Bab 084 Suka Dengan Proaktifmu
Su Nanfeng sudah melewati momen dorongan terkuatnya. Ia membuka kaki Wu Yuxuan, berdiri di antara pahanya. Batang kerasnya yang menjulang menekan di pintu masuknya, menggesek-gesek titik sensitifnya bolak-balik, tapi enggan masuk.
Wu Yuxuan yang tak terpuaskan merintih kesakitan. Rintihannya membuat setiap sel di tubuhnya berteriak. Ia tak bisa menunggu jawabannya lagi, hanya ingin masuk ke tubuhnya dan menguasainya dengan kasar.
Su Nanfeng memegang pinggangnya dan menghunjam dalam-dalam.
Sensasi penuh yang familiar kembali memenuhi dirinya. "Ah!" teriaknya kaget. Ia menyumbat mulutnya, lidahnya menjelajahi rongga mulutnya lama sebelum melepaskannya, berkata dengan genit: "Sayang, teriak begitu keras, mau mengundang orang lain menonton? Jika kamu mau, aku tak keberatan..." Sambil mengatakan itu, ia menghunjam keras lagi, membuatnya kembali menjerit "Ah!" bahkan lebih keras dari sebelumnya.
Wu Yuxuan tahu ia sengaja, tak tahan meliriknya dengan tajam.
Su Nanfeng tertawa, "Tidak puas dengan penampilanku ya?"
Setelah berkata begitu, dia langsung menutup mulut Wu Yuxuan dengan bibirnya tanpa memberi kesempatan menjawab. Sambil menelan liurnya, dia terus menggerakkan tubuhnya dengan kasar bolak-balik di dalamnya. Setelah beberapa kali dorongan, gelombang kenikmatan yang hampir menenggelamkannya tiba-tiba meluap. Dengan geraman rendah, dia membisik, "Gadis baik, bagaimana ini, aku mau sampai..."
"Jangan... jangan..." Wu Yuxuan berteriak mencoba mengusirnya. Dia tidak bisa membiarkan cairannya tertinggal lagi di dalam tubuhnya.
Ironisnya, Su Nanfeng yang jelas-jelas mengerti maksudnya sengaja memutarbalikkan kata-katanya. Saat dia terus meneriakkan "jangan", pria itu justru menarik diri dengan cepat dan mendadak.
Begitu dia menarik keluar, perasaan hampa yang menyiksa itu kembali menerpa, menghancurkan semua logikanya. Pikirannya kosong, tubuhnya gemetar hebat, dan setiap inci tubuhnya begitu sensitif hingga sentuhan ringan darinya saja bisa membawanya ke puncak.
Tapi pria brengsek yang bisa mengantarnya ke surga itu hanya memandangnya dari atas tanpa gerakan.
"Su Nanfeng, kamu...!! Brengsek!"
Menghadapi makiannya, dia tetap tenang. "Aku akan memberimu lebih banyak setelah istirahat sebentar."
Beberapa saat kemudian, tubuhnya tiba-tiba menindih lagi. Bibir tipisnya menciumnya.
"...Mm..." Wu Yuxuan mencoba mendorongnya, "...En, mm... lepas... kamu... aku tidak mau main lagi... aku... benci kamu..."
"Gadis baik, aku janji ini yang terakhir kali."
Bibir mereka kembali bertaut.
“……Wu Yuxuan tercium napasnya tersengal-sengal, tubuh pria ini seolah memiliki sihir yang selalu mampu membuatnya mabuk asmara dengan mudah. Tangannya menutupi gundukan salju montoknya, menunduk, lalu mengulum puncak lembutnya. Bagaimana mungkin dia bertahan terhadap rangsangan ganasnya ini, erangan pecah-pecah mulai keluar.”
“……hmm, hmm……”
Erangan mesra Wu Yuxuan bagai obat perangsang nafsu, mendesaknya untuk segera masuk.
Su Nanfeng menarik tangan wanita itu menggenggam benda panas dan besar miliknya, "Sayang, kali ini kau yang memasukkan sendiri, ya."
“Aku tidak mau...mmm...lepaskan aku...”
Tanpa memberi kesempatan menolak, benda besar di telapak tangannya semakin membara. Dibimbing tangannya, benda itu ditempatkan di lubang intimnya. Permintaan seperti ini selalu membuatnya merasa hina, namun tubuhnya justru sepenuhnya tunduk pada sentuhannya.
Saat benda besar Su Nanfeng mengarah ke lubang intimnya namun tak kunjung masuk, pantatnya tak tahan mengangkat diri untuk menelannya.
Saat Wu Yuxuan menyelimuti benda itu, terdengar suara dengusan berat penuh kepuasan. Jelas dia tak tahan dengan tekanan eratnya namun tetap ingin digencet lebih kuat.
“Sayang, aku suka inisiatifmu ini.”
