Tujuan Chen Xue
Kemudian, sekali lagi serangan gila-gilaan yang tak terhitung jumlahnya. Entah sudah berapa kali Su Nanfeng menghujam, gelombang kenikmatan yang menyakitkan itu kembali menyapu kesadarannya.
"Pelan... pelan..." Rintihan Wu Yuxuan nyaris terbata-bata tersusun dari desahan, suara benturan tubuh bergema.
Xiao Susu Su Nanfeng tertanam hingga kedalaman maksimal vagina, dia bahkan bisa melihat tonjolan di perut kecilnya yang persis membentuk siluet Xiao Susu...
"Hmm... Kecil manis... siluman kecil..." Lelaki yang terus bergerak di atasnya pun tak sadar mengeluarkan desahan, pinggul besinya tak berhenti mengayun.
Saat pria dalam rahimnya mencapai klimaks, panas dan garang seperti binatang buas, pinggulnya mengaduk-aduk dengan gila hingga bagian dalamnya terus berkontraksi dan berdenyut. Tubuhnya mulai merasakan sensasi aneh yang meragukan, semburan cairan panas membuatnya gemetar nyaris menyerah.
Pinggang kokoh Su Nanfeng bergoyang-goyang di antara pahanya, besi membara yang terus dibasahi namun tak kehilangan semangat, malah semakin menancap dalam. Keringat membasahi tubuh kedua insan.
"Jangan, terlalu dalam, terlalu dalam..."
Su Nanfeng mengerahkan segala cara hingga membuatnya merintih. Seperti menghukum keras kepala perempuan itu, ia terus menggasaknya berguling dari ranjang ke kamar mandi, lalu terjerembab kembali ke tempat tidur... meninggalkan jejak birahi di mana-mana.
Di bawah eksploitasi berulang Su Nanfeng, cairan panasnya membanjiri rahimnya. Perempuan itu pun tersungkur pingsan...
*
Su Nanfeng duduk di ruang rawat inap Chen Xue, hatinya menolak keras keadaan ini.
Alisnya yang indah berkerut rapat, wajahnya yang dingin memancarkan hawa mengintimidasi, sorot mata dalamnya menyiratkan kilatan gelap, menatap tajam wanita yang terbaring di tempat tidur rumah sakit.
Chen Xue memandangi Su Nanfeng yang tiba-tiba muncul di kamarnya dengan mata berbinar, wajahnya memerah karena gembira akhirnya bertemu orang yang dirindukannya, memanggil dengan manja: "Tuan Su..."
Sejak mengetahui dialah pemilik sebenarnya perusahaan pernikahan MiYin, dia menyewa orang untuk menyelidiki semua informasi tentangnya.
Su Nanfeng, putra sulung Keluarga Su. Meski memiliki adik laki-laki dan perempuan, dialah ahli waris yang dipilih dan dilatih keras oleh ayahnya, Su Ming. Lagipula adik-adiknya itu anak dari selir, sama sekali tidak mengancam posisinya. Ditambah adik laki-lakinya itu playboy tulen yang gemar pesta, judi, dan wanita, sama sekali tidak dianggap oleh Su Ming.
Menurut investigasi Chen Xue, Su Nanfeng memiliki tunangan bernama Gu Jingwei yang katanya dijodohkan sejak dalam kandungan. Tapi mereka jarang terlihat bersama di publik, padahal sudah memasuki usia pernikahan namun tak ada perkembangan - jelas dia tak berniat menikahi Gu Jingwei.
Pria seperti dirinya yang kekayaannya menyamai negara, memiliki pengaruh di dunia hitam dan putih, serta belum memiliki skandal asmara sama sekali adalah impian setiap gadis yang merindukan cinta.
Chen Xue tahu betul bahwa Su Ming terus mendesaknya untuk segera menikahi Gu Jingwei dan memiliki anak untuk memenuhi impian sang nenek memiliki cucu. Jika dia bisa mengandung anaknya, maka mimpi masuk ke Keluarga Su sebagai nyonya muda pasti terwujud. Begitu menjadi nyonya muda Keluarga Su, kekayaan dan kemewahan tak akan pernah habis dinikmatinya.
Chen Xue kembali memandang Su Nanfeng. Fitur wajahnya tampan dengan garis tegas, hidung mancung sempurna, bola mata hitamnya bagai giok hitam bak karya seni ciptaan Tuhan yang tak bercacat. Meski mengesampingkan latar belakang keluarganya, penampilan fisiknya saja sudah cukup membuatnya terobsesi.
