyerah, "Su Nanfeng, aku menginginkanmu, aku menginginkanmu, pelan sedikit... Aah!!... Bukannya kau janji akan pelan setelah aku mengatakannya?" Dorongan brutalnya tadi menyentuh bagian terdalamnya.
Sorot mata gelap memancar dari pria yang terus bergerak di atasnya, "Gadis baik yang menginginkan, pasti akan kukerahkan tenaga."
Su Nanfeng menusukkan Xiao Susu-nya sepenuhnya tanpa sisa, gerakan terus-menerus menusuk membuat kakinya gemetar tak berdaya terkulai di sisi pinggangnya.
Wu Yuxuan terengah-engah, dadanya naik turun tak beraturan, kesadarannya mulai memudar, "Su Nanfeng, apakah kamu sudah mau selesai? Aku tidak tahan lagi..."
Sekarang dia hanya ingin dia cepat sampai, cepat sampai, cepat sampai...
