Bagian 088 Ingin menghajarmu lagi, bagaimana?
Telapak tangan Su Nanfeng meremas lengkung dada montok Wu Yuxuan dengan penuh nafsu, gelombang kenikmatan menyapu tubuhnya. Pipinya memerah malu tak berani menatapnya.
Melihat rasa malunya, nafsunya berkobar. Pinggulnya menghentak menyodok alat kelamin besar yang masih tertanam dalam tubuhnya, membengkak oleh cengkeraman daging lembutnya yang rapat. Tubuhnya gemetar, "Kamu!!"
Su Nanfeng membuka dan mengangkat kaki mungilnya yang lemas, terus-menerus menusukkan benda bulat besar nan tebal ke dalam liang sempitnya, mulai menggesek dengan liar lagi...
Mata Wu Yuxuan yang menggoda setengah terbuka, gemetar oleh tusukan ganas yang keluar-masuk dalam tubuhnya membuatnya terengah-engah.
Dia menurunkan kedua kakinya dan membaringkan tubuhnya miring, mengangkat salah satu pahanya, dengan suara "plung" menyelusup dari samping.
Tusukan dari samping menembus lebih dalam, Wu Yuxuan bisa merasakan "naga ungu"-nya mondar-mandir ganas di antara pahanya. Semakin cepat ritmenya, erangan semakin nyaring, gerakan tubuhnya yang meliuk-liuk justru memicu serangan yang lebih ganas.
Setiap tusukan Su Nanfeng menyentuh dasar terdalam, saat ditarik keluar mengalirkan madu kental. Gelombang kenikmatan mengguncang saraf-saraf sensitifnya, seluruh tubuhnya bergetar bagai semut bergerombol merayapi daging, memaksanya tunduk pada kegilaan ini.
Cengkeraman ketat Wu Yuxuan kembali melilit "benda keras" raksasa Su Nanfeng. Cairan kental mendidih yang mengalir dari dalamnya membuat "naga ungu"-nya hampir tak bisa menahan gerbang terakhir.
Keringat harum membasahi tubuh Wu Yuxuan. Ekspresi kemayu di wajahnya menunjukkan dirinya telah tenggelam dalam kenikmatan, jiwa-raga takluk oleh daya tahan prima dan teknik mumpuni pria ini.
Dalam posisi menyamping yang dipertahankan selama lima enam menit, Su Nanfeng akhirnya menurunkan kaki panjangnya yang terangkat tinggi, menggunakan posisi pria di atas wanita di bawah yang paling normal untuk menikmatinya, kedua tangannya membelai tubuh putih saljunya, "Cantik sekali..."
Su Nanfeng mengatur kakinya dalam posisi M besar, dia kemudian lebih leluasa mendorong ke depan dan menarik keluar, menarik sampai ke gerbang rahasianya lalu menghunjamkan sekuat tenaga hingga terdalam, menarik keluar, lalu menusuk dalam-dalam lagi...
Wajah cantik Wu Yuxuan memerah padam, gigi mutiaranya yang terkertap tetap tak bisa menahan erangannya, dia tanpa sadar menghempaskan gelombang nafsunya berulang kali ke puncak.
"Gadis baik, aku tak tahan lagi... aahh..."
Perempuan di bawahnya mengangkat puncak pantat menyambut tusukan terakhirnya, sebelum kenikmatan mematikan menyergap otaknya dia menghunjamkan pusat rahasianya, menggosok-gosokkan ujung kukuhnya dengan ganas, cairan panas menyembur deras mengisi relung terdalamnya.
Rasa nikmat dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh Wu Yuxuan, bibir merahnya terbuka lemah, erangan meluncur: "Terlalu dalam..."
Tubuh Wu Yuxuan terus-menerus bergetar, napasnya semakin tersengal, kesadarannya kabur yang tersisa hanyalah kepuasan nyaman, wajah ayunya dipenuhi hawa birahi, hidungnya sesekali mengeluarkan desahan kecil.
Setelah mengalami beberapa kali puncak, Wu Yuxuan merasakan seluruh tenaganya seolah terkuras habis, tubuhnya tergelepar di atas tempat tidur besar.
Seluruh esensi Su Nanfeng telah masuk ke dalam tubuhnya. Dengan suara "blup", benda besar miliknya menarik diri dari liang madunya. Aliran kental putih campuran esensinya dan cairan panasnya mengalir dari pangkal paha wanita itu ke seprai...
Saat Su Nanfeng pulih dari sisa-sisa kenikmatan itu, dia mengangkat tubuh lelah wanita itu ke kamar mandi. Bak mandi dipenuhi air hangat untuk merendamnya.
Air hangat yang menyelimuti tubuhnya meredakan kelelahan Wu Yuxuan. Melihat pria yang duduk bersamanya di bak mandi, dia melemparkan cipratan air dengan kasar, "Su Nanfeng, dasar bajingan!"