Dia menatap lelaki di depannya dengan penuh ketaatan, jantungnya berdegup kencang seolah ingin melompat dari dada. Dia membusungkan dada yang menjadi kebanggaannya, merapikan rambut dengan kedua tangan, dan menyunggingkan senyum menggoda yang sensual di bibirnya. "Tuan Su, aku sangat senang Anda mengunjungiku. Kekagumanku padamu sedalam lautan. Bisa dikunjungi olehmu, aku benar-benar..." Ucapannya terhenti penuh rasa malu. Lelaki mana yang tidak suka permainan perburuan? Jika terlalu aktif, dia akan diremehkan dan dianggap wanita murahan. Dengan memberi kesan samar, dia membuatnya merasa hampir bisa menaklukkannya tapi masih kurang sedikit. Saat nafsunya tergoda barulah dia akan menyerang, pasti langsung berhasil.
Chen Xue ingin bermain "kejar-kebut" dengan Su Nanfeng, tapi pria itu tak punya waktu untuk permainan. Langsung membuka topik: "Kamu sudah menikah dengan An Bin, seharusnya menjaga kesucian pernikahan."
Mendengar ini, Chen Xue paham Su Nanfeng sudah mengerti taktiknya. Tak perlu lagi berpura-pura, dia blak-blakan: "An Bin menikahiku karena aku hamil anaknya. Sekarang anaknya sudah tidak ada, pernikahan kami punah. Perceraian hanya masalah waktu, Tuan Su. Aku akan segera bebas."
Sorot mata dingin Su Nanfeng menyapu Chen Xue, sudut bibirnya melengkung penuh ejekan. "Kau pikir wanita sepertimu bisa masuk Keluarga Su?" hardiknya sambil menyeringai.
Begitu kata Su Nanfeng selesai, Chen Xue yang berbaring di tempat tidur tiba-tiba bangkit. Dengan gerakan lincah, ia membuka kedua kakinya dan menduduki paha pria itu. Sengaja menggeliatkan pinggangnya yang menggoda di area sensitifnya, bahkan menggunakan dadanya yang menggairahkan untuk menggesek-gesek dada kekarnya.
Chen Xue tentu paham maksud Su Nanfeng. Memang, statusnya tak sepadan dengan Keluarga Su. Apalagi ia perempuan cerai yang mustahil jadi nyonya sah keluarga tersebut. Tapi apa artinya? Nyonya rumah Keluarga Su sekarang pun bukan istri sah Su Ming, toh dihormati masyarakat. Yang ia butuhkan bukan surat nikah, tapi pengakuan lisan Su Nanfeng. Asal pria itu mengakuinya sebagai perempuan miliknya, siapa berani meremehkannya?
Karena itu sasaran utamanya adalah Su Nanfeng sendiri, bukan secarik kertas pernikahan. Dan untuk menjinakkannya lebih mudah: cukup hamilkan anak lelaki, maka segalanya tinggal menunggu keputusan Su Ming.
Sekarang Chen Xue hanya terobsesi satu hal: segera mengandung bayi Su Nanfeng, dan harus anak laki-laki!
Chen Xue menempelkan tubuhnya di dada kekar itu. Kedua lengannya merangkul leher Su Nanfeng. Lidahnya yang licin tak henti menjilat dan menciumi tulang selangkanya.
Siapa sangka rasa jijik Su Nanfeng sudah mencapai puncaknya. Tapi demi gadis kecil kesayangannya, ia harus terus bertahan...
Chen Xue terus menempelkan payudaranya yang lembut ke tubuh Su Nanfeng, berharap bisa membangkitkan nafsunya, "Tuan Su, aku ingin kau, maukah kau memilikiku? Aku akan melayanmu dengan baik, pasti sepadan dengan harga."
Su Nanfeng memandangnya dengan jijik, menahan rasa mual, "Aku tidak tertarik dengan sepatu usang, apalagi yang pernah mengandung anak lelaki lain!"
Perkataan Su Nanfeng bagai air dingin yang memadamkan mimpinya akan kehidupan mewah. Dengan dendam membara, Chen Xue menggigit bibir, "Tuan Su, ini salah paham. Sebenarnya aku tidak hamil, itu hanya kebohongan."
"Oh?"
Melihat keraguan di wajahnya, Chen Xue bersumpah, "Demi langit! Jika ada dusta dalam kata-kataku, biarlah aku mati mengenaskan!"
Braak!!
Chen Xue yang sedang menunggang paha Su Nanfeng tiba-tiba terpelanting ke lantai. Matanya berkaca-kaca memandang lelaki perkasa itu, "Tuan Su, kau..."
