BAB 087 Cepat berhenti, aku tidak mau lagi!
Su Nanfeng berlutut di belakang Wu Yuxuan, merangkul puncak pantatnya. Dengan tak sabar ia memasukkan benda besar-nya ke dalam saluran madu yang sempit. Masuknya yang tiba-tiba membuat gadis itu kaget, menyebabkan lubang intimnya mengerut ketakutan dan semakin erat membungkus benda asing yang tiba-tiba menyerbu masuk.
"Sial! Jangan terlalu ketat..." Tangan besar Su Nanfeng menyelusup melalui ketiaknya dan menggenggam bola salju putih yang bergoyang di udara, jemarinya menggoda putik merah muda di puncak payudara. Di bawah permainan kejamnya pada putik merah itu, gadis itu perlahan mulai rileks. Benda besar-nya terdorong masuk, memberinya perasaan kepenuhan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
"Hmm... Ah... Hmm..." Kekosongan Wu Yuxuan terisi penuh olehnya. Sensasi indah merambat ke otaknya, membuatnya mabuk kepayang."
"Sayang, jangan ditahan suaramu." Benda besar Su Nanfeng bergerak-gerak, matanya terpejam menikmati kelezatan tubuhnya. "Bersuaralah..."
"Hn... Hmm..." Wu Yuxuan tak kuasa menahan suara erangannya. Di bawah serangan bertubi-tubi, lubang intimnya kembali mengeluarkan cairan pelumas. Merasakan aliran panas itu, tiba-tiba ia mendorong dengan keras sampai ke bagian terdalam.
"Ah... Hmm... Ah..."
Kedua tangan Su Nanfeng erat mencengkeram pinggulnya, mengangkatnya lebih tinggi agar bisa masuk lebih dalam. Matanya setengah terpejam menikmati gelombang kenikmatan tubuh.
"...Jangan lagi..."
Wu Yuxuan benar-benar kehilangan kemampuan untuk melawan di bawah paksaan kerasnya. Sensasi ekstrem yang menyenangkan di jalur madu membuatnya lemas dan mati rasa, seluruh tubuh lunglai tak bertenaga. Suara permohonan manja terus keluar dari mulutnya, cairan panas dalam tubuhnya mengalir tak terkendali. Kenikmatan yang menyatu dengannya dengan cepat menyebar di otaknya, merasakan keperkasaannya menggesek jalur madunya hingga mati rasa. Cairan panas yang deras mengalir keluar bersamaan dengan gerakan menusuk dan menarik benda besarnya, mengungkap betapa kuatnya kenikmatan yang dia rasakan saat ini...
Pipi Wu Yuxuan memerah seperti api, sepasang mata indahnya dipenuhi api musim semi, malu-malu namun berseri. Di bawah serangan kerasnya, suara erangannya terdengar manja seperti kicau burung.
Benda besar Su Nanfeng dengan ganas menembus kedalaman sempitnya. Dengan tanpa sadar dia memutar pantat putih saljunya yang indah, mencengkeram erat benda liar yang keluar-masuk itu. Dengan malu dia menyambut sentuhan benda besar itu di dinding gioknya, gelombang demi gelombang cairan kental seperti giok mengalir deras seperti mata air, menetes di sepanjang paha putihnya.
Su Nanfeng bertanya dengan suara rendah: "Nyaman tidak?"
Mendengar itu, Wu Yuxuan langsung tersipu malu. Dengan perasaan malu dia menyadari sumber peach blossom-nya semakin basah.
“Hmm¨” Wu Yuxuan yang wajahnya memerah bak musim semi mengeluarkan erangan manja, pasif menanggapi setiap tarikan dan tusukannya, menahan setiap dorongan kasar yang menghujam ganas.
Di bawah guncangan gila pria itu, dia mencapai puncak ekstase dalam badai nafsu, merasakan sensasi mati-surga saat tubuhnya diguncang keras. Saat liang madunya mengencang, benda besar itu tak menarik diri, terus menghujam dalam-dalam dengan kekuatan penuh. Cairan panasnya menyembur dari rahim, membakar hasratnya hingga semakin liar bergerak bak piston.
Di mata Wu Yuxuan yang dalam dan memikat, kabut tipis mulai menyelimuti. Liang madunya masih menyedot benda besar yang nyaris pecah itu. Cairan licinnya membuat gesekan semakin lancar. Dengan erangan terputus-putus bak rayuan dan permohonan, dia merintih tak karuan: "Oh~ Hnng~ Jangan... Kau terlalu kuat... Jangan... Aku tak tahan... Lelah sekali..."
Lutut Wu Yuxuan tidak sanggup menahan tubuhnya, seluruh badannya lemas tak berdaya di atas ranjang. Su Nanfeng memutar tubuhnya hingga berhadapan langsung, meraih tubuh licinnya ke dalam pelukan. Di bawah telapak tangannya terasa kulit lembut nan mulus, dua buah "bola salju" menggoda dengan pucuk merah muda di dadanya bergesekan dengan dada pria itu. Lututnya menekan dan membelah paha panjang nan putih bersihnya, mengarahkan "senjata" perkasanya ke celah paha yang menggoda.
