Bab 79 Membongkar Konspirasi
Pintu kamar pasien terbuka mendadak. Sekelompok orang memasuki ruangan dipimpin Wu Yuxuan yang ingin dicabik-cabik Chen Xue, diikuti An Bin dan para bodyguard Su Nanfeng.
Begitu melihat mereka, Chen Xue langsung paham, "Kau mengatur segalanya." Sorot matanya menusuk Wu Yuxuan bagai belati.
"Chen Xue! Mengapa kau menipuku？!|" Teriakan An Bin menghujam seperti batu ke arah Chen Xue, matanya memandang layaknya pada orang asing yang tak dikenalnya, seolah wanita yang terempok di lantai itu bukan Chen Xue yang ia kenal.
Chen Xue merangkul kaki An Bin, "An Bin, jangan percaya mereka! Ini Wu Yuxuan, dialah pelakunya. Semua ini ulahnya! Dia sengaja mendorongku jatuh tangga untuk membunuh bayi kita dan menghancurkan pernikahan kita. Dia ingin merebutmu dariku, jangan termakan tipu muslihatnya!"
Dokumen bukti dari dokter penanggung jawab Chen Xue yang diberikan kepada Wu Yuxuan kini terkepal erat di tangan An Bin. Saat Wu Yuxuan pertama kali menunjukkan dokumen ini, ia sama sekali tak percaya Chen Xue bisa berbuat seperti ini. Dari ambang pintu kamar pasien, ia menyaksikan segalanya: istrinya yang mesra dengan pria lain, mendengar pengakuan sendiri bahwa kehamilannya hanyalah kebohongan. Hatinya meredup bagai es yang retak. Ironi pahit menyergap - pengorbanannya membela Wu Yuxuan dan diplomasi rumit dengan kedua keluarga demi memperistri Chen Xue, ternyata cuma lelucon kosong...
An Bin memandang istrinya dengan kekecewaan mendalam, "Chen Xue, sampai detik ini kau masih mau memutarbalikkan fakta. Apa sebenarnya maumu?!"
"An Bin, sayang, jangan tertipu Wu Yuxuan! Dia pembohong yang ingin memisahkan kita. Percayalah padaku, aku mencintaimu."
"Cintai aku?" An Bin tersenyum pahit, senyumannya penuh kepucatan. Ia mengeluarkan sebuah amplop dari saku, foto-foto di dalamnya bertebaran seperti kelopak bunga di atas kepala Chen Xue. Perempuan itu memandangi foto-foto yang berserakan di lantai, wajahnya langsung memucat. Tangannya bergegas menyapu dan menumpuk foto-foto itu dengan genggaman erat. Namun sekuat apapun ia menekan, tak sanggup menahan kebobrokan yang menguar dari setiap keping foto. Gambar-gambar yang berantakan itu memperlihatkan Chen Xue sedang bercinta dengan pria lain dalam berbagai pose dan lokasi, gairahnya menyamai film porno Jepang.
Wajah Chen Xue pucat bagai kertas, ia membantah keras: "An Bin, jangan percaya! Ini semua hasil editan komputer, palsu, bukan kenyataan! Ini bukan aku, orang di foto ini bukan diriku..."
Foto-foto di tangan An Bin diperoleh dari pria yang berselingkuh dengan Chen Xue di pernikahan mereka. Tak hanya foto, ada juga rekaman video yang hampir semuanya telah ditontonnya. Itu adalah istrinya... tega berselingkuh dengan pria lain... bahkan berani berkhianat di tengah upacara pernikahan mereka sendiri. Apakah perempuan ini pernah menganggapnya sebagai suami? Pernahkah ia mempertimbangkan perasaan suaminya? Perbuatannya telah menginjak-injak harga diri An Bin sebagai suami dan lelaki.
An Bin memejamkan mata lalu membukanya kembali. Setelah lama terdiam, ia berkata: "Chen Xue, karena kau ingin kabur dariku... mari kita bercerai. Aku akan melepaskanmu."
Jika Chen Xue berhasil menggoda Su Nanfeng, dia pasti ingin An Bin mengajukan perceraian lebih dulu dan akan langsung menyetujui tanpa pikir panjang. Namun situasi saat ini sepenuhnya di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka Su Nanfeng dan Wu Yuxuan sengaja menjebaknya. Rencananya untuk mendekati Su Nanfeng gagal, sementara An Bin menjadi jalan mundur terakhir yang tidak akan dia lepaskan dengan mudah.
Tatapan mengerikan Chen Xue tertuju pada Wu Yuxuan, sorot matanya yang merah darah dipenuhi kebencian dan kekejaman yang menakutkan. Semua ini karena Wu Yuxuan, seluruhnya gara-gara perempuan jalang ini! Jika bukan karena dia, bagaimana mungkin dia terjatuh ke jurang seperti ini...
