BAB 100 TAK AKAN BERHENTI SEBELUM MEMBUATMU LUMPUH
Su Nanfeng menyelusupkan lidahnya ke mulut Wu Yuxuan saat dia berbicara, menggulung lidah mungilnya, menjilati setiap sudut bibirnya hingga basah kuyup. Di bawah gempuran lidah garangnya, lidah Yu Xuan perlahan mati rasa, kesadarannya mulai mengambang. Tanpa disadari, lidah merah mudanya tiba-tiba merangkul lidah panjangnya, respons tak terduga ini membuat nafsu Su Nanfeng meledak, memicu perampokan yang lebih gila!
"Sudah lama sekali berciuman, Su Nanfeng melepaskan bibir kecilnya. Dia segera terengah-engah 'huh-huh', wajah kecilnya memerah, dua gundukan putih salju yang menggoda di dadanya naik turun seiring napasnya. Seluruh tubuhnya lemas terbaring di tempat tidur, benar-benar seperti orang yang tak berdaya."
"Benar-benar siluman kecil yang menggoda." Suara Su Nanfeng serak, berat, dan seksi, disertai nuansa keinginan yang tersembunyi.
Wu Yuxuan ingin mendorong pria yang menindihnya dengan kedua tangan, tapi kekuatannya mana bisa menandinginya. Dengan satu gerakan, dia merangkul tubuh mungil di bawahnya, membalikkan posisi dengan tenaga hingga tubuhnya terjatuh ke tempat tidur. Kedua tangan kuatnya menjepit pinggang rampingnya, lututnya menekuk di antara kedua pahanya, membuat kaki yang semula rapat terkunci terbuka lebar di hadapannya.
"Jangan..." Wu Yuxuan memprotes, posisi ini terlalu memalukan.
"Jadi baik... Jangan banyak bergerak..."
Suara Su Nanfeng bergema di telinganya. Tangannya melepaskan pinggangnya dan beralih memegang tulang lututnya. Bagian tubuh atas yang terbebaskan membuatnya cepat-cepat duduk, kedua tangan menutupi area intimnya. "Su Nanfeng, jangan dilihat, kumohon jangan dilihat..."
"Setujui jadi pacarku, aku tidak akan melihat."
"Jangan mimpi!"
Kepala Su Nanfeng mendekati lubang intimnya. Embusan napas hidungnya menyentuh daging yang lembut, membuat tubuhnya gemetar. "Su Nanfeng, kamu... enyahlah dariku!"
“Jadilah pacarku.”
“Jangan mimpi!”
Lidah panjang Su Nanfeng yang dalam menjilat di bibir basah gerbang rahasianya. Hanya dengan sentuhan ringannya, bibir intimnya bergetar tak terkendali, punggungnya menegang kaku, semburan cairan putih kental mengalir keluar dari Lubang intim.
“Su Nanfeng...”
Kepala Su Nanfeng semakin mendekat, lidahnya berhenti di bibir mulusnya lalu mulai menyapu-nyapu dengan cepat.
“Aah!!...” Wu Yuxuan tak lagi sanggup menahan, tubuh bagian atasnya rebah di tempat tidur dengan kepala terkulai ke belakang, jelas tak tahan geli yang datang dari bibir mulusnya. “Su Nanfeng, dasar mesum... hentikan ini...”
Su Nanfeng berpura-pura tidak mendengar, lidahnya terus menyapu tanpa meninggalkan satu titik pun area yang terlewat. Kenikmatan rumit yang tak terucapkan bergelombang menerpa otaknya. Dengan mengerahkan kekuatan pinggang, dia bangkit duduk sambil mendorong kepala berbulu lebatnya, "Kau minggir... Ah!..." Tiba-tiba tubuhnya kaku menegang. Saat gelombang kesemutan hebat itu mereda dari tubuhnya, tatapannya jatuh pada ujung lidahnya yang sedang mengelus-elus puncak Mutiara Giok-nya. Daya hantam visual ini membuat seluruh tubuhnya bergetar, liang madunya memancurkan aliran cairan licin baru. Melihat madu itu hampir mengalir melalui celah bokongnya ke sprei, ia tiba-tiba menghentikan serangan terhadap Mutiara Giok-nya. Lidah panjangnya menyapu ke bawah, menghisap seluruh madu yang baru saja menggenangi Lubang Intim itu, lalu menelannya perlahan di hadapan matanya.