Su Nanfeng menatap bibir merahnya yang menggoda, tak kuasa menahan diri lagi menyatukan mulutnya dengan bibir lembut itu. Lidahnya menyusup masuk, menggoda lidah mungilnya, menyedot madu manis dari mulut perempuan itu.
"Hmm... Berhenti, cepat berhenti... Aku tidak mau lagi..." Dia benar-benar tak sanggup menahan.
Tapi lidah Su Nanfeng telah membungkam mulutnya, sementara tangan mengenggam "tumpukan salju" lembutnya. Jari-jarinya mengusik pucuk keras yang telah tegak, membuatnya mendesah gemetar. "Aduh~ Kamu ini ngapain~~~~~ Lepaskan aku..."
Paha Wu Yuxuan dipaksa terbuka lebar. Jari-jarinya menyusup masuk ke "lorong basah" yang telah licin oleh cairan, merasakan selaput tipis yang membungkus jemarinya. Jari itu menggali dan mengebor dalam-dalam, masuk-keluar berulang kali, diiringi desahan dan rintihan perempuan itu.
Su Nanfeng mulai lagi menggerakkan pinggulnya, masuk keluar di jalur intimnya, menggosok-gosok. Dia sedikit menekan pantatnya dan menusuk lebih dalam, merasakan dengan jelas benda besarnya terjepit oleh dinding lembut Wu Yuxuan. Dia mengangkat kaki kanannya ke bahunya, membuka lubang intimnya, dan memaksakan benda besarnya masuk ke dalam tubuhnya dengan bantuan cairan licin.
Dia tidak tahu ini sudah berapa kali dirinya dipenuhi olehnya, "Ah..." keluhnya panjang penuh kepuasan. Dia hanya merasakan sensasi aneh yang menggigil, geli, asam, dan gatal menembus tubuhnya hingga ke titik terdalam.
"Sakit sekali, terlalu sakit..."
Mendengar suaranya, rasa bersalah tiba-tiba muncul di hatinya, tapi dia berkata: "Sayang, kau terlalu cantik, aku tidak tahan... Bertahanlah sebentar, aku akan cepat selesai."
Su Nanfeng menghentakkan pinggulnya dengan keras, membuatnya menjerit kesakitan, "Su Nanfeng, bisakah kau pelan-pelan..."
"Akan kucoba."
Lidahnya melilit puncak kecil kemerahan yang manis di bukit putihnya, ujung lidahnya mengisap lembut lalu dengan ganas... Salah satu tangannya memegang bukit tegak di sisinya, dua jarinya menjepit puncak kemerahan yang membengkak itu dan mulai menggosoknya, sementara benda besarnya terus masuk keluar menekannya.
Gelombang kenikmatan yang dahsyat menerjang, Wu Yuxuan hampir pingsan. Ombak kebahagiaan dengan cepat menenggelamkan rasionalitasnya. Dia terengah-engah, membiarkannya menguasai tubuhnya.
"Hmm..." Rintihan keluar dari mulut Wu Yuxuan. Tangannya tanpa sadar meraih pinggangnya, tubuhnya bergerak menyambut. Inisiatifnya langsung membangkitkan gairahnya. Pria itu mulai mempercepat dorongan, menabrak "tembok giok"-nya dengan kuat. "Plak! Plak! Plak!" Suara berirama keras tak henti bergema.
Wu Yuxuan mencengkeramnya erat, seluruh tubuhnya kejang-kejang dalam hentakan. Dia mencapai puncak klimaks sekali lagi.
Su Nanfeng berkata dengan penuh keyakinan: "Aku pasti akan membuatmu terus-menerus orgasme."
Wu Yuxuan berjuang menahan siraman hujan kehangatannya, tubuhnya gemetar. Dia menyadari lubang intimnya semakin basah. Saat penetrasinya semakin liar dan dalam, dia tak tahan rangsangan kuat itu. Matanya berkaca-kaca, bisikannya pecah: "Nh... perlahan... terlalu... dalam..."
Su Nanfeng juga merasakan stimulasi intens. Tangannya meraih lekuk pantatnya. Di saluran madu terasa ribuan mulut kecil mengisap batang besarnya. Setiap dorongan kuatnya mengayunkan tubuhnya mengikuti gerakan pinggangnya.
Dengan seluruh tenaga, dia mendorong alat kelaminnya yang besar ke dalam liang sempit nan panas miliknya dengan gesit.
Wu Yuxuan menjerit parau: "Ah!!"
Su Nanfeng berhenti bergerak setelah mencapai puncak, alat kelaminnya yang besar menekan erat leher rahimnya yang lembut, menuangkan cairan pekat miliknya langsung ke dalam tubuhnya. Pancaran panas tak henti menyembur, disertai getaran liar. Dalam kekacauan ekstrem ini, leher rahimnya mencengkeram erat kehangatannya, membuat dinding vaginanya bergetar nikmat, tubuh mungilnya gemetar lembut dalam kenikmatan.
Su Nanfeng memuji: "Hmm... Luar biasa..."
