Bab 110 Aku Menginginkanmu! Ingin kamu seumur hidup
Tubuh Wu Yuxuan terdorong hingga sebagian berada di tepi tempat tidur. Agar tidak terjatuh, tangannya harus mencengkeram tepi tempat tidur erat-erat, namun dalam satu dorongan lagi tangannya terlepas, hanya berhasil memegang seprai. Sebagian besar tubuhnya sudah menggantung di tepi tempat tidur, rambut panjangnya menjuntai menyentuh lantai, tubuhnya setiap saat bisa terjatuh.
"Hmm... perlahan... kumohon." Wu Yuxuan mengeluarkan rengekan lemah tak berdaya dari hidungnya, namun rayuannya menusuk tulang. Rintihan manjanya ini memicu keganasan Su Nanfeng, justru membangkitkan dorongan cepat dan kuat darinya.
"Sayang, aku ingin kamu! Ingin kamu seumur hidup!!" Su Nanfeng menggenggam pinggang rampingnya, kekuatan serbuan yang begitu dahsyat membuatnya tak kuasa menahan. Kedalaman dan kekuatan tusukan itu seolah hendak mengikis Giok-nya, kehangatan menakjubkan di bawah tubuhnya di luar perkiraannya. Rangkaian kontraksi itu nyaris menyedot sumsum tulangnya, benar-benar permata berharga. Terutama saat mendengar Erotanan kepuasan dan pipi kemerahan menggairahkannya, jiwa raga dan mentalnya dipenuhi kepuasan dan pencapaian luar biasa. Gelombang kenikmatan yang bertumpuk-tumpuk menusuk relung hatinya, meluluhkan tulang punggung, membuatnya seolah mencapai nirwana.
"Ah... pelan-pelan... terlalu dalam... hmm... jangan... hentikan... aku mau jatuh... cepat berhenti..." Dalam guncangan terus-menerus Su Nanfeng, sosok menggairahkan yang separuh tubuhnya sudah menggantung di tepi ranjang itu semakin terdesak keluar. Tangannya menopang di lantai untuk menahan tubuh, namun pria gila itu masih terus menyerbu.
"Ah... benar-benar mau jatuh nih..." Tangan Wu Yuxuan mulai pegal dan nyeri, terutama di pergelangan, nyaris kehabisan tenaga di bawah serbuan bertubi-tubi pria itu. Namun dia masih bersemangat di atasnya... Sejatinya bukan hanya dirinya yang tergila-gila, dalam hati wanita ini pun sangat berharap jangan sampai dia berhenti...
Braak!
Aaa!
Wu Yuxuan menekuk sendi tangannya yang menopang di lantai karena pegal, tubuhnya terjatuh ke lantai memisahkan bagian yang menyatu antara dirinya dengan pria itu.
"Sayang!" Su Nanfeng yang seperti baru tersadar dari mimpi buru-buru turun dari ranjang dan memeluk wanita kecil yang terbaring di lantai, bertanya penuh perhatian: "Sakit jatuhnya?"
Wu Yuxuan menggelengkan kepala mengatakan tidak, pria itu masih memeriksanya sekali lagi sampai yakin dia baik-baik saja baru menghela napas lega.
Kepalan kecil Wu Yuxuan menghantam dada Su Nanfeng, merajuk marah: "Ini semua salahmu, salah kamu, membuatku..." Kalimat selanjutnya tak bisa diucapkannya lagi, terlalu memalukan.
Melihat ini, sudut bibir Su Nanfeng mengembang dengan senyum licik, "Sayangku, kita langsung saja begini."
"Ah? Mmm..." Wu Yuxuan belum mengerti maksud ucapannya, bibirnya sudah sepenuhnya ditutupi pria itu. Tubuh perkasa itu menindihnya ke lantai, sampai di antara paha lembutnya yang basah merasakan benda keras membara yang berdenyut-denyut, baru dia paham maksudnya... Tangan kecilnya mendorong bahunya, "Su Nanfeng, bagaimana bisa kamu begini, jahat... kamu ini... mmm..."
“Satu ciuman panjang yang membara membuatnya limbung, Su Nanfeng melepaskan bibirnya, “Ya, aku bajingan, aku yang paling jahat!” Mulutnya beralih ke putik kecil kemerahan di dadanya yang tegak, menghisap dengan kuat, pinggulnya sedikit melengkung, menubruk ke bawah dengan keras, kehangatannya segera dibungkus erat oleh dinding batu gioknya yang lembut. Ia terus menggerakkan pinggulnya cepat, suara cipratan air keluar-masuk terdengar “plok-plok”.