Su Nanfeng menahan senyum panas sambil menangkap tangan kecilnya yang meronta, "Yang menikmati bukan cuma aku..."
"Jangan lanjutkan, cukup..." Wu Yuxuan menutup mulut Su Nanfeng dengan tangan. Pria ini bukan hanya bertenaga, tapi juga jago mengolok. Padahal jelas dia yang tak pernah puas, tapi bisa seenaknya bilang ini karena wanita itu yang menginginkannya...
Brengsek!!!
Su Nanfeng melepas tangan yang menutup mulutnya, "Baik, aku berhenti. Sebagai permintaan maaf, biar kuhadapimu mandi."
"Pergi! Aku bisa sendiri." Wu Yuxuan menepuk keras punggung tangan pria itu hingga terlepas.
"Jika tidak ingin aku memintamu sekali lagi, lebih baik kamu bersikap manis."
Mendengar ancamannya untuk mengulangi, gadis itu langsung terkejut dan berubah menjadi anak baik yang tak berani bergerak sedikit pun.
Melihat kepatuhan Wu Yuxuan, Su Nanfeng tahu ancamannya berhasil. Ia menuangkan sabun mandi ke telapak tangan dan mengoleskannya merata ke tubuhnya. Sepanjang proses itu, wajah gadis itu tetap memerah membara.
Su Nanfeng tersenyum jahat sambil menyelipkan jarinya ke celah sempurna tubuhnya, dengan sengaja mencubit daging lembutnya hingga membuatnya mendesah gemetar. "Su Nanfeng, kamu!!... Curang!"
"Aku sedang membantumu mandi, mana ada curang."
"Su Nanfeng, hentikan! Berhenti, aah..."
Tangan Su Nanfeng yang menyusup ke celah mutiaranya tiba-tiba mengganas, menemukan kuncup kecil di antara pahanya dan mencubitnya keras. Rasa asam-menggigil menyergap, matanya berkaca-kaca sambil memandang penuh dendam: "Bajingan! Bangsat! Dasar keparat... Aku, aku akan membunuhmu! Aah... lepaskan, cepat lepas... hiks, aku salah, sungguh salah, kumohon lepaskan..."
Su Nanfeng meningkatkan tekanan cubitannya hingga gadis itu benar-benar menyerah, hanya bisa merintih memohon penghentian.
Menyaksikan transformasi sikap keras menjadi tunduk itu, hatinya dipuaskan seperti kucing yang baru saja menangkap tikus.
Tangan Su Nanfeng melepaskan cubitan pada kuncup kecilnya, menarik lengan dan mengangkat tubuhnya sebelum menekannya ke tepi bak mandi. Posisinya kini berlutut merangkak dengan bokong terangkat, langsung berhadapan dengan "naga ungu" tegak miliknya.
Su Nanfeng berlutut di belakangnya, mengarahkan "senjata" berbahaya yang telah tegak ke Lubang intim. Kekerasannya menggesek-gesek bibir intimnya.
"Su Nanfeng, jangan... aku sudah tidak kuat..."
Tamparan keras Su Nanfeng mendarat di bokongnya, suara "pak!" yang menggema memicu atmosfer mesum dan membangkitkan nafsu terpendamnya. "Aku ingin menghajarmu lagi, bagaimana ini?"
"Aaa——" Wu Yuxuan menjerit kaget ketika jalan intimnya tiba-tiba mengencang. Sadar bahwa dia hanya menyodok ujung kerasnya tanpa masuk, giginya gemeretak marah. "Su Nanfeng, kamu...!"
Su Nanfeng tertawa jahat. "Kenapa? Kecewa?" Ujungnya menyodok lagi. "Jika mau, aku bisa memberimu..."
"Tidak! Benar-benar tidak..." Tenaganya sudah habis untuk menahan gempurannya lagi.
Setelah mendengar, Su Nanfeng dengan berbahaya menarik naga ungu yang tegak dari area sensitifnya. Saat dia mengira akhirnya pria itu mengampuninya, tangannya yang mungil direngkuh dan ditarik paksa ke pelukan. Seketika tangan kecilnya jatuh pada benda panasnya.
Wu Yuxuan kembali terkejut. Dia sudah memaksanya dua kali, mengapa... miliknya masih begitu bergairah...
Su Nanfeng memegang wajah Wu Yuxuan, mencium bibirnya. Lidahnya menjelajahi rongga mulut hingga bibirnya memerah dan napasnya memburu. Tangannya merayap ke tumpukan salju di dadanya - gundukan putih yang montok dan bulat sempurna, harmonis dengan pinggang rampingnya yang menggoda, membentuk pemandangan memikat yang tak bisa dialihkan.