Dia menyalahkan semua masalah pada Wu Yuxuan, "Wu Yuxuan, rencana licikmu tidak akan berhasil! Suatu hari nanti topeng kemunafikanmu akan dirobek dengan kasar! Perempuan jahat! Kau memakai siasat licik untuk memisahkan aku dan An Bin, nasib buruk akan menantimu!"
Wu Yuxuan tetap tenang menghadapi tuduhan tak berdasar Chen Xue, "Chen Xue, aku tidak pernah berniat menyakitimu. Aku hanya menuntut keadilan untuk diriku sendiri. Masih seperti yang kukatakan sebelumnya: Kejahatan yang berulang pasti akan menuai akibatnya!"
Wu Yuxuan selalu percaya bahwa langit punya mata, kebaikan akan dibalas kebaikan dan kejahatan akan mendapat hukuman. Bukan tidak dihukum, hanya waktunya yang belum tiba. Wajah Chen Xue pucat seperti mayat, matanya memancarkan aura pembunuhan mengerikan, "Wu Yuxuan, kau tunggu saja! Aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang!"
Wu Yuxuan masih ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh Su Nanfeng ke belakangnya. Seperti induk ayam melindungi anaknya, dia melindunginya dengan tubuh tinggi nan perkasa yang memberikan rasa aman. Melihat punggung lebar pria itu, tiba-tiba dia merasa ini adalah laki-laki yang bisa diandalkan. Dia berterima kasih pria ini selalu muncul di saat genting, bagai dewa pelindung yang diutus Tuhan.
Su Nanfeng menatap Chen Xue, mengucapkan kata demi kata dengan jelas: "Dia bukan orang yang bisa kau ganggu! Jika berani menyentuh sehelai rambutnya, sampai ujung dunia aku akan mengejarmu sampai mati!!"
Chen Xue geram. Mengapa? Mengapa?! Padahal dirinya lebih unggul dari Wu Yuxuan, tapi semuanya direbut si perempuan lacur itu! Baik An Bin yang biasa-biasa saja maupun Su Nanfeng yang luar biasa, semuanya membela si lacur kecil itu!
Chen Xue membenci. Benci sampai gigi gerahamnya gemeretak. Kebencian memenuhi hatinya - benci pada Wu Yuxuan, benci pada An Bin, benci semua orang. Dalam hati dia bersumpah: kelak semua yang pernah mempermalukannya akan berlutut di kakinya, diinjak-injak semaunya!
Kebenaran kasus keguguran Chen Xue sudah terungkap, tidak ada hubungannya dengan Wu Yuxuan. Su Nanfeng tak ada niatan terus berdiri di bangsal menonton drama. Tentang pernikahan Chen Xue dan An Bin, itu urusan mereka. Dari awal sampai akhir, yang dia pedulikan hanya gadis manisnya.
Su Nanfeng menarik Wu Yuxuan keluar dari rumah sakit dan masuk ke mobil. Ia memandangi si kecil manis yang diam membisu bersandar di kaca jendela, tangan lembutnya menepuk bahu gadis itu. "Ini kesalahan Chen Xue yang terlalu serakah, bukan kamu," ujarnya dengan nada menenangkan yang jarang terdengar.
Kasus keguguran Chen Xue sebenarnya adalah rekayasa Chen Xue sendiri untuk menjebaknya. Tentu saja ini bukan salahnya, tetapi keputusan Chen Xue mengambil risiko besar tetap menjadi pertanyaan baginya. Andai ia bisa lebih rendah hati dan membiarkan Chen Xue lebih sering menang, mungkin rasa iri Chen Xue akan berkurang?
Wu Yuxuan merenung sampai air mata mulai menggenang. Kepalanya menunduk mencari kenyamanan di pelukan Su Nanfeng. "Bagaimanapun, terima kasih banyak."
Su Nanfeng tersenyum tipis, hatinya terasa hangat. Sungguh langka mendengar ucapan terima kasih darinya.
Su Nanfeng mengantar Wu Yuxuan kembali ke vila. Ia harus segera ke perusahaan untuk rapat penting.
Wu Yuxuan berguling-guling di tempat tidur tak bisa tidur. Pikirannya bolak-balik antara Chen Xue dan Su Nanfeng. Dalam kasus Chen Xue, Su Nanfeng banyak membantunya. Rasa terima kasihnya tak terukur, seribu ucapan syukur pun takkan cukup. Tiba-tiba ia duduk tegak dari kasur dengan ide baru.
Ia ingin menyiapkan makan malam sebagai hadiah terima kasih untuk Su Nanfeng.