Su Nanfeng tetap meneruskan gerakan pinggulnya yang keluar-masuk, kedua tangannya menggenggam dua gumpalan salju lembut di dadanya. Dua buah merah kecil itu dipelintir dan diremas bergantian oleh jempol dan telunjuknya, dari mengeras sampai memerah kemudian membengkak, rasa sakit itu bercampur kenikmatan. Ia juga memaksa lidah mungil basah di kedalaman mulutnya untuk menjalin dengan lidah panjangnya. Si gadis membuka mulut, bola mata indahnya berkaca-kaca, tubuhnya lemas seperti lumpur, Gioknya berkontraksi tanpa sadar: “Ah…Oh…Tak kuat lagi…Jangan…Kumohon…” Wu Yuxuan erotanannya tak terkendali, Gioknya terus menghisap kehangatannya erat-erat dalam kontraksi dahsyat.
“Minta apa? Katakan, minta apa?”
“Hmm…Kumohon…Cepat berhenti…”
Jelas, ini bukan jawaban yang ingin didengar Su Nanfeng. Untuk menghukum ketidakjujurannya, ia mendorong ke depan dengan kuat.
“Ah…” Tubuh lembut Wu Yuxuan yang semula lunglai terangkat sepenuhnya dari lantai akibat dorongan kuat Su Nanfeng. Posturnya melengkung bagai busur, Salju Berkilau yang montok dan tegak bergetar di udara sambil menggigil hebat. Di bawah rangsangan intens, dia tak kuasa menahan erangan nikmat sebelum akhirnya memancarkan cairan hangat dari perut bawahnya.
Su Nanfeng sementara menghentikan guncangan pinggulnya, kedua tangan mencengkeram pantat mungil Wu Yuxuan sambil terengah-engah, menikmati cengkeraman ketat dari Giok-nya.
Dalam pandangan berkabut, Wu Yuxuan melihat ekspresi hanyut Su Nanfeng. Pipinya memerah karena malu, namun bercampur kepuasan dan kebanggaan tersembunyi akan obsesi pria itu padanya.
“Sayang, setelah kau puas, sekarang giliranku.”
Wu Yuxuan seolah tersambar petir. Padahal Su Nanfeng telah menyiksanya hingga lemas, ternyata pria itu belum benar-benar mulai? Tangannya menyelip ke ketiaknya dan mengangkat tubuhnya, seketika mengubah posisi menjadi cowgirl yang paling disukainya.
Selama transisi posisi, kehangatannya tetap tertanam dalam liang madu yang basah dan sensitif. Putaran 360 derajat di dalam liang itu membuatnya menjerit histeris.
“Sayang, kendalikan aku sesukamu.”
Su Nanfeng menghentikan gerakan berayun di pinggangnya, menggunakan kedua tangan untuk menstabilkan tubuhnya. Tujuannya jelas, ingin membuatnya sendiri menggerakkan pinggul untuk menggesek kehangatannya.
"Hmm, aku tidak bisa... aku tidak bisa..." Meski posisi ini bukan pertama kali, tapi sebelumnya selalu Su Nanfeng yang menggerakkannya. Tiba-tiba diminta memimpin, dia langsung panik, tak tahu harus berbuat apa selanjutnya.
"Sayang, kamu bisa. Coba gerakkan tubuhmu."
Di bawah bimbingan verbal Su Nanfeng, dia mulai memutar pinggang, mengayunkan pantat ke depan-belakang untuk menggesek kehangatannya. Kegembiraan yang dipimpinnya sendiri ini justru memberinya kenikmatan tak terucap, gelombang kenikmatan yang terus menerus mengalir membuat pikirannya kembali berkunang-kunang.
"Aah! Sayang, jangan berhenti, lebih cepat!" Su Nanfeng di bawahnya mendesak. Secara reflek dia mempercepat ayunan pantatnya, membungkus sepenuhnya kehangatan itu.
Wu Yuxuan menutup mata menikmati keindahan kali ini. Dalam guncangan pinggangnya yang liar, salju berkilau di dada yang menjulang bergoyang tak henti mengikuti gerakan tubuhnya. Rambut hitamnya yang berantakan melayang di udara, menciptakan pesona mematikan yang tak biasa.
"Hmm... Su Nanfeng, aku tidak tahan, bisakah kita berhenti..." Wu Yuxuan mengerang erotan (Erotanan) sambil merengek, namun pantatnya tak berhenti bergerak, malah ritmis mengayun mengelus batangnya. Tubuhnya lemas, napasnya terengah-engah, tanpa sadar kedua tangannya menekan dada pria itu, tanpa malu terus menggesekkan diri.