“Su Nanfeng, kau benar-benar gila ya, kau… Ah!!” Wu Yuxuan berjinjit, bergulat-gulat. Dia bisa merasakan dengan jelas seluruh Lubang intimnya terbungkus erat oleh lidah panjangnya yang kuat. Lidah itu menyusup ke dalam Lubang intimnya lalu menggulung,
“Ck ck!” Gemericik air yang terdengar membuatnya malu membara. Wajahnya memerah terik, seluruh tubuhnya seolah-olah terbakar.
Ya ampun! Ternyata ia...
Su Nanfeng sangat puas dengan reaksinya, lidahnya tanpa ampun menyusup ke dalam lorong madunya, ujung lidah menekan dua kelopak giok berlumpur di gerbang rahasia, lidah kasar itu menggesek dinding bunga dengan kuat, menciptakan gatal dan rasa asam.
"...Jangan...berhenti, cepat berhenti...sangat geli!...Ah!...Su Nanfeng, kamu keluar...cepat keluar..."
Lidah Su Nanfeng menggesek dengan penuh semangat, kedua pahanya secara refleks menjepit kepalanya, terlihat seperti dia enggan melepaskannya. Tangan yang awalnya mendorong kepalanya kini terangsang oleh lidahnya, jemarinya menyelusup ke rambut pendeknya, pinggulnya melengkung mendekati mulutnya, ingin mendapatkan belaian yang lebih dalam.
Su Nanfeng menarik kedua tangannya, memaksa dia memegang lekuk lutut belakangnya sendiri. Dengan demikian, Lubang intimnya terbuka lebar, sementara kedua tangan bebas meraih payudara putihnya yang montok. Jempol dan telunjuknya mencubit dua putik merah muda, memutar dan menggesek tanpa henti hingga putik itu berdiri tegak, memancarkan pesona yang memikat.
Tiga titik paling sensitif di seluruh tubuhnya berada di bawah kendalinya, membuatnya menjerit-jerit dengan suara penuh kepasrahan dan permohonan.
Lidah Su Nanfeng menyedot keras bibir intimnya, memicu getaran yang lebih hebat pada tubuhnya. Pikirannya masih terbuai dalam gelombang kenikmatan ini, ketika dia sudah melepaskan Puncak Saljunya dan merangkak ke bagian atas tubuhnya, menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu yang menganga lemah.
Saat keempat bibir mereka bersentuhan, sepercik cairan mengalir dari mulutnya ke rongga mulutnya. Di bawah guratan lidah panjangnya yang liar, dia menelan cairan itu.
"Sayang, manis tidak? Ini rasamu sendiri."
Bunyi dengung memenuhi kepala Wu Yuxuan seakan disambar petir. Cairan yang baru saja ditelannya ternyata adalah... miliknya sendiri... sesuatu yang mengalir dari tubuhnya! Matanya yang berkaca-kaca menatap tajam ke arahnya, kepalan tangan mungilnya menghujam dada kerasnya berkali-kali. Dasar bajingan sadis! Dia tega memberinya minum cairan kotor dari sana, bahkan bertanya tentang rasanya...
"Su Nanfeng, kau benar-benar tukang mesum, brengsek! Kau jahat!!"
"Ya, aku memang jahat padamu." Sambil berkata demikian, telapak tangannya menutupi seluruh area intimnya, jari yang melengkung dengan ahli menemukan Mutiara giok di antara pahanya, mulai mengusiknya dengan gerakan jahat.
“Kamu!!!” Wu Yuxuan terkejut mendadak badannya melengkung ke atas, dada menegang tanpa sengaja menyodorkan gundukan putih bulat di dadanya ke mulutnya. Dengan sigap ia mengecup salah satu mutiara salju itu, mempercepat ritme jemari yang sedang menggoda Mutiara Giok.
“Pelankan, pelan… ah!..”
Suara Wu Yuxuan yang penuh rintihan memohon ampun, sayangnya permohonannya justru memicu keinginannya untuk lebih menggodanya.
“Gadis baik, enak tidak?”
Wu Yuxuan menatap Su Nanfeng yang tersenyum jahat itu, benar-benar ingin menggigitnya sampai mati. Pertanyaan memalukan seperti ini bisa diajukan tapi tak bisa dijawab. Si kecil yang kesal langsung membalas, “Enak apaan adek lo! Teknik payah gitu, ganti aku mending mati!!”
“Bagus!”
Diiringi geramnya, sebuah jarinya menyusup masuk membelah kelembaban.
“Hmm…” Wu Yuxuan tak kuasa menahan erangan kecil.
“Si kecil manis, hari ini tak akan berhenti sebelum kau lemas tak berdaya.”