“……Seolah memberi hadiah atas inisiatifnya, kedua tangannya memegang pinggangnya, bokong kerasnya bergerak maju, masuk dengan dalam, lalu ia menarik keluar dan menghantam lagi. Dia tak kuasa menahan guncangannya, hanya beberapa kali napasnya menjadi lemah.”
“……Jangan……terlalu dalam, mm ah……”
Su Nanfeng menekan tubuh indahnya yang lemah gemulai ke bangku panjang, membungkukkan badan menggunakan dadanya untuk menindih sepasang payudara tegak, licin, dan menggairahkan. Puncak salju yang tegak itu menggesek otot dadanya, membuatnya kembali merintih malu dengan suara mendesah memikat.
Wu Yuxuan mendengar suara penuh gelora cintanya sendiri, wajah kecilnya meringkuk di dada Su Nanfeng. Detak jantungnya menggila, tangan yang menyentuh kulit saljunya tak bisa lagi menahan diri. Seperti harimau kelaparan, ia menyambar puncak salju itu dengan mulut, menghisap sambil mempercepat ritme hantaman di bawah, menikmati kelezatan tubuhnya.
Tangan besar Su Nanfeng menggenggam erat payudara putih bersalju Wu Yuxuan. Putik kecil kemerahan di ujungnya mengeras cepat oleh jari-jarinya yang terampil. Desahan keluar dari bibirnya saat gesekan keras batang panas pria itu di liang perawan menciptakan gelombang gatal menusuk. Seluruh tubuhnya bergetar tak tertahankan, pinggulnya bergoyang liar mengikuti irama gairah.
"Tidak... ah... aku tidak tahan..."
Setiap hantaman Su Nanfeng begitu cepat, dalam, dan beringas. Kaki Wu Yuxuan gemetar lemas. Pandangannya berkunang-kunang disapu gelombang orgasme beruntun. Diam-diam dia mendambakan hantaman yang lebih kasar, lebih dalam menusuk rahim.
Ritme ganas itu mengguncang tubuhnya. Batang besar yang terkubur di rahim berdenyut-denyut gairah. Daging lembut di dalam liangnya mencengkram erat benda keras itu, mengulum setiap lekuk besi panas yang basah oleh cairan kewanitaan.
Su Nanfeng mencengkeram bahu Wu Yuxuan. Hantaman terakhir yang dalam membawanya ke surga. Kontraksi jalan lahir wanita itu menyedot habis benih pria itu, menggiring mereka bersama ke puncak kenikmatan.
Wu Yuxuan hanya merasakan dunia di depannya berwarna putih berkilauan, seolah mengambang di awan tanpa titik pendaratan. Dia memeluk lehernya erat-erat sambil menerima pelepasan darinya, bagian terdalam jalan rahimnya menerima sepenuhnya esensi yang meledak darinya, sensasi penuh yang membawa gelombang panas dan kelembutan yang membara... Dia mendongak sambil merintih, mengeluarkan suara rintihan panjang yang lengket.
Semalam Su Nanfeng hanya mengambil Wu Yuxuan sekali. Pagi ini dia bangun lebih awal, tubuh mungilnya terkunci dalam lingkaran lengan besinya yang dominan, sama sekali tak bisa bergerak, namun anehnya memberikannya rasa aman.
Hal terindah adalah membuka mata dan langsung melihat orang tercinta di hadapan.
Wu Yuxuan sangat yakin dengan perasaannya. Meski Su Nanfeng tak menghargai hatinya, dia tetap mencintainya dalam-dalam. Cintanya tak pernah berkurang, malah semakin dalam. Cinta bak racun ini kadang membuatnya merasa hina, namun nyatanya dia sungguh mencintainya - mencintai sifat dominannya, kedinginannya, dan setiap kali dia menaklukkannya di ranjang.
Mengingat kembali kegilaan semalam, wajah Wu Yuxuan memerah membara. Entah apakah ada yang melihat adegan mereka di bangku panjang itu? Jika ada yang melihat...
"Sudah bangun?" Suara berat Su Nanfeng bergema.
Seperti perasaan tersembunyinya terbaca olehnya, jantungnya berdesir gelisah, "Hm, aku sudah bangun."
Tangan besar Su Nanfeng yang melingkari pinggangnya bergerak, berpindah ke lekuk tubuhnya yang putih dan mencubit keras, sensasi sentuhannya masih sama memesankannya.
Karena serangan tiba-tiba itu, dia menjerit "Ah", menggeser tubuhnya untuk menghindari sentuhannya.
Di luar dugaan, Su Nanfeng melepaskannya.
Wu Yuxuan yang berada sangat dekat dengan Su Nanfeng bisa mendengar dentuman jantungnya sendiri yang keras, dia yakin pasti pria itu mendengarnya, membuatnya kembali dilanda ketegangan tanpa alasan...
